nusabali

Nyepi dan Digital Minimalism

  • www.nusabali.com-nyepi-dan-digital-minimalism

Nyepi tahun saka 1945 dirayakan oleh seluruh umat Hindu di Bali.  Namun, sebelum Nyepi, ada tradisi yang dinamakan "Ogoh-ogoh". Ogoh-ogoh adalah boneka besar yang terbuat dari bambu, kertas, dan kayu, dengan berbagai bentuk dan ukuran.

Pamong Budaya Ahli Muda
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV (Bali-Nusa Tenggara Barat)

Ogoh-ogoh ini biasanya memiliki wajah yang seram dan menakutkan, karena melambangkan bhuta kala atau roh jahat. Saat Nyepi, umat Hindu di Bali berpuasa dari segala aktivitas yang dapat mengganggu ketenangan dan kesucian diri, termasuk puasa dari makanan, minuman, dan listrik selama 24 jam. Bagi umat Hindu pergantian tahun saka dirayakan dengan keheningan. Di hari ini, orang Bali merayakan dengan mengadakan praktek penyepian, dimana seluruh kegiatan dihentikan dan orang diharapkan untuk menghindari empat kegiatan yang disebut Catur Brata Penyepian, yaitu Amati Gni (tidak menyalakan api), Amati Karya (tidak melakukan pekerjaan), Amati Lelungan (tidak bepergian) dan Amati Lelanguan (tidak melakukan bersenang-senang).

Meskipun tampaknya kontradiktif, Nyepi sebenarnya merupakan perayaan yang penuh makna. Dalam keadaan sepi dan sunyi, kita dapat merefleksikan diri, memperkuat hubungan dengan alam, dan menumbuhkan kesadaran akan lingkungan sekitar kita. Nyepi juga menjadi kesempatan bagi kita untuk memberikan waktu dan ruang bagi pikiran, jiwa, dan tubuh untuk saling memahami.

Dalam 364 hari yang telah dilewati menuju Nyepi Saka 1945, manusia telah mengalami banyak perkembangan teknologi yang signifikan. Kemunculan internet dan web telah membentuk sebuah peradaban baru, yaitu Society 5.0, di mana manusia meningkatkan taraf hidupnya dengan menggunakan big data sebagai acuan. Namun, di sisi lain, penggunaan teknologi juga memunculkan sejumlah tantangan dan dampak yang perlu disikapi dengan bijak. Data dari Digital Report 2021 menunjukkan bahwa pengguna internet meningkat pasca pandemi COVID-19, dengan jumlah pengguna mencapai 4,66 miliar atau 59,5% dari populasi dunia, dan pengguna media sosial aktif mencapai 4,20 miliar atau 53,6% dari populasi dunia. Angka ini menunjukkan bahwa pengguna internet dan media sosial sudah mencapai setengah dari populasi dunia. Namun, kehadiran teknologi juga membawa dampak negatif, seperti penyebaran berita palsu dan penggunaan data pribadi yang tidak sesuai etika. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengembangkan kesadaran dan pemahaman yang lebih baik tentang penggunaan teknologi, dan memastikan bahwa penggunaannya tidak merugikan orang lain.

Kemajuan teknologi yang pesat saat ini telah membawa perubahan besar pada cara hidup kita sehari-hari. Dalam masa lalu, kita hanya dapat melepas kangen dengan keluarga atau sahabat melalui suara di telepon, namun kini kita dapat berbincang dan bertatap muka secara real-time melalui video call dengan biaya yang sangat terjangkau. Tidak hanya itu, teknologi juga mempermudah kehidupan kita dalam hal pesan antar makanan online yang dapat tiba dalam waktu beberapa menit, tanpa memerlukan pembayaran konvensional yang telah digantikan dengan E-pay. Inovasi teknologi terbaru telah memudahkan banyak hal dalam kehidupan kita sehari-hari. Namun, di samping dampak positifnya, kemajuan teknologi juga membawa sejumlah tantangan, seperti perubahan dalam cara kita berkomunikasi dan interaksi sosial. Terkadang kita lebih memilih untuk berkomunikasi melalui pesan teks atau media sosial, sehingga kita kehilangan nuansa interaksi sosial yang sebenarnya. Selain itu, teknologi juga dapat menjadi penyebab stres dan gangguan mental yang dapat mempengaruhi kesehatan kita. Oleh karena itu, dalam menggunakan teknologi, kita harus tetap mempertimbangkan dampaknya pada kesehatan dan keseimbangan hidup kita. Kita harus menggunakan teknologi dengan bijak dan bertanggung jawab, dan mengambil waktu untuk berinteraksi secara langsung dengan orang lain, menjaga keseimbangan antara kebutuhan online dan kebutuhan interpersonal kita.

Dalam era modern saat ini, kita sudah tidak dapat dipisahkan dari teknologi. Bahkan, teknologi sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Di satu sisi, teknologi telah memudahkan manusia dalam berbagai hal, termasuk dalam meningkatkan tingkat produktivitas produksi perusahaan. Namun, disisi lain, penggunaan teknologi yang berlebihan dapat membuat produktivitas manusia menurun. Masalah ini semakin diperparah dengan munculnya berbagai informasi yang tidak berkualitas di media sosial, yang membuat orang merasa jenuh dan mudah terjebak dalam lingkaran informasi yang tidak bermutu. Bahkan, hal ini juga dapat memicu munculnya hoaks dan informasi yang menyesatkan. Namun, meskipun demikian, banyak orang sulit untuk melepaskan diri dari penggunaan teknologi ini. Lalu, bagaimana solusinya agar manusia dapat menggunakan teknologi secara sehat dan produktif? Sebenarnya, kunci utama terletak pada pengguna itu sendiri. Teknologi hanya menjadi alat yang netral, tidak baik ataupun buruk. Hal ini diakui oleh Prof. Cal Newport dalam bukunya yang berjudul Digital Minimalism pada tahun 2019. Konsep digital minimalism ini menekankan pada pentingnya memusatkan waktu online pada aktivitas yang telah dipilih dengan cermat, sehingga dapat membawa manfaat yang optimal bagi diri sendiri. Dengan memilih menjadi seorang digital minimalis, manusia dapat kembali memfokuskan perhatian dan konsentrasi pada aktivitas yang penting dan memberikan manfaat positif bagi kehidupannya. Melakukan pemilihan dan pengaturan waktu secara bijak dalam menggunakan teknologi dapat membantu manusia untuk tetap produktif dan merasa hidup tanpa terbelenggu oleh pengaruh teknologi yang berlebihan. Oleh karena itu, sudah saatnya bagi kita untuk mempertimbangkan pilihan menjadi seorang digital minimalis, sehingga teknologi dapat menjadi alat yang bermanfaat bagi kehidupan kita, bukan sebaliknya.

Teknologi digital yang semakin berkembang membuat manusia modern dapat dengan mudah tergoda untuk menghabiskan waktu kosong dengan berselancar di media sosial, bermain game, dan berbelanja online. Namun, kelebihan penggunaan teknologi dapat menyebabkan pengguna menjadi mudah cemas, berpikiran negatif, bahkan mengalami depresi. Oleh karena itu, penting bagi manusia modern untuk menemukan keseimbangan dalam penggunaan teknologi. Dengan mengurangi kelebihan penggunaan teknologi, manusia modern dapat memberikan dampak positif pada cara pandang dan kualitas hidup mereka. Media sosial, sebagai salah satu teknologi digital yang populer, sebenarnya diciptakan untuk memudahkan manusia dalam berkomunikasi dengan orang-orang yang jauh dari kita. Namun, ironisnya kita sering kali tidak fokus pada lingkungan sekitar, bahkan termasuk pada lawan bicara kita yang berada di dekat kita. Namun, apakah media sosial benar-benar buruk? Semuanya tergantung pada bagaimana pengguna memanfaatkannya. Sejauh media sosial memberikan nilai tambah dan hasil positif bagi penggunanya, maka media sosial tersebut tidaklah buruk. Namun, penting bagi pengguna untuk memilih aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup mereka. Pilihan untuk mengadopsi filosofi digital minimalism, yang diperkenalkan oleh Prof. Cal Newport melalui bukunya pada tahun 2019, dapat memberikan solusi bagi manusia modern untuk memusatkan waktu online mereka pada beberapa aktivitas yang telah dipilih secara cermat, sehingga dapat membawa manfaat optimal bagi diri mereka sendiri. Dengan mengurangi kelebihan penggunaan teknologi dan memilih aplikasi yang tepat, manusia modern dapat mengembalikan perhatian dan konsentrasinya, sehingga dapat menjadi lebih produktif dan meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan.

Digital Minimalism adalah filosofi yang bertujuan untuk mengurangi penggunaan teknologi dan media sosial agar dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup manusia modern. Salah satu cara untuk mencapai tujuan ini adalah dengan melakukan Digital Declutter, yaitu menghapus aplikasi yang tidak berguna dan hanya membuang-buang waktu. Selain itu, Solitude juga dapat dilakukan sebagai cara untuk menghabiskan waktu sendiri dan fokus pada pemikiran dan kreativitas kita, sehingga dapat menghasilkan ide-ide baru. Penggunaan teknologi yang berlebihan dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang, menyebabkan kecemasan, pikiran negatif, dan bahkan depresi. Oleh karena itu, mengurangi penggunaan teknologi dapat memberikan dampak positif bagi kualitas hidup seseorang. Dalam Digital Minimalism, penting bagi pengguna untuk memilih aplikasi yang esensial dan memberikan nilai tambah bagi kehidupannya. Penggunaan teknologi yang bijak dapat membantu meningkatkan produktivitas dan kreativitas seseorang. Selama waktu offline, manusia modern dapat menggunakan waktu mereka untuk melakukan kegiatan produktif nyata dan membiarkan pikiran melayang ke sudut-sudut kreativitas. Hal ini dapat membantu meningkatkan kualitas hidup seseorang dan mencapai tujuan-tujuan mereka dalam hidup.

Komentar