nusabali

Digelar Tradisi Magegobog ‘Padu Telu’ Sebelum Pawai Ogoh-Ogoh

Mengenal Tradisi Khas Jelang Nyepi di Desa Adat Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung

  • www.nusabali.com-digelar-tradisi-magegobog-padu-telu-sebelum-pawai-ogoh-ogoh

Bandesa Adat Jimbaran, I Gusti Made  Rai Dirga mengatakan Magegobog terakhir dilaksanakan sekitar tahun 1977, sebelum munculnya istilah Pangerupukan.

MANGUPURA, NusaBali
Tradisi Magegobog yang telah lama hilang tahun ini kembali dibangkitkan oleh masyarakat Desa Adat Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung dengan melibatkan para sabha yowana atau sekaa teruna (ST). Tradisi ini digelar saat Pangerupukan atau sehari sebelum Hari Raya Nyepi, Selasa (21/3).

Bandesa Adat Jimbaran, I Gusti Made Rai Dirga mengatakan tradisi ini terakhir dilaksanakan sekitar tahun 1977 silam, sebelum munculnya istilah Pangerupukan. Namun, pihaknya kali ini ingin terus melaksanakan tradisi Magegobog karena merupakan warisan turun menurun yang adiluhung. “Semasa saya kecil masih dilaksanakan sekitar tahun 1977, tetapi sudah ada arahan dari pemerintah agar sebutannya menjadi Ngerupuk. Tetapi tentu saat itu tidak ada yang ingin berdebat dengan persoalan keagamaan. Sekarang, kami ingin tradisi ini kembali lagi,” ungkap I Gusti Made Rai Dirga saat ditemui di Taman Griya, Jimbaran, Sabtu (18/3) malam.

Alasan di Desa Adat Jimbaran menggunakan istilah Magegobog sebab istilah Pangerupukan asal katanya dari Ngerupuk. Di Desa Adat Jimbaran, Ngerupuk memiliki makna nyeruduk membabi buta. Sedangkan Magegobog merupakan warisan tetua mereka di Jimbaran yang sudah dilaksanakan turun temurun sejak dulu.

Sehingga dia ingin, tradisi ini kembali diangkat dengan mengajak para sekaa teruna (ST) yang terbagi menjadi tiga kelompok, yakni kelompok arah utara, selatan, dan timur. Mereka dibagi menjadi tiga kelompok yang menyuarakan bunyi-bunyian secara berkeliling ke arah berbeda. Selanjutnya mereka akan bertemu di satu titik. Di sana kemudian dipergelarkan seni pertunjukan yang berlokasi di Catus Pata Taman Griya pada, Selasa sore ini.

Lebih jauh I Gusti Made Rai Dirga menjelaskan, pelaksanaan tradisi Magegobog di Desa Adat Jimbaran ini dilakukan dengan menyuarakan berbagai jenis bunyi-bunyian yang jenisnya masih tradisional seperti Kekepuak atau gendang, Tek Tekan, dan yang lainnya. “Sarana itu bermakna untuk menetralisir pengaruh roh jahat,” imbuhnya.

Soal pengarakan ogoh-ogoh, hal tersebut kata Dirga akan tetap dilakukan. Hanya saja dia akan mengedepankan tradisi Magegobog ini terlebih dahulu agar kembali diketahui oleh anak muda. Sehingga penampilan tradisi ini akan ditampilkan terlebih dahulu sekitar pukul 16.00 Wita yang dilanjutkan dengan pawai ogoh-ogoh sekitar pukul 20.00 Wita berlokasi di Catus Pata Taman Griya.

Kali ini, kata dia tradisi Magegobog direkonstruksi dengan memadukan ‘Mepadu Telu’ sebagai rangkaian Magegobog, dimana selain tradisi juga ada seni pertunjukan fragmentari. Dalam seni pertujukan itu akan ada semacam perang antara unsur air dengan api, kemudian unsur angin datang dan menetralisir perang itu. “Kalau kami hanya Magegobog saja tentu kurang menarik. Kreativitas mereka tentu tidak berkembang sehingga dikombinasikan dengan gerak tari dan lagu-lagu,” papar Bandesa Dirga.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Panitia Magegobog Padu Telu, Anak Agung Bagus Brabham Denamar mengungkapkan akan ada 138 anggota sekaa teruna yang terlibat dalam tradisi ini. Ia juga membeberkan sebelum tampil pada hari Pengerupukan, pihaknya melakukan gladi bersih terlebih dahulu.

“Gladi bersih dilakukan tidak hanya sekali karena antisipasi perang api. Karena tahun lalu ada beberapa penonton dan sekaa teruna yang terkena percikan api sehingga tahun ini akan kami lakukan gladi terlebih dahulu. Sehingga dapat meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan,” ungkapnya.

“Mudah-mudahan Magegobog Padu Telu ini bisa berjalan dengan baik dan bisa menimbulkan semangat anak muda untuk mau pergi ke banjar. Sekaligus upaya untuk mengenalkan ke generasi muda tradisi di Jimbaran. Supaya tidak tradisi orang lain diketahui tetapi tradisi sendiri tidak diketahui,” harapnya. *ol3

Komentar