nusabali

Ilmu Komunikasi FISIP Unud Bagi Trik Merancang CSR Kreatif dan Efektif Untungkan Perusahaan

  • www.nusabali.com-ilmu-komunikasi-fisip-unud-bagi-trik-merancang-csr-kreatif-dan-efektif-untungkan-perusahaan

DENPASAR, NusaBali.com - Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Udayana berbagai trik merancang strategi corporate social responsibility (CSR) yang kreatif dan efektif menguntungkan perusahaan.

I Dewa Ayu Sugiarica Joni, Koordinator Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Unud menerangkan bahwa workshop ini adalah bagian dari pengabdian lembaga kepada masyarakat. Kegiatan ini berlangsung di ruang diskusi Dharmanegara Alaya Denpasar pada Kamis (16/3/2023) sore.

“Tahun ini kami mengusung konsep pengabdian yang berbeda dari sebelumnya. Hari ini kami menyuguhkan workshop yang sesuai dengan bidang keilmuan kami di Ilmu Komunikasi sekaligus untuk menyamakan persepsi soal CSR,” tutur Dewa Ayu di sela acara.

Jelas jebolan Universitas Dr Soetomo Surabaya ini, peserta workshop yang diundang sengaja dari kalangan jurnalis dan dosen. Sebab, pemahaman dan strategi CSR yang menarik dan menguntungkan perlu dimiliki insan komunikasi sehingga mampu menambah peluang bisnis.

Sementara itu, pembicara tunggal dalam workshop ini adalah Sam August Himmawan. Seorang konsultan komunikasi dan CSR dengan multi pengalaman dan jaringan di dalam dan di luar asosiasi humas tanah air.

Sam membeberkan bahwa CSR yang selama ini dipandang sebagai aksi kedermawanan korporat sebenarnya sebuah kebutuhan dari perusahaan. Kebutuhan itu bisa berupa keberlangsungan bisnis, citra baik, dan dampak finansial dari sebuah korporasi.

Pertanyaannya adalah bagaimana merancang sebuah strategi CSR yang kreatif dan efektif. Namun lebih dari pada itu, bagaimana agar CSR yang bentuknya aksi sosial di luar kewajiban perusahaan atau beyond compliance ini mampu juga menguntungkan secara bisnis.

“CSR itu sebenarnya kebutuhan perusahaan agar mereka bisa sustain (bertahan) di bisnisnya. Bukan karena mereka dermawan, bukan,” ungkap Sam.

Imbuh Program Coordinator di Indonesian CSR Society ini, bentuk-bentuk CSR berupa bantuan fisik dan fiskal yang sering dijumpai itu hanya spektrum mikronya. Sedangkan motivasi makro dari CSR adalah kebutuhan perusahaan agar bisnis mereka bertahan dengan menjaga citra baik.

Oleh karena itu, untuk merancang strategi CSR yang ciamik, diperlukan pemahaman terhadap proses bisnis perusahaan. Berangkat dari pemahaman ini, dapat dicari problem atau kebutuhan apa yang diperlukan masyarakat dan lingkungan yang sejalan dengan kepentingan perusahaan.

Ketika dua titik ini bertemu, strategi CSR yang dirancang diyakini bakal sukses besar. Di satu sisi dapat membantu masyarakat dan lingkungan. Di lain sisi, perusahaan diuntungkan baik secara citra maupun secara komersial.

“Contoh CSR kreatif yang efektif adalah akuisisi sebuah perusahaan kecap oleh Bango yang induknya Unilever. Syarat dari akuisisi itu adalah bahan baku pembuatan kecap tidak boleh diubah yakni kedelai hitam dan gula nira dari Pangandaran,” tutur Sam.

Isu yang dihadapi Bango Unilever ini muncul sebagai proses bisnis. Sebab, pada kala itu sekitar sebelum tahun 2007, ketersediaan kedelai hitam sangat langka dan begitu juga dengan gula niranya. Berangkat dari kebutuhan perusahaan ini, strategi bisnis dibuat ‘berkedok’ CSR.

Di tengah kelangkaan varietas kedelai hitam, Unilever menggandeng Universitas Gadjah Mada untuk mengembangkan kedelai hitam baru. Varietas baru ini dikenal dengan sebutan ‘malika’ yang kala itu berseliweran di televisi. Di lain sisi, problem pada produksi gula nira Pangandaran adalah fluktuasi produksi di tingkat petani.

Sedangkan perusahaan sendiri dikejar target produksi dengan jumlah bahan baku tertentu. Dari kepentingan ini, perusahaan merancang strategi CSR untuk membuat para petani ini mampu menyesuaikan kemampuan produksi pabrik. Langkah ini dilakukan dengan pengadaan sarana prasarana dan pendampingan.

“Saat itu kebetulan saya juga terlibat dalam timnya, kami berikan bibit kedelai hitam yang sudah dikembangkan, kami berikan alatnya, kami berikan pendampingan, dan hasil produksinya kami beli lebih tinggi dari harga di pasaran,” papar jebolan Universitas Paramadina.

Dari strategi CSR semacam ini kesejahteraan petani meningkat, produksi bahan baku terpenuhi, dan kepentingan perusahaan juga terakomodasi. Inilah yang disebut strategi CSR yang kreatif dan efektif di mana kepentingan perusahaan menjadi titik tolok yang berbuah dampak sosial dan lingkungan.

Selain itu, dampak dari strategi CSR ini pun masif sebab hampir semua merek kecap pabrikan saat ini menggunakan bahan baku yang sama seperti Bango. Walhasil, varietas kedelai hitam dan gula nira Pangandaran menjadi industri padahal awalnya hanya sebuah program CSR. *rat

Komentar