nusabali

40 Persen Mangrove Gagal Tumbuh

Terkendala Cuaca dan Pola Tanam

  • www.nusabali.com-40-persen-mangrove-gagal-tumbuh

SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak 2.000 pohon mangrove yang ditanam di pesisir laut Buleleng barat gagal tumbuh.

Pohon mangrove ini disapu gelombang pasang di awal tahun ini, selain juga pola tanam yang kurang efektif untuk bertahan dari cuaca ekstrim. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng Gede Melandrat, Kamis (9/3), mengatakan di tahun 2022 lalu, menanam 5.000 batang pohon mangrove di pantai Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Buleleng. Namun setelah dilakukan evaluasi belum lama ini yang mampu bertahan hanya 60 persen atau 3.000 pohon.

“Yang tidak bisa tumbuh ini kemarin selain karena cuaca ekstrem, tanaman habis disapu gelombang pasang juga disebabkan pola penanaman yang kurang dalam. Tetapi kalau lihat dari persentase yang bisa tumbuh sudah lumayan baik,” terang Melandrat.

Menurutnya pemulihan pesisir di Buleleng terus diupayakan. Termasuk di pesisir wilayah kota Singaraja. Uji coba penanaman mangrove di pesisir wilayah perkotaan tepatnya di Pantai Pidada, Kelurahan Banyuasri, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Hanya saja sebanyak 500 batang pohon mangrove yang ditanam seluruhnya tidak dapat bertahan.

“Yang di Pidada ini kondisi pesisirnya sudah pasir semua, sehingga uji coba yang kemarin gagal,” imbuh Melandrat. Namun upaya perbaikan lingkungan pesisir di kawasan perkotaan masih akan diupayakan. Rencananya penanaman mangrove kembali akan dilakukan dengan menggunakan media pot. Pola penanaman mangrove ini pun akan menggandeng Undiksha.

“Pot dari sampah organik sebagai media tumbuh awal mangrove sedang dikerjakan teman di Undiksha. Nanti bibit mangrovenya akan kami mohonkan dengan BPDAS (Balai Pengelola Daerah Aliran Sungai). Pengembangannya nanti dari hilir aliran sungai bertahap mengarah ke pantai,” kata mantan Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) ini.

Sementara itu bentangan panjang pesisir Buleleng 157,05 kilometer ini sangat memerlukan pemulihan. Mengingat keberadaan mangrove yang berfungsi menghambat abrasi dan pemecah gelombang pasang hanya bertahan di Kecamatan Gerokgak saja. Sedangkan di pesisir lainnya di Buleleng sudah habis. Abrasi pun tidak dapat dielakkan.

DLH Buleleng tahun ini kembali akan melakukan penanaman mangrove. Hanya saja pola pemulihan akan difokuskan di satu titik. Perbaikan ekosistem daratan dan lautan ini pun akan berpindah dengan daerah sasaran lainnya setelah satu titik fokus berhasil dihijaukan. *k23

Komentar