nusabali

Mata Air di Desa Pering Diduga Terkontaminasi Bakteri E-coli

  • www.nusabali.com-mata-air-di-desa-pering-diduga-terkontaminasi-bakteri-e-coli

Kemungkinan air tercemar kotoran binatang. Wajib masak air sebelum dikonsumsi.

GIANYAR, NusaBali
Salah satu sumber mata air di wilayah Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar diduga terkontaminasi bakteri E-coli. Dugaan itu mencuat lantaran beberapa warga yang biasa mengambil air di tempat itu secara misterius mengalami muntah dan diare. Utamanya anak usia 1 tahun sampai 4 tahun.

Plt Kadis Kesehatan Gianyar, Ni Nyoman Ariyuni saat dikonfirmasi membenarkan kondisi tersebut. Istri Camat Blahbatuh ini mengatakan telah memberi atensi terhadap kasus itu. "Di Pering sudah kelar kami tangani hampir dua minggu," ujar Ariyuni, Kamis (2/3).  

Ariyuni mengungkapkan, dari hasil penelusuran Dinas Kesehatan, ada 86 kasus Desa Pering. "Peristiwa itu terjadi pada bulan Pebruari lalu. Kami temukan kasus paling banyak pada kelompok umur 1-4 tahun sebanyak 32 kasus (37,2%) dan kelompok 5-9 tahun 13 kasus (15,1%)," bebernya.

Kondisi ini diperkirakan bisa meluas ke saluran air lainnya. Seperti dialami sejumlah anak-anak di Banjar Banda, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh. Anak-anak ini mengalami gejala sama, muntah dan diare. Bahkan ada yang harus opname di rumah sakit. Namun, Ariyuni mengatakan belum menerima laporan terkait kasus di Desa Saba. "Kami belum terima laporan," ujar Ariyuni.

Terkait kasus di Desa Pering, Ariyuni menduga masyarakat yang mengkonsumsi air minum dari sumber mata air wilayah itu tidak dimasak terlebih dahulu. Ini berisiko terkena diare. "Berdasarkan gejala klinis dan masa inkubasi, dugaan sementara  kasus itu disebabkan oleh bakteri phatogen (e coli, Campylobacter Enteritis) yang mencemari sumber mata air yang digunakan masyarakat untuk kebutuhan masak dan minum tiap hari," jelasnya.  

Upaya yang dilakukan, di antaranya pelacakan kasus, kontak dan faktor lingkungan. Pengambilan sampel air dari rumah tangga. "Rectal swab pada penderita yang belum mendapatkan antibiotik. Sosialisasi PHBS. Memperkuat jejaring suveilans di faskes. Pemenuhan obat, dan pemberdayaan PKK dalam pembinaan keluarga dan pemantauan kasus," jelas Ariyuni.

Ariyuni mengatakan, faktor penyebab tercemarnya mata air umum dan terbuka relatif banyak. Salah satunya dari kotoran binatang. Yang harus dilakukan masyarakat sebenarnya memastikan air itu aman sebagai air minum atau konsumsi. Selain itu harus dimasak sebelum diminum. "Mata air terbuka memang sangat riskan. Bisa saja dicek sekarang terlihat aman tapi besok lusa bisa tercemar atau sekarang bisa terlihat tercemar tapi nanti bisa bersih. Kembali lagi karena itu mata air terbuka," ujar Ariyuni. *nvi

Komentar