nusabali

Dihantam Ombak, KM Linggar Petak Karam

  • www.nusabali.com-dihantam-ombak-km-linggar-petak-karam

34 Mil Laut dari Pelabuhan Benoa, 1 Meninggal, 10 ABK Hilang

MANGUPURA, NusaBali

Musibah dialami kapal pencari ikan KM Linggar Petak 89 yang sedang melaut di Samudera Hindia tepatnya 34 NM (Nautical mile) atau 34 mil laut dari Pelabuhan Benoa, Denpasar. Kapal ikan yang mengangkut 15 anak buah kapal (ABK) itu dilaporkan karam setelah dihantam ombak besar pada, Selasa (28/3) siang. Akibatnya, 1 orang ABK meninggal dunia, 10 lainnya hilang dan 4 orang berhasil ditemukan dalam keadaan selamat. Saat ini, Basarnas Denpasar sedang melakukan pencarian terhadap ABK yang masih hilang.

Kepala Basarnas Denpasar, I Gede Darmada menerangkan KM Linggar Petak 89 diperkirakan karam di Samudera Hindia itu pada, Selasa siang pukul 13.00 Wita. Namun, karamnya kapal tersebut baru diketahui dan dilaporkan oleh agen Kapal KM Sumber Mina Samudera kepada pihaknya pada, Selasa pukul 18.05 Wita. Sehingga, proses penyelamatan dan pencarian baru mulai dilakukan pada, Rabu (1/3). Dalam proses pencarian itu, Basarnas Denpasar mengerahkan KN (Kapal Negara) SAR Arjuna 229. "Laporannya itu baru masuk kemarin sore. Makanya, kita langsung gerakkan KN SAR Arjuna sejak Selasa semalam. Namun, untuk proses pencarian baru dilakukan, Rabu pagi pukul 07.00 Wita," ungkap Darmada, Rabu kemarin.

Dijelaskan Darmada, dari laporan yang diterima, KM Linggar Petak 89 itu mengangkut 15 ABK yang bergerak dari Pelabuhan Benoa menuju Fishing Ground, namun naas ketika berada di posisi koordinat 09°21'S-115°03'T tiba-tiba datang ombak menghantam kapal tersebut hingga terbalik dan karam.

Selang 30 menit setelah kejadian, KM Bahari Nusantara 25 yang kebetulan melintas di dekat lokasi menyelamatkan beberapa ABK yang sedang bertahan di atas pelampung. "Ada 5 orang ABK yang berhasil diselamatkan oleh kapal itu. Namun, dari total tersebut, 1 ABK sudah dinyatakan meninggal dunia," jelas Darmada. Selain menyelamatkan ABK, KM Bahari Nusantara 25 itu juga berusaha mencari 10 ABK lainnya yang sampai saat ini masih dinyatakan hilang.

Dalam proses pencarian itu, tim Basarnas Denpasar yang menggunakan KN SAR Arjuna sudah tiba di lokasi kejadian dan melakukan penelusuran bersama di sana. Namun, sampai saat ini belum menemukan tanda-tanda keberadaan 10 ABK yang hilang tersebut. Selain mengerahkan personel dan peralatan penyelamatan, Basarnas juga menghubungi SROP dan VTS Benoa untuk e-broadcast mapel ke kapal-kapal yang berada di sekitar lokasi kejadian.

"ABK yang selamat dan meninggal itu sudah dievakuasi oleh KM Bahari Nusantara 25 ke Pelabuhan Benoa dan dilakukan pemeriksaan oleh tim. Sementara, KN SAR Arjuna sedang menelusuri lokasi karamnya kapal tersebut. Kami juga berkoordinasi dengan semua kapal yang ada di sekitar lokasi kejadian," jelasnya.

Dia juga berharap proses pencarian di lokasi didukung oleh cuaca baik sehingga bisa menemukan ABK yang hilang tersebut. Untuk jarak dan lokasi karamnya kapal pencari ikan tersebut sekitar 34 NM dari Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan dan membutuhkan waktu tempuh kurang lebih 2,5 jam sampai di titik itu. Dalam operasi kali ini, Darmada mengaku melibatkan 17 orang ABK, 5 rescuer, 7 orang Polair Mabes Polri, 6 orang Polair Pelabuhan Benoa dan 2 orang SAR Radio 115.

"Kami masih terus mencari. Tim kita sedang menyisir di dekat titik karam. Semoga cuacanya cerah dan gelombang tidak terlalu tinggi," harap Darmada. Sementara informasi yang dihimpun menyebutkan proses pencarian 10 ABK tersebut terkendala gelombang tinggi di lokasi kapal karam. Dalam pencarian kemarin Tim SAR belum menemukan tanda-tanda tenggelamnya kapal tersebut. Pencarian juga terkendala kondisi perairan Samudera Hindia yang mengalami gelombang tinggi antara tiga sampai empat meter. *dar

Komentar