nusabali

Dua Anggota DPRD Buleleng Bersitegang Saat Lakukan Kunker ke DPRD Bangli

  • www.nusabali.com-dua-anggota-dprd-buleleng-bersitegang-saat-lakukan-kunker-ke-dprd-bangli

BANGLI, NusaBali
Dua anggota DPRD Buleleng dikabarkan bersitegang saat melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke DPRD Bangli, Selasa (28/2).

Kedua anggota dewan beda partai ini sempat adu mulut, namun sebelum ketegangan berlanjut keduanya dilerai oleh staf DPRD Buleleng. Kejadian tersebut terekam kamera pengawas (CCTV) di kantor DPRD Bangli dan kemudian beredar.

Informasi yang dihimpun, DPRD Buleleng melakukan Kunker ke DPRD Bangli dalam rangka koordinasi dan konsultasi Pokok-pokok Pikiran DPRD dalam penyusunan RKPD tahun 2024, Selasa kemarin. Berdasarkan jadwal, kunker dilakukan pukul 08.00 Wita dan diikuti oleh 40 anggota dewan dan sejumlah staf.

Sementara itu, video CCTV yang beredar kejadian itu diketahui pukul 10.14 Wita. Dua oknum anggota dewan tersebut diduga berinisial KS dan NGW terlihat adu mulut di lobi kantor DPRD Bangli. Pada saat itu ada beberapa orang yang juga berada di lobi. Berawal saat NGW yang tengah berada di lobi DPRD Bangli. Kemudian datanglah KS yang baru keluar dari ruang pertemuan di lantai I DPRD Bangli. Terlihat keduanya sempat terlibat pembicaraan, dan KS sendiri beberapa kali sempat keluar masuk gedung DPRD Bangli.

Kemudian terlihat ada ketegangan dan nyaris adu fisik. Staf yang ada di lobi kemudian melerai agar tidak berlanjut. Setelah berhasil dilerai KS menuju ke parkiran, dan tak berselang lama dia meninggalkan gedung DPRD Bangli. Sementara NGW kembali lagi ke lobi DPRD Bangli. Selanjutnya rombongan DPRD Buleleng meninggalkan kantor DPRD Bangli.

Sekretaris DPRD Bangli, Nasrudin saat dikonfirmasi mengaku tidak mengetahui secara pasti mengenai keributan itu. Diakui jika saat itu dirinya sedang melakukan rapat di Gedung BMB. Sedangkan kunker DPRD Buleleng diterima oleh Kabag Perencanaan dan Keuangan AA Anom Sutarjana.

"Saya sedang rapat zoom koordinasi teknik pembangunan yang diadakan kementerian dalam negeri. Acaranya saat itu dimulai pukul 10.00 Wita, sehingga saya pukul 10.00 Wita kurang sudah di sana," jelasnya. Mantan Kabag Hukum Setda Bangli ini mengaku langsung menanyakan ihwal keributan itu apakah dari internal sekretariat DPRD Bangli atau tidak. "Kabag dan staf menyatakan tidak ada apa-apa. Tapi setelah kita lihat rekaman CCTV, suasananya memang ada keramaian di lobi. Namun kami tidak bisa memastikan apa masalahnya. Karena rekaman CCTV tidak disertai voice atau suara," sebutnya.

Disinggung soal siapa yang melakukan keributan, Nasrudin menegaskan yang jelas bukan dari internal sekretariat DPRD Bangli. Pihaknya tidak berani memastikan siapa yang terlibat atau masalah yang diperdebatkan. Sementara itu dikonfirmasi terpisah Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna menampik anggota DPRD yang terekam kamera CCTV itu melakukan baku hantam. Supriatna menegaskan peristiwa yang terjadi saat Kunjungan Kerja (Kunker) di DPRD Bangli itu hanya kesalah pahaman.

“Tidak ada bertengkar mereka hanya salah paham dalam adu argumen,” ujar Supriatna singkat melalui pesan WhatsApp, Selasa sore. Sedangkan NGW, anggota dewan yang dikabarkan bersitegang dengan rekannya saat dihubungi terpisah menyangkal jika sampai ada perkelahian. Dia bersama rekannya sesama anggota dewan dari partai berbeda, yakni KS hanya salah paham dan beda pendapat saat berdiskusi tentang Tata Tertib (Tatib) DPRD, setelah agenda kunker selesai.

“Besok (hari ini) saya bersama KS akan klarifikasi biar tidak bias beritanya. Intinya tidak ada permasalahan apa-apa. Awalnya kami berdiskusi usai kunker membahas Tatib DPRD, tapi ujung-ujungnya mengarah ke debat. Biasa orang Buleleng kalau debat di luar daerah dikira mau berkelahi,” ungkap NGW yang asal Fraksi Golkar ini.

Sementara itu KS saat dihubungi via telepon mengaku tidak ada permasalahan prinsip. Peristiwa ketegangan di DPRD Bangli yang beredar di rekaman CCTV itu hanya salah paham dari diskusi ringan. “Besok saja ya biar tidak bias. Kami baik-baik saja hanya salah paham sedikit. Memang agak keterlaluan bercandanya. Namanya juga masalah partai jadi sensitif,” jelas kader Demokrat ini. *esa, k23

Komentar