nusabali

Ajaib! Sampah Plastik Jadi Bensin, Apa Jadinya Setiap TPS3R Punya Mesin Ini?

  • www.nusabali.com-ajaib-sampah-plastik-jadi-bensin-apa-jadinya-setiap-tps3r-punya-mesin-ini
  • www.nusabali.com-ajaib-sampah-plastik-jadi-bensin-apa-jadinya-setiap-tps3r-punya-mesin-ini

DENPASAR, NusaBali.com – Yayasan Get Plastic Indonesia merakit mesin pirolisis yang mampu mengonversi sampah plastik menjadi bahan bakar solar dan bensin beroktan 92.

Mesin yang diberi nama Get Plastic Machine (GPM) ini diteliti sejak tahun 2013 untuk mengurangi pengolahan sampah yang tidak bertanggung jawab. Sebab, apabila berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) hanya akan ditumpuk tanah dan merusak lingkungan.

Hingga kini mesin tersebut sudah pada tahap GPM-Prototype 13. Mesin berukuran segerobak cilok ini mampu memroduksi bahan bakar dengan proses destilasi kering. Proses ini cukup mirip dengan pembuatan arak hanya saja bahan baku awalnya berwujud padat.

Pendiri Yayasan Get Plastic Indonesia sekaligus perakit GPM, Dimas Bagus Wijanarko, 45, menuturkan bahwa mesin ini sudah berada di tujuh titik di Provinsi Bali. Di luar Pulau Dewata, GPM sudah dioperasikan oleh 21 kelompok di bidang sampah dan lingkungan.

“Berdasarkan uji laboratorium di Lemigas dan Sucofindo pada 2022, GPM hanya tidak memenuhi lima dari 33 parameter yang ada. Temuan ini wajar karena mesinnya masih produksi rumahan,” tutur Dimas ketika dijumpai NusaBali.com dalam sebuah kesempatan di Denpasar belum lama ini.

Jelas pria asal Surabaya ini, GPM mampu menghasilkan solar melalui destilasi kering. Sedangkan untuk menghasilkan bahan bakar yang lebih baik, solar tersebut didestilasi basah.
Destilasi basah dari solar ini mampu memroduksi bensin beroktan 92 atau setara Pertamax.

Meskipun memerlukan dua siklus destilasi untuk memroduksi bahan bakar yang lebih baik, solar GPM sendiri sudah tergolong berkualitas. Sebab, memiliki nilai setana pada 63,4 atau lebih tinggi dari solar di pasaran dengan setana 48.

Diimbuhkan oleh teknisi GPM, Didit Galih, 29, segala jenis sampah plastik bisa diolah menjadi bahan bakar dengan mesin ini. Akan tetapi, untuk menghasilkan bahan bakar yang lebih optimal, ada empat jenis sampah plastik yang dinilai sesuai.

Foto: Solar produksi GPM dites dengan cara dibakar. -NGURAH RATNADI

Keempat jenis sampah plastik itu adalah high-density polyethylene (HDPE), low-density polyethylene (LDPE), polypropylene (PP), dan polystyrene (PS). Ungkap Didit, kode-kode kimia ini dapat ditemukan langsung di sampah plastik yang ada.

Sementara itu, sampah plastik yang paling sering ditemui adalah kantong keresek sekali pakai. Sampah plastik produksi rumah tangga dan konsumen ini termasuk LDPE karena ringan dan tidak tahan panas.

“Keempat jenis sampah plastik ini paling bagus digunakan sebagai bahan baku bensin dengan kualitas yang baik,” papar Didit ketika dijumpai dalam kesempatan yang sama.

Jelas Didit, GPM terdiri dua komponen utama saja. Kedua komponen itu adalah tabung reaktor dan kondensor. Tabung reaktor berfungsi untuk memanaskan sampah plastik menjadi gas. Kemudian gas dari pemanasan plastik itu didinginkan oleh kondensor.

Gas yang didinginkan berubah wujud menjadi cair dan menghasilkan solar. Solar dari destilasi kering ini dimasukkan kembali ke dalam tabung reaktor untuk melewati proses yang sama. Destilasi kedua ini adalah destilasi basah yang menghasilkan bensin.

“Satu kilogram sampah plastik biasanya menghasilkan 600 mililiter solar dan 200 mililiter bensin. Dalam kondisi kering, 10 kilogram sampah plastik hanya memerlukan 3 kilogram gas untuk memasak plastik menjadi gas,” beber pria kelahiran Jepara, Jawa Tengah.

Proses destilasi kering menghasilkan residu berupa bubuk karbon. Bubuk ini diklaim aman untuk ditabur langsung ke tanah atau dimanfaatkan sebagai bahan suvenir. Bahkan bubuk karbon tersebut disebut bisa dijadikan media tanaman pot.

Sayangnya, yayasan yang bermarkas di Desa Sibangkaja, Kecamatan Abiansemal, Badung ini tidak terlalu dilirik oleh pemangku kebijakan. Dimas selaku pendiri menyebut ada konflik kepentingan seperti politik minyak dan gas yang tidak bisa ditembus entitas lingkungan.

Mesin sederhana ini bisa saja dimiliki oleh setiap desa di Bali dalam hal ini Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R. Selain permasalahan sampah plastik mendapat solusi tambahan, luaran dari mesin ini bernilai ekonomi sirkuler sebagai penunjang bahan bakar kendaraan desa maupun untuk bisnis suvenir.

Selama delapan tahun terakhir, GPM masih ada pada tahapan penjajakan dengan beberapa entitas Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sedangkan gerakan menuju tahap produksi massal maupun sebagai pendukung fasilitas TPS3R belum ada muncul ke permukaan. *rat

Komentar