nusabali

Ditemukan Kalender Tradisional Kuno yang Berisi Panduan Dewasa

Konservasi Lontar Rangkaian Bulan Bahasa Bali V di Kecamatan Marga, Tabanan

  • www.nusabali.com-ditemukan-kalender-tradisional-kuno-yang-berisi-panduan-dewasa

Dari hasil konservasi, Tika ini dibuat dari kayu berbentuk segi empat, ukurannya tak jauh beda dengan ukuran kalender masa kini dan ditulis dengan Aksara Bali.

TABANAN, NusaBali

Serangkaian Bulan Bahasa Bali V, Penyuluh Bahasa Bali Kecamatan Marga lakukan konservasi lontar di Banjar Kuwum Mambal, Desa Kuwum, Kecamatan Marga, Tabanan, Rabu (22/2). Ada 15 cakep lontar yang berhasil dikonservasi dan sebagian besar dalam kondisi baik. Namun menariknya dalam konservasi ini ditemukan kalender tradisional kuno atau yang disebut dengan Tika.

Tika biasanya digunakan pada masyarakat zaman dahulu untuk mencari dewasa ayu (hari baik). Kalender kuno ini juga digunakan untuk menentukan rahina Purnama dan Tilem. Dari hasil konservasi yang ditemukan, Tika ini dibuat dari kayu berbentuk segi empat. Ukurannya pun tak besar lebarnya tak jauh beda dengan ukuran kalender masa kini. Dalam tika ini terdapat tulisan Aksara Bali.

Baga Lontar Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Tabanan, Nyoman Widana mengatakan konservasi lontar dilakukan di rumah I Made Suarsa. Lontar yang dikonservasi sebanyak 15 cakep. "Dari 15 cakep lontar ini, satu lontar tak bisa diidentifikasi karena sudah dimakan rayap," ujarnya. Menurut Widana lontar yang berhasil diidentifikasi sifatnya lontar umum artinya tak ada ditemukan lontar unik ataupun berbeda. Seperti misalnya lontar Wariga, Kekawin, Usada, dan Kanda.

"Lontar yang berhasil dikonservasi ini sebagian besar dalam kondisi baik karena disimpan dalam keropak dan diletakkan di piasan Merajan," beber Widana. Selain berhasil mengidentifikasi lontar, jelas Widana penyuluh Bahasa Bali juga menemukan kalender tradisional kuno yang disebut Tika. Kalender ini ditemukan jadi satu dengan lontar tersebut. "Tika adalah kalender zaman dulu, masyarakat biasanya dulu mencari dewasa ayu lewat Tika," katanya.

Terhadap Tika ini, diakui Widana pemiliknya tak pernah menggunakan. Hanya disimpan dan dilestarikan saja, sebab pemilik tidak tahu dan tidak paham cara menggunakannya. "Tika yang kami temukan dalam kondisi baik. Masih bersifat tradisional sekali serta tulisan aksara Bali masih bisa dibaca jelas," tandasnya.

Tika ini dahulu digunakan sama leluhur Made Suarsa. Usia Tika yang merupakan kalender tradisional ini diperkirakan usianya 1,5 abad, diperkirakan dibuat pada pertengahan tahun 1850. Tika itu sendiri akan dirawat oleh pemilik, sementara tidak digunakan karena tidak paham. Sementara itu, Pemilik Lontar Made Suarsa mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali, sehingga tetamian lelangit yang berupa naskah lontar tetap terawat dan terjaga dengan baik hingga saat ini. *des

Komentar