nusabali

Kabar Duka, Raja Denpasar IX Lebar

Sosok yang Memulai Kembali Abhiseka Raja di Bali Pasca Kemerdekaan

  • www.nusabali.com-kabar-duka-raja-denpasar-ix-lebar

DENPASAR, NusaBali
Raja Denpasar IX Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan lebar (wafat) pada usia 79 tahun (jelang 80 tahun) setelah berjuang melawan penyakit hati atau liver (sirosis) yang sudah diderita dalam beberapa tahun terakhir.

Raja Denpasar IX yang semasih walaka bernama Ida Tjokorda Ngurah Mayun Samirana wafat dalam perawatan di RSUP Prof dr I GNG Ngoerah, Minggu (19/2) dinihari pukul 00.00 Wita.  Putra tertua Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan, Anak Agung Ngurah Agung Wira Bima Wikrama,58, menuturkan Raja Denpasar IX sudah beberapa tahun terakhir bolak-balik melakukan perawatan penyakit hati yang dideritanya. Sebelum meninggal dunia di RSUP Prof Ngoerah, Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan menjalani perawatan di Wing Amertha RSUP Prof Ngoerah selama 10 hari.

Layon atau jenazah Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan telah disemayamkan di Bale Gede atau Bale Dangin Puri Agung Denpasar Jalan Veteran Denpasar setelah dibawa dari ruang jenazah RSUP Prof Ngoerah. "Tadi datang sekitar pukul 09.30 Wita. Ida Peranda sudah melaksanakan upacara nyiramin di bale," ujar Agung Wikrama ditemui di Puri Agung Denpasar, Minggu (19/2) siang.

Lebih jauh disampaikan Agung Wikrama, rangkaian upacara palebon Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan masih akan menunggu paruman para sulinggih yang rencananya akan digelar pada, Minggu (26/2). Pada paruman tersebut sekaligus memutuskan tingkatan upacara yang akan digunakan dan siapa Ratu Peranda yang akan memimpin upacara.

"Kami keluarga besar Puri Agung Denpasar belum bisa memutuskan sekarang karena harus ada paruman khusus untuk sulinggih. Beliau nanti yang memutuskan. Sampai ada keputusan rangkaian upacara, tidak ada upacara apapun, diibaratkan beliau masih tidur," ujar Agung Wikrama. Raja Denpasar IX meninggalkan 5 orang putra, 11 orang cucu, dan 2 orang cicit. Sosok Raja Denpasar IX Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan menurut putra tertuanya merupakan sosok yang penuh kharismatik. Bukan hanya di mata anak-anak kandungnya, namun juga di mata anggota keluarga besar.

"Yang jelas beliau mengayomi, bijaksana, sampai cucu-cucu diperhatikan juga," sebut Agung Wikrama.

Agung Wikrama mengatakan, nasihat dari Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan terutama terkait pelestarian budaya di puri selalu diikuti oleh keluarga besar Puri Agung Denpasar. "Komitmennya melestarikan budaya puri. Karena kalau budaya puri ini hilang habislah budaya kita (Bali, Red). Karena masyarakat kan melihatnya ke puri. Apa yang dilestarikan oleh puri itu yang oleh masyarakat diikuti," kata Agung Wikrama yang juga mengajar di Program Pascasarjana Universitas Mahendradatta ini.

Agung Wikrama menuturkan, Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan merupakan sosok yang pertama kali menginisiasi penggunaan kereta roda untuk membawa bade ke setra. Hal itu dimulainya ketika melangsungkan upacara palebon ayahandanya Ida Cokorda Ngurah Agung. Menurut Agung Wikrama, Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan memandang penggunaan kereta berroda untuk membawa bade merupakan bentuk adaptasi terhadap zaman yang tidak lagi sama.

Agung Wikrama juga menekankan bahwa Raja Denpasar IX merupakan sosok yang memulai kembali prosesi pengangkatan raja (Abhiseka Ratu) di Bali pasca kemerdekaan Indonesia. Diketahui pasca kemerdekaan kekuasaan tidak lagi berpusat di puri/kerajaan. "Jadi pelestariannya itu adalah ingin melestarikan budaya keraton di bidang pengangkatan seorang raja," sebut Agung Wikrama.

Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan lahir di Denpasar pada 15 Juni 1943. Semasih walaka bernama Ida Tjokorda Ngurah Mayun Samirana. Pada masa mudanya pernah menjadi pegawai di Kantor Gubernur Bali di masa kepemimpinan Gubernur Ida Bagus Mantra. Masuk ke dunia politik Ida Tjokorda Ngurah Mayun Samirana sempat menjadi anggota DPRD Bali dua periode dan anggora MPR satu periode.

Setelah ayahandanya Ida Cokorda Ngurah Agung wafat, Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan diangkat sebagai Raja Denpasar IX pada 25 November 2005. Sebagai seorang raja, Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan berhasil mengumpulkan raja/sultan se-Nusantara sehingga tergabung dalam sebuah wadah bernama Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) pada tahun 2006 dan didaulat sebagai ketua. Seiring berjalannya waktu, Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan mendirikan Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) pada bulan Agustus tahun 2019 dan selanjutnya juga didaulat sebagai Ketua Dewan Kerajaan Nusantara. *cr78

Komentar