nusabali

Kakawin Smaradahana, Relevansi di Kekinian

  • www.nusabali.com-kakawin-smaradahana-relevansi-di-kekinian

AKADEMISI sastra Bali dari Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana Putu Eka Guna Yasa SS MHum, mengatakan kekagumannya atas karya mahakawi zaman dulu.

Meski ditulis ratusan tahun lalu, nilai-nilai yang terkandung dalam Kakawin Smaradahana, misalnya, justru menghadirkan relevansi dengan permasalahan yang dihadapi manusia di zaman sekarang.

Bebernya, ketika manusia mulai bertindak secara pragmatis tanpa didasari cinta terhadap hal yang dilakukannya, maka ia hanya akan menghasilkan karya-karya yang seadanya. "Kita bisa menciptakan satu karya yang monumental, yang bermanfaat bagi masyarakat banyak, pasti didasari oleh cinta. Jadi kekuatan cinta lah yang digunakan untuk mencipta," ujarnya.

Guna Yasa menuturkan, bukan hanya kisah cinta Dewa Kama dan Dewi Ratih yang diceritakan dalam kakawin Smaradahana, melainkan juga kisah cinta antara Dewa Siwa dan istrinya Dewi Pratiwi. Dengan panah asmaranya, Dewa Kama membangunkan Dewa Siwa dari tapa bratanya dan membangkitkan kerinduannya kepada sang istri Dewi Parwati. Dari hasrat cinta Dewa Siwa dan Dewi Pratiwi tersebut lahirlah sang putra Dewa Gana.

Meski demikian, praktisi lontar ini mengatakan, ketika manusia mulai memaknai cinta dalam artian sempit, manusia telah melepaskan potensi besar dari cinta itu sendiri. Menurut Guna Yasa, cinta merupakan dasar dari sebuah penciptaan dalam arti luas. "Jelas sekali pesan dari kakawin Smaradahana ini tentang penciptaan. Penciptaan itu memang berasal dari percintaan," tandasnya.*cr78

Komentar