nusabali

Seorang WNI asal Bali dan Anaknya Jadi Korban Gempa Turki

Tertimbun Reruntuhan, Sudah Dimakamkan Kahramanmaras

  • www.nusabali.com-seorang-wni-asal-bali-dan-anaknya-jadi-korban-gempa-turki

DENPASAR, NusaBali
Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) asal Bali atas nama Nia Marlinda, ditemukan meninggal dunia bersama seorang anaknya tertimbun reruntuhan akibat gempa berkekuatan magnitudo 7,8 di Turki.

Korban telah dimakamkan di negara tersebut tepatnya di Kahramanmaras, Turki. Informasi terakhir menyebutkan korban meninggal atas nama Nia Marlinda di Bali beralamat di Jalan Nangka Permai II GG Drupadi no 4, Tonja,

Denpasar. Sementara alamatnya di Turki, yakni Barbaros Mah Lawyer Mehmet Ali Kisakurek Cad No 15 Kahramanmaras, Turkiye. Nia Marlinda kelahiran Denpasar pada 6 Desember 1991. Sedangkan nama suaminya Yasin Calisir berkebangsaan Turki.

Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Turki, Lalu M Iqbal dalam siaran tertulisnya yang diterima di Denpasar, Rabu (8/2) menyampaikan kabar duka tersebut telah disampaikan oleh KBRI Ankara kepada keluarga korban di Indonesia.

“Kolonel Amir, Atase Pertahanan RI KBRI Ankara, yang memimpin Tim Evakuasi ke Kahramanmaras telah memastikan pemulasaran almarhumah, dan KBRI telah mengkomunikasikan hal tersebut kepada keluarga almarhumah. Almarhumah dan keluarga dimakamkan hari ini, Rabu (8/2) di Kahramanmaras,” kata Dubes Iqbal dalam siaran tertulisnya.

Kahramanmaras atau Maraş merupakan kota yang berada di Turki bagian tengah. Kota tersebut berjarak lebih dari 600 kilometer dari ibu kota Turki, Ankara, dan berjarak lebih dari 1.000 km dari Istanbul.

Dalam siaran tertulis yang sama, Dubes Iqbal menyampaikan bahwa Nia Marlinda ditemukan bersama seorang anak berusia 1 tahun, dan suami korban yang berkebangsaan Turki. "Jadi yang meninggal di Kahramanmaras adalah 1 ibu WNI dan 1 orang anak usia satu tahun. Karena aturannya anak di bawah 18 tahun otomatis boleh pegang paspor Indonesia, jadi hitungannya 2 WNI yang meninggal dunia," ujarnya.

Tim evakuasi dari KBRI Ankara, Tim Konsuler Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, dan Tim Atase Pertahanan dan Perbinlu (Pejabat Badan Intelijen Negara) per Rabu kemarin telah mengevakuasi 123 orang di empat titik. Dari jumlah itu, dua di antaranya warga negara Malaysia, dan satu orang warga negara Myanmar.

Sejauh ini, tim evakuasi masih berupaya melacak dua Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Dyarbakir. “Terkait dua WNI pekerja spa/terapis yang berstatus belum bisa dihubungi di Dyarbakir, Tim Evakuasi yang dipimpin oleh Kombes Pol Budi Wardiman masih melakukan pelacakan di Dyarbakir sambil mengevakuasi 20 WNI di Dyarbakir dan Malatya,” kata Dubes Lalu M Iqbal.

Terpisah Juru Bicara Kemenlu RI, Teuku Faizasyah saat dihubungi semalam mengungkapkan belum mendapat informasi yang lebih detail terkait korban meninggal. “Namun diinformasikan bahwa korban meninggal telah dimakamkan dengan baik,” ujar Teuku Faizasyah singkat. Pada kesempatan lain, Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan ESDM Provinsi Bali, Ida Bagus Setiawan, Rabu kemarin menyampaikan pihaknya menerima informasi 1.375 PMI asal Bali yang bekerja di Turki dalam kondisi aman.

Ia menyampaikan informasi dari Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) jumlah pekerja migran asal Bali di Turki adalah 1.120 perempuan dan 255 laki-laki sehingga totalnya sebanyak 1.375 orang.

IB Setiawan mengatakan saat ini Disnaker Bali telah berkoordinasi dengan KBRI Ankara untuk pendataan ulang para pekerja migran asal Bali di negara Turki.

Sementara Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Buleleng memastikan sebanyak 401 PMI (pekerja migran Indonesia) asal Buleleng yang bekerja di negara Turki, dalam kondisi aman. Seluruhnya dinyatakan selamat dari gempa berkekuatan magnitudo 7,8 yang terjadi di negara itu.

"Ada 401 PMI Buleleng yang berada di Turki. Mereka dalam kondisi aman, kami terus koordinasi dengan BP2MI (Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia). Mereka masih didata bersama KBRI (Kedutaan Besar RI) di Ankara, Turki," jelas Kadisnaker Buleleng, Komang Sumertajaya ditemui, Rabu siang.

Ia merinci jumlah PMI asal Buleleng di Turki saat ini terdiri dari 63 laki-laki dan 338 perempuan. "PMI dari Buleleng yang paling banyak dibandingkan kabupaten lainnya di Bali yang bekerja di Turki," imbuh Sumertajaya. Sebagian besar pekerja migran itu bekerja sebagai tenaga spa. Sumertajaya mengaku terus berkoordinasi dengan BP2MI serta memantau perkembangan informasi PMI dari Buleleng yang bekerja di Turki. Kementerian Luar Negeri melalui KBRI di Ankara, Turki telah menyiapkan fasilitas untuk PMI, termasuk prosedur kepulangannya jika terjadi suatu hal pasca bencana itu.

Sedangkan sebanyak 38 WNI asal Tabanan juga dikabarkan selamat dari gempa dahsyat Turki. Hasil koordinasi Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Tenaga Kerja Tabanan dengan Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) bahwa WNI asal Tabanan yang bekerja di Turki jauh dari lokasi gempa.

Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Tenaga Kerja, I Nyoman Putra mengatakan estimasi WNI asal Tabanan yang bekerja di Turki sebanyak 38 orang. Kondisi mereka dikabarkan selamat dari bencana alam tersebut. "Sesuai informasi dari BP3MI WNI kita masih aman. Selain itu kita punya group WA dan belum ada informasi dampak gempa Turki. Jadi masih aman," ujarnya, Rabu kemarin.

Kata dia, dipastikan masih aman, sebab 38 WNI asal Tabanan ini bekerja jauh dari lokasi gempa. Mereka bekerja di Turki sebagian besar di bidang spa terapis, ada pula dari sektor hospitality hotel seperti waiters dan house keeping. "Maksimal kerja mereka ini sesuai kontrak 1 tahun. Jadi sampai saat ini WNI kita asal Tabanan tidak terdampak musibah," tegas Nyoman Putra.

Sementara itu salah satu PMI asal Tabanan yang kerja di Turki, I Gede Eka Pernanda Saputra mengaku dalam kondisi aman. Sebab pusat gempa yang terjadi berjauhan dengan lokasi kerjanya. "Saya kerja di Kota Izmit, sangat jauh dengan lokasi yang terdampak kami masih aman," aku pemuda asal Banjar Bantas Bale Agung, Desa Bantas, Kecamatan Selemadeg Timur ini.

Bahkan saking jauhnya, dia bersama teman asal Bali seperti Klungkung, Bangli, dan Negara tak merasakan gempa dengan magnitudo 7,7 tersebut. "Kontrak kerja saya satu tahun, saya baru berangkat. Saya kerja di bagian houskeeping," terangnya. *k22, des, mzk, ant

Komentar