nusabali

Waspada, Tinggi Gelombang di Pesisir Selatan Bali Bisa Mencapai 4 Meter

  • www.nusabali.com-waspada-tinggi-gelombang-di-pesisir-selatan-bali-bisa-mencapai-4-meter

MANGUPURA, NusaBali.com – Akhir-akhir ini pesisir Pulau Bali khususnya bagian selatan dihantam ombak yang cukup tinggi. Balai Besar Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar memprediksi akan adanya gelombang tinggi di pesisir selatan Pulai Bali dengan ketinggian bisa mencapai 2,5 hingga 4 meter.

Sub Koordinator Pelayanan Jasa, Tirtha Wijaya mengatakan pada bulan purnama biasanya lebih ke tinggi muka laut (air laut pasang) yang memperburuk ketika kondisi gelombang laut juga tinggi. 

Gelombang tinggi air laut itu pun diprediksi akan terjadi hingga periode 10 hari ke depan dengan potensi yang cukup tinggi.

“Beberapa periode ke depan untuk gelombang laut di perairan utara Bali sekitar antara 1 – 2,5 meter. Sedangkan di perairan selatan Bali sekitar antar 2,5 meter sampai 4 meter. Sehingga perlu diwaspadai pada laut selatan pulau Bali,” ujar Tirtha saat ditemui di ruang kerjanya, di Jalan Raya Tuban, Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, Jumat (3/2/2023) siang.

Dari data BBMKG Wilayah III Denpasar yang telah dihimpun NusaBali.com, tinggi gelombang laut 1,25 - 2,5 meter (sedang) berpeluang terjadi di laut Bali, Laut Sumbawa, Selat Lombok bagian utara, Selat Alas bagian utara, dan Perairan utara Sumbawa.

Sedangkan tinggi gelombang laut 1,5 – 4,0 meter (tinggi) berpeluang terjadi di Selat Badung, Selat Bali bagian selatan, Selat Lombok bagian utara, Selat Alas bagian Utara, dan Perairan Utara Sumbawa.

Lebih lanjut, Tirtha menjelaskan hal ini terjadi karena adanya fenomena tekanan rendah di wilayah selatan Jawa hingga selatan Bali. Sehingga memicu terjadinya ketinggian gelombang air laut terutama di perairan selatan Bali. Namun, kondisi di wilayah lain terutama wilayah perairan bagian utara Bali kecenderungannya lebih rendah dari pada di perairan bagian selatan Bali. 

Sementara, soal kecepatan angin pada saat itu, Tirtha menerangkan kecepatan hembusan angin di angka 5 knot hingga 20 knot atau setara 9,25 – 37,04 kilometer per jam. 

Selain itu, menurut Tirtha potensi banjir pesisir atau rob  ini juga berbeda waktu di setiap wilayah. Secara umum, gelombang tinggi ini akan menimbulkan kerugian bagi masyarakat atau pelaku usaha yang tinggal di sekitar pantai. Saat ini, kecenderungan terjadi banjir rob berada di bagian Bali wilayah Selatan, seperti pesisir Gianyar  Tabanan, dan selatan Bali.

Sebagai informasi tambahan, agar dapat diperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran, Perahu Nelayan dengan kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter. 

Kapal Tongkang dengan kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter. Kapal Ferry dengan kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter. 

Lalu untuk kapal ukuran besar seperti kapal kargo atau kala pesiar dengan kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter.

Sehingga masyarakat dan kapal-kapal yang melakukan aktivitas di daerah yang tercantum dalam area peringatan dini, diimbau untuk mempertimbangkan kondisi tersebut sebelum melaut dan selalu memperhatikan update informasi cuaca dan gelombang dari BMKG. 

Fenomena pasang maksimum air laut juga dapat berdampak pada terganggunya transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir, aktivitas petani garam, dan perikanan darat serta kegiatan bongkar muat di pelabuhan.

“Bagi masyarakat yang tinggal ataupun yang berada di pesisir pantai untuk selalu mewaspadai terhadap banjir rob dan juga ketinggian gelombang yang cukup signifikan beberapa hari terakhir. Tentunya masyarakat harus memerhatikan informasi yang dikeluarkan oleh BMKG terutama dari kanal-kanal resmi seperti Twitter, Instagram, Facebook, dan juga fasilitas WhatsApp yang sangat membantu memberikan informasi terkait informasi cuaca ataupun kemaritiman,” pungkas Tirtha. *ris






 

Komentar