nusabali

Dari Sosialisasi Penerapan World Mosquito Program, Komisi IX-Pemprov dan WMP Berantas Demam Berdarah

  • www.nusabali.com-dari-sosialisasi-penerapan-world-mosquito-program-komisi-ix-pemprov-dan-wmp-berantas-demam-berdarah

DENPASAR,NusaBali
Komisi IX DPR RI membidangi kesehatan bersama World Mosquito Program (WMP) dan Pemprov Bali, dengan dukungan dari Pemerintah Australia dan Gillespie Family Foundation, bekerja sama untuk memberantas dengue (demam berdarah) dengan menggunakan metode Wolbachia di Pulau Bali.

“Di Indonesia, khususnya di Bali, kita telah menggunakan berbagai cara untuk mengendalikan penyakit dengue. Namun, kami belum mendapatkan hasil seperti yang diharapkan. Hal ini tentunya sangat mengkhawatirkan. Kami percaya bahwa penerapan metode Wolbachia adalah langkah yang tepat. Metode ini menawarkan solusi terbaik untuk menghilangkan penyakit dengue, sementara pada saat yang sama, tidak merusak lingkungan,” beber Anggota Komisi IX, I Ketut Kariyasa Adnyana dari Fraksi PDIP, saat sosialisasi penerapan metode Wolbachia untuk dengue di Graha Sewaka Dharma, Kota Denpasar, Rabu (1/2).

Dalam sosialisasi tersebut dihadiri Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara, sejumlah Bendesa Adat, para Kepala Desa, Organisasi Perangkat Daerah (OPD), serta Director of Advocacy and External Relations, WMP Asia Dr Claudia Surjadjaja dan lainnya.

Dalam sosialisasi kemarin, terungkap metode Wolbachia dikembangkan dengan memasukkan bakteri Wolbachia pada nyamuk Aedes aegypti. Bakteri ini dapat menghentikan kemampuan nyamuk tersebut dalam menularkan penyakit dengue dan penyakit lainnya, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Metode ini dipelopori oleh ilmuwan dari Monash University, Australia. Hingga saat ini, metode Wolbachia telah diimplementasikan di 12 negara di seluruh dunia.
           
WMP dan Pemerintah Daerah Bali akan melepaskan nyamuk ber-Wolbachia di seluruh wilayah perkotaan di Bali pada tahun 2023-2025 untuk melindungi sekitar 3 juta penduduk dari penyakit dengue. Kampanye tentang metode Wolbachia kepada masyarakat Bali akan dimulai pada pertengahan tahun ini. Sementara pelepasan nyamuk akan dimulai pada akhir tahun 2023.

Menurut Kariyasa Adnyana, penelitian pada tahun 2020 menunjukkan, penyebaran nyamuk dengan bakteri Wolbachia untuk pengendalian dengue akan menjadi intervensi yang efektif secara biaya di Bali. Pelepasan nyamuk ber-Wolbachia di Denpasar dan Buleleng diharapkan dapat mencegah sekitar 35.000 kasus penyakit dengue setiap tahun dan lebih dari setengah juta kasus – termasuk 80.000 kasus rawat inap selama 15 tahun terakhir.

“Selama beberapa dekade, penyakit dengue telah merugikan masyarakat, sistem kesehatan, dan ekonomi di Bali. Pada tahun 2020, dari seluruh provinsi di Indonesia, Bali memiliki angka insidensi penyakit dengue tertinggi dengan sekitar 270 kasus per 100.000 penduduk,” beber politisi kawakan yang mantan Ketua Komisi IV DPRD Bali ini.

“WMP akan mengembangkan kegiatannya di Indonesia dan memperluas manfaat metode Wolbachia untuk masyarakat Bali termasuk kepada banyak wisatawan yang mengunjungi Pulau Bali. Bali terhindar dari dengue sudah di depan mata. Hal ini sangat menjanjikan,” imbuh Dr Claudia Surjadjaja dalam keterangan tertulis kemarin.

WMP beserta Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Daerah Bali, Universitas Udayana dan dengan dukungan masyarakat setempat akan memulai pelepasan nyamuk mengandung Wolbachia di daerah yang paling parah terdampak penyakit dengue, yaitu di Kota Denpasar dan di Kabupaten Buleleng. Metode ini diharapkan akan memberikan manfaat kepada sekitar 1 juta orang di wilayah pelepasan. “Kami senang bukti yang ada menunjukkan bahwa metode Wolbachia menurunkan prevalensi demam dengue di berbagai negara Pasifik dan Asia Tenggara secara signifikan,” kata Anthea Griffin, Consul General pada Konsulat Australia di Bali dalam keterangan tertulis, Rabu kemarin. *nat

Komentar