nusabali

PDIP Buka Pintu untuk Kaesang

Akan Lebih Baik Mengikuti Jejak Jokowi dan Gibran

  • www.nusabali.com-pdip-buka-pintu-untuk-kaesang

‘Ya, sekiranya (Kaesang, red) mau masuk ke PDI Perjuangan, karena kami ini punya aturan bahwa dalam satu keluarga tidak bisa masuk dalam pilihan partai-partai yang berbeda’

JAKARTA, NusaBali

Rencana putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) Kaesang Pangerap terjun ke dunia politik mendapatkan respon sejumlah partai politik (parpol).

Termasuk PDI Perjuangan (PDIP) buka pintu untuk Kaesang. Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan, pihaknya akan menerima Kaesang Pangarep, bila ingin berkarya di politik lewat PDIP, mengikuti jejak Jokowi dan kakaknya Gibran Rakabuming.

Apalagi, di PDIP tak dikenal yang namanya satu keluarga inti (ayah, ibu, anak, red) berada dalam partai politik yang berbeda-beda. Karena itu, Hasto menilai akan lebih baik bila Kaesang masuk ke PDIP. Lantaran ayah dan kakaknya juga adalah kader PDIP. Hal itu diungkapkan Hasto, usai mengikuti Senam Indonesia Cinta Tanah Air (Sicita) yang merupakan rangkaian HUT ke-50 PDIP di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (28/1).

"Ya sekiranya (Kaesang, red) mau masuk ke PDI Perjuangan, karena kami ini punya aturan bahwa dalam satu keluarga tidak bisa masuk dalam pilihan partai-partai yang berbeda," kata Hasto dalam keterangan tertulisnya.

Hasto menilai komitmen satu keluarga tidak masuk partai yang berbeda-beda itu sangat penting untuk dibangun. "Karena itu juga menunjukkan suatu emotional bonding, kesadaran, dan pendidikan politik itu dimulai dari keluarga," tukas Hasto.

Politikus asal Yogyakarta ini menjelaskan, PDIP tentu sangat terbuka bagi Kaesang, untuk bergabung dan mengajukan permohonan untuk bergabung ke PDIP. Sebab dalam konteks keanggotaan, PDIP menggunakan stelsel aktif, sehingga siapa pun itu, harus mengajukan permohonan kalau mau bergabung ke PDIP. "Mengapa ada stelsel aktif? Karena itu sebagai sebuah momentum bahwa ketika masuk ke partai, mereka harus menyatukan diri, harus merelatifkan kepentingan individunya, dan mengedepankan kepentingan kolektif partai," kata Hasto.

Kepentingan kolektif partai ini, lanjut Hasto, didorong oleh ide, pemikiran, gagasan, dan cita-cita Bung Karno dalam pemberdayaan wong cilik, rakyat marhaen. "Karena itu lah harus muncul sebagai sebuah kesadaran bahwa berpolitik bukan untuk sekadar jalan pintas mencapai target individual, tetapi sebagai proses untuk mengikuti pendidikan politik dan kaderisasi serta bersedia ditugaskan oleh partai dalam bidang apa pun," terang Hasto.

Bagi PDIP, lanjut Hasto, pendidikan politik dari keluarga itu sangat penting. Karena itu pula dalam aturan pencalegan, misalnya, suami istri dari partai berbeda tidak bisa dijadikan sebagai caleg. "Kemudian dalam suatu keluarga itu kan ada pembatasan-pembatasan, dari segi jumlah, kecuali menjadi anggota dan satu keluarga tidak boleh ditugaskan dalam satu tingkatan yang sama," papar Hasto. *k22

Komentar