nusabali

Taekwondo Kids School Pilih Lippo Mall Kuta Jadi Tempat Latihan

  • www.nusabali.com-taekwondo-kids-school-pilih-lippo-mall-kuta-jadi-tempat-latihan

MANGUPURA, NusaBali.com - Setelah berhasil membuka keempat cabang di bilangan Jalan Gatsu, WR Supratman, Sanur (Denpasar), dan Bangli, Taekwondo Kids School Bali melebarkan sayapnya dengan membuka cabang di Kuta, tepatnya di Lippo Mall Kuta, Badung, Senin (23/1/2023).

Pendiri  Taekwondo Kids School Bali, Ray Monzon Antonio mengatakan pihaknya membuat sesuatu hal baru khususnya untuk Taekwondo Kids School (TKS) Bali yang membuka cabang kelima di Lippo Mall Kuta dengan harapan bisa meningkatkan gairah masyarakat untuk dapat berolahraga sambil rekreasi.

“Kenapa kita memilih mall sebagai tempat pelatihan, pertama karena mall itu merupakan pusat hiburan sehingga ada entertainmentnya. Karena orang saat ini ikut olahraga karena gaya hidup, style, jadi itu juga harus membuat orang-orang enjoy. Jadi dengan suasana mall yang nyaman, adem, dan bersih bisa meningkatkan gairah masyarakat untuk berolahraga khususnya anak-anak,” ujar Kepala Sekolah TKS Bali saat ditemui di Lippo Mall Kuta, Jalan Kartika Plaza, Kuta,  Senin (23/1/2023) malam.

Mantan atlet taekwondo Bali ini menerangkan, tenaga pengajar dari TKS sebanyak 11 orang yang berasal dari berbagai background yakni ada pelatih yang merupakan wasit taekwondo nasional, pelatih daerah, dan ada pula yang baru naik ke tingkat sabuk hitam. 

Pria yang akrab disapa Ray ini menuturkan banyak pilihan pelatih yang pihaknya sediakan mulai dari berbagai level, pengalaman, dan tingkatan sabuk.

Para pelatih tersebut pun turut diberikan pelatihan khusus untuk meningkatkan diri dan kualitas para pelatih.

Sebagai sebuah sekolah bela diri, TKS berdiri pada 29 Maret 2019 menerima murid rentang dari usia 2.5 tahun sampai usia 17 tahun. Mereka bisa belajar taekwondo mulai dari dasar. Adapun jumlah siswa yang terdaftar saat ini sebanyak 150 orang dan didominasi oleh usia 8-12 tahun. 

“Jadi kebetulan siswa kita juga banyak 5 tahun ke bawah. Antusias mereka juga sangat besar jadi dari usia dini kita latih kita perkenalkan bela diri taekwondo agar anak-anak itu menyukai olahraga,” terangnya.

Adapun program kelas yang ditawarkan yakni kelas reguler dan kelas prestasi. Jika para siswanya mengikuti sebuah kompetisi, Ray menjelaskan maka entitas latihan para siswanya akan ditambah dan dilatih lebih khusus secara berkala setiap ada ajang pertandingan. 

Durasi latihan pun selama satu setengah jam dengan entitas latihan dua kali dalam satu minggu yakni pada hari Jumat malam dan Minggu sore, tergantung pilihan yang diambil murid. 

“Untuk latihan mereka berdasarkan sabuk, jadi dari sabuk putih, kuning, dan hijau. Jika sekira bisa digabungkan latihannya maka akan kita gabungkan,” tuturnya. 

Berdiri selama 4 tahun, pihaknya telah banyak mengirim anak didiknya untuk mengikuti ajang perlombaan taekwondo seperti Kejuaraan Piala Gubernur Bali pada 3-5 Desember 2022 dengan mendulang medali emas, perak, dan perunggu masing-masing satu medali.

Memiliki Visi, ‘Menjadi Platform Kegitan Taekwondo Sebagai Gaya Hidup yang Terkemuka untuk Warga Lokal dan Global’ Ray berharap TKS dapat diterima oleh orang lokal maupun mancanegara untuk bisa mengikuti pelatihan taekwondo mulai dari usia dini sehingga bisa mengaktualisasikan kemampuan diri yang terbaik.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Kepala Sekolah, Vonny Yunita turut menerangkan antusias siswanya sangat bagus untuk berlatih. Sehingga dengan dibukanya cabang TKS di Lippo Mall Kuta membuat para masyarakat yang tinggal di daerah Kuta, Badung tidak perlu jauh-jauh untuk mencari tempat latihan taekwondo.

Vonny yang juga sebagai pelatih DAN 4 menjelaskan sebelum menuju ke latihan utama, pertama-tama para siswanya diajak untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu agar tidak terjadi cedera otot dan dilanjutkan dengan lari seputar kawasan mal.

Vonny turut menerangkan setiap 3 atau 4 bulan sekali TKS mengadakan ujian kenaikan tingkat. Sementara untuk menguji perkembangan hasil latihan sebagian murid juga dikirim mengikuti berbagai kejuaraan.

“Kalau untuk sabuk tertinggi saat ini adalah sabuk hitam. Saat ini sudah ada 10 sampai 15 orang. Ketika siswa sudah mencapai sabuk itu mereka bisa memilih apakah mereka ingin menjadi atlet, pelatih, ataupun juga wasit. Kita juga memiliki skala prioritas yakni ada program jangka pendek, menengah, dan panjang. Biasanya kita akan melihat potensi dari siswa sendiri. Kalau memang mereka berminat dan berpotensi ke level daerah sampai ke nasional bisanya kita ada tambahan lagi,” ujarnya.

Siswa TKS yang didominasi oleh anak-anak, membuat Vonny mendapatkan banyak tantangan sebagai seorang pelatih. 

“Kalau untuk mengajar adik-adik yang masih kecil itu perlu adanya kesabaran, karena namanya anak-anak mereka capek dan ingin istirahat lebih banyak. Tetapi kita buat suasananya itu seperti bermain, membuat mereka senang, enjoy, sehingga otomatis mereka akan mengikuti kembali program dari kita. Tetapi saya berharap mereka tidak hanya sehat secara jasmani dan rohani tetapi mereka bisa mendisiplinkan diri baik di kehidupan sehari-hari di keluarga atau pun sekolah dan juga tentu bisa menjadi kebanggaan bagi keluarga dan masyarakat,” harapnya.

Sementara itu, Dian Komala, 35, salah satu orangtua murid TKS membeberkan kenapa ia mengajak anaknya untuk mengikuti kelas taekwondo di TKS.

“Awalnya dari masa Covid-19 kurang lebih dua tahun yang lalu anak saya sekolahnya masih daring jadi kurang kegiatan. Dari pada diam di rumah lebih baik diisi dengan hal yang positif.

Anak saya agak kurang aktivitas fisiknya sehingga dengan mengikuti kelas ini saya harapkan anak saya jadi lebih rajin olahraga. Jadi tidak hanya saat les saja tetapi di rumah juga tetap olahraga,” ujar ibu dari Abimantrana ini.

Anaknya yang bernama Abimantrana itu sudah diajak untuk berlatih taekwondo sedari usia 4.5 tahun dan sampai saat ini sudah menginjak usia jalan 6 tahun.

Perbedaan aktivitas dan kesehatan anaknya pun, kata Dian mengalami perubahan yang lumayan pesat, mulai dari aktivitas fisik yang jarang sakit.

“Dulu ya anak saya sering batuk dan pilek atau deman. Saat ini karena aktivitas olahraga bertambah jadi anak saya lebih sehat. Harapan saya sih kalau dia mau tetap ikut Taekwondo mungkin ikut berbagai macam perlombaan, tidak harus juara yang penting dia memiliki motivasi dan memiliki jiwa kompetitif,” tutur perempuan yang tinggal di kawasan Jalan Imam Bonjol, Denpasar Barat ini. *ris

Komentar