nusabali

Cuaca 2023 akan Lebih Bersahabat, Fenomena La Nina Masuk ke Level Lemah

  • www.nusabali.com-cuaca-2023-akan-lebih-bersahabat-fenomena-la-nina-masuk-ke-level-lemah

MANGUPURA, NusaBali.com – Fenomena La Nina di Indonesia, termasuk Bali, akan mengalami pelemahan di tahun 2023. Kondisi mengarah ‘netral’ pun akan terjadi pada Februari-Maret mendatang. Setelah itu cuaca akan ‘sesuai’ dengan musimnya.

Prakirawan Cuaca Balai Besar Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, Diana Hikmah mengatakan La Nina ini merupakan fenomena mendinginnya suhu muka laut di Samudera Pasifik Ekuator yang mempengaruhi kondisi cuaca di wilayah Indonesia, seperti meningkatnya curah hujan dan dapat mengakibatkan musim hujan terjadi lebih awal.

Walaupun fenomena La Nina membuat sejumlah warga nampak khawatir hingga bulan Februari mendatang, namun kata Diana kondisi Fenomena La Nina tahun ini sudah masuk dalam kondisi atau level lemah. 

“Saat ini indeks La Nina sendiri berkisar antara -0.9 artinya dalam kategori lemah. Melemahnya La Nina ini diharapkan bisa kembali ke kondisi yang disebut kondisi netral (yaitu kondisi tidak ada La Nina ataupun El Nino) dan kondisi cuacanya normal sesuai musimnya,” ujar Diana Hikmah saat ditemui di ruang kerjanya di Jalan Raya Tuban, Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, Jumat (20/1/2023) siang.

Berdasarkan data terakhir BMKG memprediksi kondisi La Nina melemah dan menuju kondisi netral pada periode Februari-Maret 2023 mendatang. Diana pun menegaskan pihaknya masih terus memantau perkembangan dan menunggu update BMKG Pusat.

Diana mengatakan fenomena ini bukan hanya sekadar fenomena biasa namun memprediksi terjadinya La Nina triple-dip yang berlangsung lama yaitu sampai 3 periode dari tahun 2020 dan berlanjut sampai awal tahun 2023. Bahkan fenomena La Nina-triple-dip ini sempat terjadi pada tahun 2007-2010 silam.

"Fenomena ini berlanjut pada tahun 2023, akan tetapi dampak fenomena La Nina ini akan berbeda setiap tahunnya dan juga di setiap tempatnya. Fenomena La Nina ini tidak hanya berdampak di wilayah Bali saja tetapi juga berdampak bagi sebagian besar wilayah Indonesia,” jelas wanita berkacamata ini.


Tahun ini, dampak dari fenomena La Nina masih terdapat peningkatan curah hujan dan untuk wilayah Bali kondisi tersebut masih berubah-ubah setiap harinya tergantung dari faktor gangguan cuaca baik dari skala lokal ataupun regional. Puncak curah yang tinggi pun diprediksi akan sampai pada bulan Februari terutama di wilayah Bali bagian tengah.

Sehingga, kata Diana dampak yang terjadi dari curah hujan tersebut terutama untuk wilayah dataran tinggi dapat menimbulkan terjadinya tanah longsor dan pohon tumbang. Sementara untuk wilayah pesisir ataupun dataran rendah diprediksi akan terjadi banjir atau genangan air.

Sementara itu terkait perkiraan gelombang tinggi air laut, Diana menjelaskan prediksi gelombang laut di perairan selatan Bali berkisar 1 hingga 2.5 meter. Sementara kondisi kekencangan angin berstatus normal berkisar 5 sampai 15 knot atau setara dengan 9 sampai 27 kilometer per jam di sekitar laut Bali dan selat Lombok bagian utara.

Meskipun secara umum fenomena La Nina dalam kategori lemah, namun pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap kondisi cuaca yang dapat terjadi dalam musim penghujan tahun ini dan juga tetap waspada akan terjadinya gelombang tinggi.

“Tetap waspada akan terjadinya gelombang air laut yang tinggi mencapai 2.5 meter di selat Bali bagian selatan dan selat Badung, selat Lombok bagian selatan sampai ke perairan selatan Bali dan sampai Samudera Hindia selatan Bali. Sementara kondisi di wilayah perairan utara Bali, gelombangnya air laut cenderung rendah berkisar antara 0.5 sampai 1.25 meter,” jelasnya.
Melemahnya La Nina, diprediksi akan menyebabkan cuaca di Indonesia menjadi lebih kering dan curah hujan akan berkurang.

"Sebagian wilayah Bali normalnya mulai masuk musim kemarau pada bulan April, untuk detailnya menunggu release prakiraan musim dari BMKG pusat terlebih dahulu. Bencana yang akan kerap terjadi di musim kemarau nantinya perlu diwaspadai seperti kekeringan, Bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), dan lain-lain,” pungkasnya. *ris








Komentar