nusabali

Pangayah yang Bersihkan Patung Harus Sudah Mawinten

Sambut Imlek Griya Kongco Dwipayana Bersihkan Patung Dewa Dewi

  • www.nusabali.com-pangayah-yang-bersihkan-patung-harus-sudah-mawinten

Patung-patung di Griya Kongco Dwipayana dibersihkan menggunakan air suci yang berasal dari mata air yang muncul di dalam kongco. Air tersebut ditambah air tirta ditaburi dengan serpihan bunga mawar.

DENPASAR, NusaBali
Tempat persembahyangan umat Tridharma Griya Kongco Dwipayana Denpasar sudah bersiap menyambut Tahun Baru Imlek 2574 Kongzili yang akan jatuh pada Minggu (22/1). Tahun baru kali ini disambut dengan optimisme tinggi, bahwa umat manusia bisa hidup lebih baik terlepas dari pandemi.

Sejak Minggu (15/1), sebanyak 21 pangayah kongco mulai melakukan prosesi bersih-bersih dan memasang aksesoris Imlek, seperti lampion di kongco yang terletak di kawasan Tanah Kilap, Desa Pemogan, Denpasar Selatan. Sebelumnya, pada dini hari tepat pukul 00.00 Wita dilakukan ritual persembahyangan mengantarkan para Dewa yang malinggih di patung menuju langit.  

“Sebelumnya kami melakukan persembahyangan mengantar Dewa ke langit tepat tengah malam,” ujar Ratu Pemangku di Griya Kongco Dwipayana Ida Bagus Adnyana, ditemui NusaBali, Senin (16/1).

Pria yang akrab disapa Atu Mangku, ini mengatakan, bersih-bersih di kongco terutama dilakukan terhadap ratusan patung yang terletak di 44 lokasi di dalam area kongco. Patung-patung meliputi patung tujuh dewi, patung dewa yang juga berjumlah tujuh, patung Budha dan Dewi Kwam Im, patung Ratu Gede Macaling, patung Kanjeng Ratu Selatan, beserta patung-patung panglima penjaga.

Untuk membersihkan patung-patung tersebut menggunakan air suci yang berasal dari mata air yang muncul di dalam kongco. Air tersebut ditambah air tirta ditaburi dengan serpihan bunga mawar. Selain menggunakan air suci, pangayah yang membersihkan patung-patung tersebut juga bukan orang biasa. Pangayah tersebut harus sudah menjalani proses mawinten (penyucian).

Mawinten adalah upacara untuk penyucian diri secara lahir dan batin. Secara lahir bertujuan untuk menyucikan diri dari mala atau kotoran yang berada dalam diri orang bersangkutan. Sedangkan secara batin bertujuan untuk memohon penyucian diri kepada Hyang Maha Suci, agar diberikan wara nugraha dalam mempelajari ilmu pengetahuan yang bersifat suci seperti kesusilaan, keagamaan, dan selanjutnya dapat mengamalkan ajaran-ajaran tersebut baik untuk diri maupun untuk orang lain.

Atu Mangku menyatakan, pembersihan patung Dewa Dewi dilakukan agar patung-patung dalam keadaan baik dan bersih menyambut tahun baru. Setelah dibersihkan, patung-patung tersebut diolesi dengan minyak kayu cendana supaya harum.

Humas Griya Kongco Dwipayana Ni Nyoman Kurniasih Megarini, menambahkan pada malam Tahun Baru Imlek para Dewa Dewi yang sebelumnya diantarkan ke langit dilinggihkan kembali.

“Nanti satu hari sebelum Tahun Baru Imlek para Dewa akan dilinggihkan kembali dengan melakukan persembahyangan sijit,” ujar Kurnia.

Umat yang datang ke kongco menyambut tahun baru diimbau tetap memperhatikan protokol kesehatan. Apalagi pada malam tahun baru tersebut bertepatan dengan rahina Tilem.

Atu Mangku berharap tahun baru membawa kesejahteraan seluruh umat manusia. Setelah menghadapi pandemi selama hampir tiga tahun, ekonomi masyarakat diharapkan kembali pulih. Pada tahun kelinci air, Atu Mangku juga mengajak masyarakat untuk cerdas menyikapi situasi seperti kelinci.

“Kita harus cerdas mengamati situasi yang ada seperti kelinci. Kelinci itu tidak punya kekuatan fisik tapi dia cerdas,” tandasnya.

Sejarah Griya Kongco Dwipayana sendiri tidak terlepas dari ditemukannya batu bertuliskan Dinasti Qing yang diyakini berusia 500 tahun. Berdasarkan hal itu maka Ida Bagus Adnyana yang memang menekuni spiritual mulai merintis untuk membangun tempat ibadah bagi umat Konghucu maupun Buddha pada tahun 1987.

Namun, karena Ida Bagus Adnyana juga meyakini kawasan Tanah Kilap menjadi tempat yang pernah disinggahi Ida Bhatara Ratu Niang Sakti, maka saat ini di dalam Griya Kongco Dwipayana, selain terdapat patung Dewa Dewi Konghucu dan patung Buddha, juga ditemui adanya palinggih Hindu tempat pemujaan Ratu Niang Sakti, Ratu Gede Mas Mecaling, dan Padmasana. *cr78

Komentar