nusabali

Harga Pacah Melonjak, Petani Sumringah

  • www.nusabali.com-harga-pacah-melonjak-petani-sumringah

GIANYAR, NusaBali - Permintaan bunga pacah menjelang Hari Raya Galungan meningkat tajam. Sedangkan ketersediaan bunga di pasaran terbatas.

Kondisi ini menguntungkan petani yang kebetulan memiliki tanaman pacah. Harga bunga pacah melonjak tajam, Rp 60.000/Kg, melampaui harga beras bahkan daging babi. Petani bunga pacah pun sumringah. 

Pande Putu Marna, 46, menanam bunga pacah di lahan seluas 100 meter persegi. Hasilnya dapat bunga sebanyak 5 Kg hingga 8 Kg. Dalam situasi normal, bisa mencapai 15 Kg hingga 20 Kg. Petani di Desa Temesi, Gianyar ini mengatakan, bunga pacah rentan dengan hujan. “Hampir setiap hari hujan dan angin kencang, pohonnya jadi rusak, bunganya berjatuhan. Kualitas bunga juga jelek, cepat busuk,” ungkap Pande Marna, Senin (2/1).

Dengan terbatasnya produksi, harga bunga pacah merangkak naik. Bahkan menjelang Hari Raya Galungan, harga bunga pacah meningkat tajam. Sayangnya, Pande Marna tidak bisa memetik banyak. Selain bunganya jarang, petani juga tidak bisa memetik seharian karena kendala cuaca. “Harganya lumayan sih, sekilo bunga sudah melebihi harga daging babi hidup. Lima kilo bunga sudah dapat satu tanding daging babi patungan,” ungkap Pande Marna. Harga daging babi hidup Rp 40.000/Kg. 

Terpisah, Kepala UPT Pasar Rakyat Gianyar, Nengah Artawa, mengakui harga bunga pacah yang sebelumnya Rp 9.000/Kg, naik bertahap. Informasi terakhir mencapai Rp 55.000 hingga Rp 60.000/Kg. “Ya, ini harga tertinggi bunga pacah dari yang pernah ada,” jelas Artawa. Naiknya harga bunga pacah karena permintaan tinggi, sementara hasil panen cenderung sedikit. “Tidak bisa diprediksi karena cuaca tidak menentu. Bunganya rontok di pohon, sedangkan permintaan tinggi. Ini sudah hukum pasar,” jelasnya.

Kadisperindag Gianyar, Luh Gede Eka Suary membenarkan harga bunga pacah naik tajam. “Kenaikan harga bunga ini tidak akan bertahan lama karena kebutuhan masyarakat tidak terus menerus dan hanya saat momentum hari raya saja,” ujar Eka Suary. 7 nvi

Komentar