nusabali

Penari Pendet Anak Disabilitas Tampil memukau Saat Puncak Hari Disabilitas Internasional dan HKSN 2022

  • www.nusabali.com-penari-pendet-anak-disabilitas-tampil-memukau-saat-puncak-hari-disabilitas-internasional-dan-hksn-2022

SEMARAPURA, NusaBali - Senyum Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini terus mengembang sepanjang pementasan Tari Pendet dari anak-anak Sanggar Tari Pradnya Swari, Jembrana saat puncak Hari Disabilitas Internasional (HDI) dan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) Tahun 2022 di Alun-alun Ida Dewa Agung Jambe, Klungkung, Selasa (20/12) siang.

Maklum saja, penari yang terlibat membawakan Tari Pendet ini sebagian merupakan anak berkebutuhan khusus (Disabilitas). Bahkan mereka harus dipandu oleh guru tarinya sepanjang pementasan. 

Guru tari ini memberikan bahasa isyarat melalui kode-kode gerak di depan panggung saat pementasan. Guru tari dari Sanggar Tari Pradnya Swari, Ni Kadek Astini mengatakan anak didiknya yang berkebutuhan khusus memang harus dipandu. Anak didiknya tampil sebanyak 15 orang dengan 3 orang di dalamnya merupakan anak penyandang disabilitas tunarungu dan tunadaksa. 

“Karena yang anak disabilitas itu posisinya agak jauh, kalau dia melihat gerakan temannya itu dia akan bingung, karena mereka masih kecil. Jadi dia harus melihat langsung gurunya. Seperti saat kapan harus nyeledet (salah satu gerakan tari Bali, Red) dia tidak bisa melihat temannya yang di depan, jadi harus melihat gurunya yang mengarahkan tangan seperti apa. Kalau kita tidak arahkan, memang mereka akan tetap gerak. Tetapi dia tidak tahu kapan harus nyeledet,” jelasnya.

Astini menuturkan terdapat sedikit kendala yang dihadapi dalam mengajar anak yang memiliki kebutuhan khusus ini adalah susahnya berkomunikasi. Namun, dirinya tak menyerah begitu saja dan selalu berusaha menyesuaikan diri kepada anak-anak agar bisa diajak komunikasi meskipun menggunakan kode.

“Anak tuna rungu memang tetap kita kasih kode karena mereka tidak mendengarkan alunan gamelan. Jadi mereka memang fokus ke saya sebagai yang memberikan kode. Kesulitan lainnya adalah menjaga mood (keadaan emosional yang sementara, Red), karena anak disabilitas itu mood-nya harus dijaga sekali. Kalau dia sedang tidak mood, saat belajar menari mereka tidak akan fokus,” tuturnya.

Pementasan Tari Pendet berlangsung selama enam menit dengan sempurna berkat kerja keras anak didiknya yang berlatih dari pagi hingga sore hari selama tiga hari sejak, Sabtu (17/12) lalu. Namun, untuk dapat menguasai pakem Tari Pendet, Astini menjelaskan perlu waktu 6 bulan untuk mengajarkan anak didiknya agar hafal secara penuh gerakan tari tersebut.
 
“Memang baru masuk latihan itu perlu waktu 6 bulan, dari awal yang belum tahu dasar tari. Karena dasar tari itu yang penting, kalau sudah hafal dasar tari maka sebagai guru akan gampang untuk mengajarkannya. Namun, untuk pentas hari ini hanya butuh waktu selama tiga hari saja karena mereka sendiri sudah mengerti kode apa yang memang saya ajarkan,” jelasnya.
Uniknya, selama pementasan anak-anak tersebut sama sekali tidak didampingi oleh orangtuanya melainkan hanya bersama guru serta pendamping dari pihak sanggar. 

Namun, Astini menuturkan sangat salut akan antusias anak didiknya untuk tampil. “Antusiasnya sangat luar biasa karena anak-anak di sini tanpa orangtua yang mendampingi. Jadi antusiasnya mereka sejak mau berangkat sudah senang sekali, sampai di sini mereka latihannya juga happy. 

Astungkara mereka sangat bahagia,” ujarnya sembari tersenyum. Pantauan selama pementasan Tari Pendet, yakni dengan satu anak disabilitas tunadaksa, Gusti Ayu Resya Iswarya yang menjadi pusat perhatian pada penampilan tersebut membuat semua undangan tertegun bahkan memberikan tepuk tangan yang gemuruh. 

Bahkan Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini tampak terus tersenyum menyaksikan aksi para penari tersebut. Salah satu penari anak disabilitas tunadaksa, Gusti Ayu Resya Iswarya menuturkan tidak ada rasa grogi atau deg-degan di dalam dirinya saat menari di hadapan Mensos Tri Rismaharini. “Tidak deg-degan, saya semangat sekali menari hari ini,” ujar Gusti Ayu Resya Iswarya siswi kelas V di SD Negeri 1 Perancak Jembrana. 7 ol3

Komentar