nusabali

Kenalkan Sosok Putra Daerah Perintis Konsep Tri Hita Karana

  • www.nusabali.com-kenalkan-sosok-putra-daerah-perintis-konsep-tri-hita-karana

MANGUPURA, NusaBali.com – Penyuluh Bahasa Bali Kecamatan Abiansemal bakal menggelar seminar mengenai pengarusutamaan nilai Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari-hari pada Sabtu (17/12/2022). Seminar ini sekaligus untuk mengenalkan putra daerah I Gusti Ketut Kaler sebagai konseptor filosofi Bali yang sudah mendunia ini.

Konsep Tri Hita Karana atau tiga penyebab kebahagiaan yang terdiri dari Parahyangan, Pawongan, dan Palemahan sudah begitu dikenal masyarakat. Tidak hanya krama Bali dan masyarakat Indonesia yang mengenal, filosofi ini pun sudah diakui secara internasional.

Namun, belum banyak orang yang mengenal sosok konseptor dari filosofi yang adiluhung ini salah satunya adalah putra daerah Kecamatan Abiansemal yakni I Gusti Ketut Kaler. Penulis dan pemikir Hindu ulung pada era kemerdekaan ini berasal dari Puri Mayun di Banjar Tengah, Desa Blahkiuh, Kecamatan Abiansemal.

"Besok kami akan adakan seminar dan lokakarya mengenai Tri Hita Karana karena perintisnya adalah tokoh kami di Kecamatan Abiansemal, tepatnya dari Banjar Tengah, Desa Blahkiuh," ungkap Camat Abiansemal sekaligus Pembina Penyuluh Bahasa Bali Kecamatan Abiansemal, IB Putu Mas Arimbawa saat dijumpai di sela-sela persiapan acara pada Jumat (16/12/2022) sore.

Menurut Koordinator Tim Penyuluh Bahasa Bali Kecamatan Abiansemal, I Nyoman Sugita, seminar tersebut bakal diikuti oleh 35 bendesa adat sekecamatan. Selain sebagai upaya mengarusutamakan nilai Tri Hita Karana, seminar ini pun dimaksudkan untuk mendekatkan kembali krama Kecamatan Abiansemal yang secara psikologis dan historis dekat dengan nilai filosofi tersebut lantaran sang perintis adalah putra daerah.

Mengangkat tema 'Tri Hita Karana sebagai Poros Utama dalam Bhuana Alit dan Bhuana Agung' sebagai topik pembahasan, seminar ini bakal dirangkaikan dengan Festival Seni dan Budaya: Aksara, Bahasa, dan Sastra (ABS) Bali. Festival ini sendiri sudah dimulai sejak hari ini di Yellow Garden Community, Banjar Tegal Kuning, Desa Bongkasa Pertiwi dan berlangsung hingga Sabtu esok.

"Kami ingin memberikan pemahaman dan pengenalan kembali mengenai nilai Tri Hita Karana yang kita warisi saat ini melalui tulisan dan catatan Beliau. Nantinya warisan itu akan dijelaskan langsung oleh keturunan Beliau," jelas Sugita saat dijumpai dalam kesempatan yang sama.

Keturunan yang dimaksud Sugita adalah salah satu putra I Gusti Ketut Kaler yakni I Gusti Agung Ketut Sudaratmaja. Dan Agung Sudaratmaja ini sendiri merupakan Bendesa Adat Blahkiuh saat ini.

Sugita menyebutkan bahwa keberadaan I Gusti Ketut Kaler yang merupakan putra daerah dan perintis filosofi Tri Hita Karana merupakan suatu kebanggaan. Oleh karena itu, krama Kecamatan Abiansemal sendiri mesti mengetahui faktanya sehingga mampu menjadikan filosofi tersebut sebagai poros kehidupan.

Berdasarkan catatan sejarah, I Gusti Ketut Kaler juga merupakan salah satu perintis organisasi induk bagi umat Hindu Dharma pada awal era kemerdekaan. Saat itu, organisas induk umat Hindu yakni Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) yang dikenal saat ini masih disebut Badan Perjuangan Umat Hindu Dharma (BPUHD).

Menurut Putu Cory Candra Yhani dan Made Supastri dari STAHN Mpu Kuturan Singaraja, konsep Tri Hita Karana sudah digaungkan sejak tahun 1966. Konsep filosofis ini disarikan dari kitab suci Bhagavadgita Bab III Sloka 10.

Dalam tulisan mereka yang berjudul 'Filsafat Tri Hita Karana sebagai landasan menuju Harmonisasi dan Hidup Bahagia' yang diterbitkan dalam jurnal ruti, konsep Tri Hita Karana yang dikenal luas saat ini pertama kali dipublikasikan oleh I Gusti Ketut Kaler dalam sebuah seminar. Seminar tersebut diadakan pada tahun 1969 di Fakultas Sastra Universitas Udayana.

"Kami berharap melalui seminar dan lokakarya besok, kita tidak hanya berbicara soal filosofi saja tetapi bagaimana filosofi itu diterapkan dalam kehidupan," tandas Camat Abiansemal IB Putu Mas Arimbawa. *rat

Komentar