nusabali

Hantaman Ombak Rusak Jukung Nelayan

  • www.nusabali.com-hantaman-ombak-rusak-jukung-nelayan

Gelombang dengan ketiggian lebih dari dua meter secara tiba-tiba mengantam wilayah Kalibukbuk, menyebabkan sejumlah jukung mengalami kerusakan.

SINGARAJA, NusaBali
Sejumlah jukung (perahu) milik nelayan di Pantai Lovina Desa Kalibukbuk, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, rusak akibat diterjang gelombang tinggi. Setidaknya ada tujuh jukung nelayan yang mengalami kerusakan badan kapal, katir, hingga mesin. Kerusakan ini pun mengakibatkan nelayan mengalami kerugian hingga jutaan rupiah.

Salah seorang nelayan Desa Kalibukbuk, Kadek Agus Sudarta mengaku mendapati perahunya sudah dalam kondisi rusak, pada Minggu (25/12) pagi. Kerusakan itu ditimbulkan karena gelombang pasang yang terjadi sejak Sabtu (24/12) malam. "Pagi baru saya cek kerusakan pada boat dan mesin tempel rusak, kira-kira rugi hingga Rp 10 juta," ujarnya.

Perbekel Desa Kalibukbuk, Ketut Suka menyampaikan, terjangan gelombang pasang dengan ketinggian ombak lebih dari dua meter, melanda perairan di wilayah desanya. Gelombang tinggi datang secara tiba-tiba hingga menyebabkan warga tidak sempat mengevakuasi jukung ketempat aman.

Pihaknya pun telah mengimbau nelayan desa untuk sementara tidak melakukan aktivitas melaut melihat kondisi pasca ombak besar. Begitu juga dengan aktivitas mengantar wisatawan menikmati wisata bahari di perairan Pantai Lovina. Seperti diketahui Lovina merupakan objek daya tarik wisata snorkeling dan trip lumba-lumba.

"Tadi saya cek belakangan ini memang ombaknya sedang tinggi dan harus diwaspadai. Sementara kapal dinaikkan dulu ke tempat aman. Sambil tunggu kondisi aman, harus sabar dulu. Jangan karena dolar ini kita paksakan," harapnya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulanagan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng, Ariadi Pribadi mengaku jika gelombang pasang terjadi di sejumlah pesisir pantai di utara Bali. Dirinya mengingatkan masyarakat wilayah pesisir untuk mewaspadai puncak musim hujan yang disertai cuaca ekstrem.

"Desember adalah puncaknya (cuaca ekstrem). Tadi kami mendapat laporan dari kejadian yang terjadi di sejumlah titik. Ada gelombang tinggi di pesisir pantai, bahkan ada beberapa pohon tumbang di wilayah atas. Ini masih kami data," jelas Ariadi Pribadi.

Ia oun minta masyarakat secara berkala memantau kondisi yang terjadi dilapangan melalui informasi BMKG. Masyarakat juga diharapkan mengurangi aktifitas di luar rumah kala ada peringatan terjadi cuaca ekstrem. *mz

Komentar