nusabali

Dipentaskan, Genggong hingga Gegambuhan

Selama Even Sahasra Warsa Desa Batuan

  • www.nusabali.com-dipentaskan-genggong-hingga-gegambuhan

GIANYAR, NusaBali
Seni iringan Genggong, Selonding, dan Gegambuhan, dipentaskan setiap hari selama even Sahasra Warsa Batuan, di Desa Batuan Kecamatan Sukawati, Gianyar.

Pementasan digelar mulai pukul 10.00 - 12.00 Wita, di Balai Tiang Sanga, Pura Desa dan Puseh setempat. Pementasan secara bergiliran.

Prajuru Desa Adat Batuan Baga Kesenian I Ketut Wirtawan mengatakan pementasan ini bagian dari upaya pelestarian seni. Di samping itu, lantunan suara instrumen Selonding, Genggong, dan Gegambuhan yang masing-masing punya ciri khas. Pentas ini pun menjadi bonus tontonan bagi wisatawan asing yang mengunjungi situs Purbakala Pura Desa Batuan. "Jika biasanya tamu hanya foto-foto di sekitar situs Purbakala, kali ini mereka dapat bonus pementasan seni iringan," ungkapnya saat ditemui, Jumat (23/12).

Tak sedikit, wisatawan asing yang berkesempatan menyaksikan pementasan tertegun beberapa saat. Mereka juga tampak mengabadikan lewat smartphone masing-masing. Diungkapkan Ketut Wirtawan, kunjungan wisata pasca pandemi Covid-19 yang kini bertepatan dengan momentum peringatan Sahasra Warsa Batuan cenderung meningkat. "Kita bersyukur, kunjungan wisata mulai bulan Mei 2022 sampai sekarang ada peningkatan. Sehingga bisa membantu perekonomian di desa. Kita bisa mengembangkan seni yang ada. Seni lukis, tabuh, tari, maupun kerajinan," jelasnya.

Melihat antusias wisatawan menyaksikan pementasan seni iringan di pagi hari ini, Desa Adat Batuan punya niat untuk menggelar secara reguler. "Namun untuk itu, perlu dilakukan persiapan dan kajian yang matang. Karena ini menyangkut program yang berkelanjutan," jelasnya.

Pemain instrumen Gegambuhan I Wayan Gede Purnama,29, merasa terpanggil untuk menabuh demi pelestarian seni. "Awalnya memang belum fokus. Tapi, mengingat seni Gambuh ini harus dilestarikan. Kalau bukan kita generasi muda Batuan, siapa lagi. Inilah kekayaan kita sebagai seniman di Batuan," ungkapnya. Satu hal yang penting pula mengapa Gambuh harus dipertahankan, karena pementasan ini menjadi bagian tak terpisahkan dari prosesi upacara keagamaan di Desa Batuan.

Perbekel Desa Batuan Ari Anggara menambahkan Sahasra Warsa Batuan dimeriahkan dengan kegiatan kebudayaan selama 9 hari penuh dalam balutan festival. Dimulai pada 18 Desember 2022 hingga 26 Desember 2022 sebagai Puncak Rangkaian yang merupakan tanggal dimana prasasti dianugrahkan Raja sekitar seribu tahun yang lalu.

Rangkaian kegiatan kebudayaan dimulai pada 18 Desember dengan Pementasan Seribu Tari Rejang Sutri yang merupakan tarian endemik Batuan, Pembukaan Pameran Produk Ukir, Lukis, Topeng, Keris, Kerajinan Terbarukan dan Lomba Baleganjur se Bali di Panggung Purbakala, Baturan Art Space dan Jaba Sisi Kelod Pura Puseh Desa Batuan. Selanjutnya ada kegiatan Widyatula (Seminar) tentang Kesejarahan Batuan, Widyatula (seminar) tentang Seni Lukis Gaya Batuan, tentang Topeng, Warna Bali dan Keris, aneka lomba, hiburan musik, dan kuliner.Pada peri ngatan Puncak Sahasra Warsa Batuan dengan mengundang tokoh-tokoh nasional di Panggung Utama yang akan dibangun di Jaba Sisi Kelod Pura Puseh, Desa Adat Batuan. *nvi

Komentar