nusabali

Luh Ayu Manik Mas, Lompatan Berani Perempuan Bali dalam Teks

  • www.nusabali.com-luh-ayu-manik-mas-lompatan-berani-perempuan-bali-dalam-teks

GIANYAR, NusaBali
BASAbali Wiki melaunching buku cerita bergambar Luh Ayu Manik Mas seri 8 di Kulidan Kitchen & Space, Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Kamis (22/12) sore.

Buku ini menggunakan tiga bahasa yakni Bahasa Bali, Indonesia, dan Inggris. Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Mahadewa Bali, Dr Made Sujaya, menilai Luh Ayu Manik Mas seri 8 dengan judul Kaengkebang Wong Samar (Disembunyikan Wong Samar) merupakan lompatan berani perempuan Bali dalam teks.

Menurut Sujaya, selama ini teks-teks tentang Bali menggambarkan perempuan Bali berada di bawah hegemoni budaya patriarkhi. Perlawanan perempuan Bali selalu gagal. Sementara Luh Ayu Manik Mas menampilkan citra perempuan Bali super, sebuah kritik budaya dalam konteks lokal Bali. Sujaya menilai Luh Ayu Manik Mas tergolong sebagai ‘karakter asing’ dalam konteks budaya Bali. “Luh Ayu Manik Mas merupakan dunia anak yang dikonstruksi orang dewasa. Perjuangan pengarang cerita anak justru pada pemahaman atas dunia anak,” ungkap Sujaya.

Sujaya menilai cerita Luh Ayu Manik Mas dan bahasa yang digunakan terbilang sederhana sehingga mudah dipahami pembaca anak-anak. Penulis buku ‘Sepotong Nurani Kuta’ ini juga menyodorkan buku Luh Ayu Manik Mas seri 8 kepada kedua putranya yang masih SMP dan SD. Mereka pun dapat memahami cerita itu dan berhasil mengisahkan kembali Luh Ayu Manik Mas tentang perjuangannya sebagai pahlawan lingkungan. Dalam catatannya, Sujaya menilai Luh Ayu Manik Mas seri 8 ceritanya masih stereotipikal dengan ending tidak mengejutkan. Karakter tokoh masih datar dilandasi semangat idelisasi dunia anak. “Buku ini menjadi menarik karena setiap seri penulisnya berbeda. Seri pertama ditulis oleh Sugianto yang kental dengan gaya desanya, seri dua ditulis Ari Dwijayanti yang menekuni lontar. Bikin penasaran karena penulisnya beda setiap seri,” ujar Sujaya.

Sementara Sugianto, yang turut sebagai penulis Luh Ayu Manik Mas seri 8 mengungkapkan tema besar Kaengkebang Wong Samar adalah pemuliaan terhadap sumber air (Danu Kerthi). Luh Ayu Manik Mas seri 8 ‘Kaengkebang Wong Samar’ ditulis oleh Ida Bagus Arya Lawa Manuaba, Ni Putu Ayu Suaningsih, dan Made Sugianto. Disempurnakan oleh tim BASAbali Wiki. Ilustrasi oleh I Made Dwi Suputra. Sugianto mengisahkan, Kaengkebang Wong Samar membawa pesan keharmonisan dunia manusia dengan dunia lain yang dihuni makhluk halus. Seri ke delapan ini menjadi cerita fantasi. Pesan moralnya adalah manusia tidak bisa berbuat sekehendak hati, membabat hutan maupun buang sampah sembarangan. Tak hanya manusia yang mengalami bencana akibat hutan gundul maupun buang sampah sembarangan. Penghuni makhluk lain juga terganggu sehingga akan balas dendam kepada manusia. “Kisah kami awali dengan anak-anak dilarikan dan disembunyikan wong samar karena pohon besar ditebang dan sungai tercemar,” kata Sugianto.

Luh Ayu Manik Mas berusaha menyelamatkan anak-anak yang disembunyikan wong samar, namun kekuatan saktinya kurang mumpuni di dunia lain. “Mampukah Luh Ayu Manik Mas menyelamatkan anak-anak. Sebaiknya cari jawabannya pada buku seri ke delapan,” saran Perbekel Desa Kukuh, Marga, Tabanan ini. Sementara Dewan Pembina BASAbali Wiki, Drs I Gede Nala Antara mengungkapkan, tokoh Luh Ayu Manik Mas lahir berdasarkan polling di Instagram dan Twiter. Buku Luh Ayu Manik Mas bisa terbit karena donasi dari pemerhati bahasa Bali di luar negeri. “Sumbangsih datang dari luar negeri,” ungkap penulis kumpulan puisi Bali ‘Ngupin Langit’ ini. Launching buku Luh Ayu Manik Mas seri 8 tambah seru dengan moderator Desi Nurani dan penampilan Robi Navicula. *nvi

Komentar