nusabali

Dewan Minta Stop Perang Tarif di Nusa Penida

  • www.nusabali.com-dewan-minta-stop-perang-tarif-di-nusa-penida

Harga penginapan normal Rp 400.000 per malam, namun dijual Rp 100.000 per malam.

SEMARAPURA, NusaBali

Anggota DPRD Klungkung I Made Jana menyoroti perang tarif di Kecamatan Nusa Penida, Klungkung. Dikhawatirkan perang tarif ini berdampak buruk terhadap citra pariwisata Nusa Penida ke depannya. Menurut Made Jana, perang tarif tidak hanya terjadi pada akomodasi hotel atau penginapan, juga pada paket tour pariwisata. Perang tarif terlalu tinggi bisa memicu penurunan kualitas pelayanan karena mengejar harga murah. “Saya minta stop perang tarif ini,” pinta Made Jana, Selasa (13/12).

Politisi Demokrat asal Nusa Penida ini menyebut perang tarif juga sempat terjadi saat pariwisata masih normal atau sebelum Covid-19. Harga murah yang selalu ditonjolkan. Padahal Nusa Penida memiliki keindahan alam dan wisata bahari yang sangat luar biasa. “Kualitas pelayanan harus kita utamakan,” ujar Made Jana. Perang tarif murah ini telah menyebabkan sejumlah pengelola penginapan menutup usahanya. Harga kamar dijual murah ke wisatawan sehingga penginapan-penginapan kecil tidak bisa bertahan di tengah persaingan harga yang ketat.

I Ketut Setyawan, salah satunya yang menutup sementara usaha penginapannya. Menurutnya, penginapan yang lokasinya di pinggir pantai dengan fasilitas lengkap dijual Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu semalam. Padahal harga normal, penginapan di pinggir pantai dengan fasilitas lengkap rata-rata harganya di atas Rp 700.000 per malam. “Jika saya ikut mematok harga sangat murah, hanya cukup untuk biaya operasional dan tidak mendapatkan keuntungan,” ujar Setyawan.

Harga penginapan normal Rp 400.000 per malam. Adanya perang tarif ini, hanya bisa jual Rp 100.000 per malam. Dengan harga Rp 100.000 per malam, para wisatawan sudah bisa menikmati fasilitas seperti internet dan sarapan. Harga ini hanya cukup untuk operasional. Itu pun jika penginapannya terus mendapatkan booking. “Dengan kondisi tersebut saya terpaksa menutup penginapan sambil menunggu harga penginapan di Nusa Penida kembali normal,” kata Setyawan.

Sebelumnya, Ketua Ketua BPC PHRI (Badan Pimpinan Cabang Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) Kabupaten Klungkung, I Wayan Kariana mengaku sudah melakukan pendekatan ke sejumlah pengelola akomodasi wisata yang menjual kamar dengan harga sangat murah. Alasan mereka agar akomodasi wisata yang mereka kelola ada kehidupan. Meskipun jauh dari keuntungan dan bahkan belum sebanding dengan biaya perawatan kamar. Menurut Kariana, jika harga murah terus berlarut, maka akan berpengaruh buruk terhadap industri pariwisata di Klungkung, khususnya di Nusa Penida. *wan

Komentar