nusabali

Hadiri Le Magnifique de Wastra Bali, Dior Puji Endek

4 Desainer Muda Bali Tampilkan Rancangan Busana di Paris

  • www.nusabali.com-hadiri-le-magnifique-de-wastra-bali-dior-puji-endek

PARIS, NusaBali
Ketua Dekranasda Provinsi Bali, Ny Putri Koster tak kenal lelah dan tidak pernah kehabisan ide untuk membangkitkan IKM Bali.

Tidak tanggung-tanggung, kali ini memberi kesempatan 4 orang desainer muda Bali unjuk kemampuan mempromosikan rancangannya di kota mode Paris pada acara Fesyen, Sabtu (10/12), siang waktu setempat.

Keempat desainer itu, Komang Lusi Damayanti (Lusi Damai), Kadek Dode Moneko (Wastara), Ida Ayu Karang (Body & Mind) dan Made Adi Mariana (Taksu Design). Mereka menampilkan masing-masing 10 desain rancangan berbahan kain tenun tradisional Bali di acara Fesyen bertajuk Le Magnifique de Wastra Bali atau The Magnificent of Wastra Bali yang dilaksanakan di Le Salon Des Miroirs, 13 Pass, Jouffroy, 75009 Paris.

Acara diawali sambutan Ny Putri Koster mewakili Pemprov Bali mengucapkan terima kasih kepada Dubes RI di Paris dan Manajemen Dior yang telah memfasilitasi dan mendukung pelaksanan Fesyen ini. Lebih lanjut, Istri Gubernur Bali Wayan Koster ini mengutarakan ide dilaksanakannya Fesyen di Paris ini berawal dari 6 motif endek yang digunakan oleh rumah mode Christian Dior pada tahun 2021 untuk desain rancangannya.

Hal ini menggelitiknya untuk mempromosikan kain tenun tradisional Bali di pusat kota mode Paris. Secara singkat Ny Putri Koster juga menjelaskan kain tradisional Endek Bali yang digunakan dalam rancangan desain yang ditampilkan oleh para model di Fesyen ini. Sementara itu, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia untuk Prancis Andorra, Monako, serta Delegasi Tetap Republik Indonesia untuk UNESCO Mohamad Oemar, dalam sambutan sekaligus membuka acara Fesyen menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Ny Putri Koster, para desainer dan perajin kain tenun tradisional Bali yang dengan gigih terus memperjuangkan ‘wastra’ Bali ke panggung internasional serta membawa nama Indonesia semakin harum di tingkat internasional.

Lebih lanjut, Duta Besar asal Semarang ini menyampaikan bahwa selama ini sudah cukup banyak Fesyen dari Indonesia dilaksanakan di Paris seraya menyebutkan beberapa tempat pelaksanaannya. “Kali ini dengan bangga saya persembahkan Fesyen yang benar-benar khas, mempergunakan bahan kain tenun tradisional Bali,” ungkapnya dengan raut muka penuh semangat dan disambut tepuk tangan undangan yang memenuhi Le Salon Des Miroirs.

Selanjutnya keempat desainer menampilkan rancangan busananya. Dimulai dari Body & Mind, Taksu, Lusi Damai dan Wastara. Tampil pula musisi kenamaan Gus Teja mengiringi para model berlenggak-lenggok dengan tiupan serulingnya yang indah dan mempesona penonton. Undangan yang hadir pun menyimak dengan seksama dan selalu diakhiri applaus setiap kali para desainer mengakhiri peragaannya.

Peragaan busana diakhiri dengan foto bersama Duta Besar RI, Ny Putri Koster, Perwakilan Dior dan para desainer serta modelnya. Tampak hadir para undangan seperti Duta Besar RI di Paris beserta jajaran KBRI di Paris; Duta Besar Prancis di Indonesia; perwakilan negara sahabat seperti Korea Selatan, Jepang dan Malaysia; perwakilan rumah Mode Christian Dior; undangan terhormat lainnya yang terdiri dari masyarakat Paris dan WNI di Paris.

Dalam catatan panitia, Fesyen dihadiri lebih dari 250 orang dan memenuhi kursi yang disiapkan di Le Salon Des Miroirs. Selama di Paris, rombongan desainer yang dipimpin langsung Ny Putri Koster juga melakukan photoshoot di beberapa tempat strategis dan pop up store. Dalam perbincangan sebelum acara dimulai, istri Gubernur Bali yang sukses menggagas Pameran IKM Bali Bangkit ini mengatakan bahwa para desainer yang diajak ke Paris ini merupakan binaan Dekranasda yang lahir dari Pameran IKM Bali Bangkit.

Mereka dipilih antara lain karena telah menunjukkan konsistensi dalam berkarya, melahirkan desain-desain berkualitas yang semakin digemari dan menjadi brand terkenal di masyarakat, tidak hanya di Bali, tapi juga sudah merambah di tingkat nasional.

“Ini kesempatan langka. Belum tentu didapatkan oleh setiap orang. Oleh karenanya harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk memperkenalkan produk-produk lokal Bali, khususnya desain pakaian yang memanfaatkan kain tenun tradisional Bali, seperti Endek, Rangrang dan lain sebagainya di kota mode Paris ini,” ujar Ny Putri Koster seraya terus mengingatkan para desainer yang ikut fashion show di Paris tetap menjaga kualitas produknya sehingga bisa bersaing di tingkat global.

Menurut wanita kelahiran Padangsambian yang energik dan penuh ide ini, kegiatan bertajuk Le Magnifique De Wastra Bali/The Magnificent of Wastra Bali di Paris ini awalnya tercetus ketika Gubernur Bali Wayan Koster mendapat undangan khusus dari UNESCO untuk menghadiri UN-Groundwater Summit 2022 di Paris tanggal 6-8 Desember 2022. Tidak ingin hanya sekedar mendampingi sang suami, Ny Putri Koster sebagai Ketua Dekranasda punya tanggung jawab dan menginginkan bisa berbuat sesuatu untuk mempromosikan desain lokal Bali berbahan kain tenun tradisional Bali di kota mode Paris.

Gayung bersambut, lanjut Ny Putri Koster, pihak Perumda Kerta Bali Saguna, Balimall.id dan BPD Bali siap mendanai secara patungan kegiatan di Paris ini, semata-mata karena kepedulian mereka terhadap kain tenun tradisional Bali ini. Jadi, kegiatan ini sepenuhnya berlangsung atas bantuan CSR dari ke-3 perusahaan tersebut.

Sementara itu Rumah Mode terkenal Christian Dior mengirimkan 2 orang jajaran manajemennya hadir langsung di Fesyen bertajuk Le Magnifique de Wastra Bali atau The Magnificent of Wastra Bali ini. Salah seorang wakil Dior, Lorenzo Brazio, menyatakan sangat menikmati Fesyen yang menampilkan karya-karya dari 4 desainer Bali yang menggunakan bahan kain tradisional Bali, khususnya Endek Bali.

Sepanjang Fesyen berlangsung, Brazio tampak serius mengamati dan tidak henti-hentinya mengambil gambar serta merekam dengan HP-nya. Hampir semua rancangan busana berbahan Endek Bali yang ditampilkan para peraga busana dijepret dan direkamnya. “Saya sangat tertarik dengan jenis kain dan bahan yang digunakan dalam rancangan desain yang ditampilkan para desainer dari Bali ini,” ujar Lorenzo seusai mengikuti Fesyen.

Selesai acara Fesyen, Lorenzo tidak langsung beranjak pergi, dihampirinya semua desainer asal Bali tersebut. Secara detail dia menanyakan satu persatu nama dan jenis kain yang digunakan beserta motif-motifnya sekaligus asal daerahnya.

“Luar biasa, sangat indah dan menarik,” ungkap fashion stylist Dior ini seraya menegaskan dan memastikan kembali bahwa kain Endek Bali ini dalam prosesnya tidak menggunakan mesin atau benar-benar merupakan tenunan tradisional dengan tangan manusia atau dikenal dengan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).

Brazio berharap kerjasama Dior dengan Pemprov Bali bisa berlanjut sesuai MoU yang telah ditandatangani sebelumnya. Ke depan, lanjutnya, Dior akan memberi kesempatan lebih luas pada desainer-desainer Bali untuk berbagi pengalaman, khususnya dalam mengembangkan bisnis rancangan busana berbahan Endek Bali.

Media di Paris, seusai Fesyen tampak mengerubungi Ny Putri Koster. Mereka menanyakan alasan mengadakan Fesyen di Paris. Menurut Ny Putri Koster, Paris menjadi kiblat mode dunia sehingga menginspirasinya untuk mengadakan Fesyen di Paris. Terlebih Dior telah menjadikan Endek Bali menjadi bahan rancangannya. Lebih jauh, istri Gubernur Bali Wayan Koster ini secara singkat mengutarakan bahwa busana tidak sekedar Fesyen, tapi juga menunjukkan jati diri bangsa. Model boleh mengikuti trend dunia, tapi tetap tidak kehilangan jati dirinya. *nat

Komentar