nusabali

301 Ekor HPR di Gilimanuk Disuntik VAR

  • www.nusabali.com-301-ekor-hpr-di-gilimanuk-disuntik-var

NEGARA, NusaBali
Petugas Kesehatan Hewan (Keswan) Jembrana menggelar vaksinasi emergency rabies di wilayah Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana, Rabu (7/12).

Vaksinasi tersebut dilakukan menyusul adanya temuan kasus baru anjing rabies di kelurahan setempat. Dari hasil vaksinasi tersebut, petugas berhasil memvaksin hingga sebanyak 301 ekor hewan penular rabies (HPR).

Sebelumnya, anjing yang ternyata positif rabies sempat menggigit 4 orang anak di Gilimanuk pada Sabtu (3/12) lalu. Kasus gigitan anjing itu pun langsung dilaporkan ke Puskesmas II Melaya di Kelurahan Gilimanuk. Sehari setelah menggigit 4 korban atau pada Minggu (4/12), anjing tersebut diketahui mati.

Karena curiga anjing bersangkutan suspek rabies, pihak puskesmas langsung memberikan vaksin anti rabies (VAR) kepada keempat korban. Begitu juga dari petugas Keswan Jembrana melakukan pengambilan sampel anjing untuk diuji laboratorium ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar. Dari laporan hasil uji lab yang diterima Selasa (6/12) sore, sampel anjing tersebut dipastikan positif rabies.

“Hasil uji lab kita terima kemarin (Selasa) sore. Setelah keluar hasil, kita juga sudah langsung koordinasi dengan camat dan lurah setempat. Dan tadi kita follow up, melakukan penyisiran dan vaksinasi emergency,” ujar Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan-Kesmavet) pada Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana drh I Wayan Widarsa, Rabu kemarin.

Dalam melaksanakan vaksinasi emergency ke Gilimanuk tersebut, mengerahkan 6 tim vaksinator termasuk tim penulup untuk membantu membius anjing-anjing liar yang juga menjadi sasaran vaksinasi. Alhasil, ada sebanyak 301 ekor HPR yang berhasil divaksin. Masing-masing di Lingkungan Jineng Agung sebanyak 117 ekor, Lingkungan Asih 29 ekor, Lingkungan Arum 67 ekor, dan Lingkungan Asri 88 ekor.

Dalam menindaklanjuti kasus anjing rabies di Gilimanuk tersebut, Widarsa mengaku, tidak ada tindakan eliminasi. Namun para warga yang anjing ataupun kucingnya dicurigai sempat kontak dengan anjing rabies tersebut, diminta untuk melakukan observasi dengan mengkandangkan hewan peliharaannya.

Nantinya jika anjing ataupun kucing bersangkutan mati, diminta untuk segera melapor ke petugas. “Kita tidak ada lakukan pengambilan second sample. Tetapi pemilik kita minta lakukan observasi. Jika ternyata ada tanda-tanda mengarah rabies, seperti takut cahaya, keluar busa dari mulut,  dan tiba-tiba mati, agar segera melapor,” ujar Widarsa.

Sesuai data Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, tambahan satu kasus anjing rabies tersebut, tercatat menjadi temuan kasus anjing rabies ke 201 di Jembrana selama tahun 2022 ini. Total 201 kasus anjing rabies itu, ditemukan tersebar di 47 desa/kelurahan dari 51 desa/kelurahan se-Jembrana.

Adapun 4 desa/kelurahan yang nihil temuan kasus anjing rabies, masing-masing adalah Desa Pengambengan, Desa Cupel, Desa Air Kuning, dan Kelurahan Loloan Barat. "Hanya di 4 desa yang tidak ada kasus rabies. Selain karena populasi (HPR) tergolong sedikit, hewan peliharaan warga di sana kebanyakan dikurung dan memang diperhatikan pemiliknya. Dalam artian, hewannya juga rutin divaksinasi,” tandas Widarsa. *ode

Komentar