nusabali

BWS Bali-Penida Tangani Abrasi Pantai Tanjung Benoa

  • www.nusabali.com-bws-bali-penida-tangani-abrasi-pantai-tanjung-benoa

Penataan sempat tertunda lantaran perhelatan KTT G20 pada November lalu.

MANGUPURA, NusaBali

Penanganan abrasi di kawasan Pantai Tanjung Benoa dipastikan dimulai dalam bulan ini. Hal itu diketahui saat sosialisasi final penanganan abrasi, Selasa (6/12) di Wantilan Desa Adat Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan. Dalam penganan abrasi tersebut, lingkup pengerjaan yang akan dilakukan di antaranya pengisian dan pemindahan pasir, pengadaan fasilitas publik, dan pembangunan revetmen.

Sosialisasi rencana penanganan abrasi Pantai Tanjung Benoa langsung dilakukan oleh pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida dan pihak kontraktor. Turut hadir prajuru Desa Adat Tanjung Benoa, Lurah Tanjung Benoa, Kaling, serta stakeholder terkait.

PPK Sungai dan Pantai II Pelaksana Jaringan Sumber Air (PJSA) BWS Bali Penida, Gede Lanang Sunu Prabawa, mengatakan penanganan abrasi di Pantai Tanjung Benoa merupakan bagian dari program Bali Beach Conservation Project (BBCP) Phase II, di mana sosialisasi penanganan abrasi yang dilakukan di Pantai Tanjung Benoa merupakan sosialisasi pekerjaan adaptasi paket IIIA yang meliputi Pantai Nusa Dua, Tanjung Benoa, dan Sanur. “Setelah sosialisasi final dilakukan, maka proses yang akan dilaksanakan ke depannya adalah persiapan mendatangkan alat, koordinasi penempatan material, dan koordinasi penempatan barak tenaga pekerja,” jelasnya.

Dikatakan, paket penanganan abrasi ini sudah mulai kontrak sejak September 2022. Namun karena ada perhelatan KTT G20, pihak BWS Bali-Penida terlebih dahulu pada penanganan di Pantai Nusa Dua, sehingga pelaksanaannya sedikit tertunda. Setelah di Pantai Nusa Dua, baru dilakukan di Tanjung Benoa dan Sanur. “Kebetulan karena di Tanjung Benoa ada upacara ngaben masal pada 3 Desember 2022, jadi sosialisasi ini baru kita laksanakan hari ini (kemarin),” kata Gede Lanang.

Meski sedikit mengalami kemunduran, namun pihaknya berupaya agar penanganan abrasi Pantai Tanjung Benoa dapat terlaksana maksimal sesuai masa kontrak, yaitu 1 tahun atau 12 bulan, yang terhitung sejak masa kontrak. Gede Lanang berharap pengerjaan dapat berjalan lancar dengan dukungan semua lapisan masyarakat. “Jadi tidak sampai menutup pantai, kita akan atur sesuai pekerjaan di lapangan. Tentu itu kita lakukan dengan memperhatikan aspek keselamatan kerja,” katanya.

Masih menurut Gede Lanang, di Pantai Tanjung Benoa dinilai minim sekali fasilitas publik, sehingga akan disiapkan pengadaan fasilitas publik dan penataan lansekap. Hal itu dilakukan untuk menunjang kegiatan di pantai, khususnya aktivitas masyarakat dan agar pelaku pariwisata berkembang ke depanya.

Pengadaan fasilitas publik itu berupa pengadaan walkway berkolaborasi dengan desa adat, pengadaan bale bengong, toilet shower, tourist information center, Balawista, penempatan beberapa patung, serta penataan jalan umum akses masuk pantai. Di mana jalan tersebut nantinya akan dilengkapi dengan gapura dan candi bentar dibeberapa titik, serta paving blok untuk pelataran. Sementara untuk penataan lansekap berupa pembuatan taman di akses jalan masuk umum. “Kami juga akan lakukan revertment. Beberapa lokasi juga dilakukan modifikasi revertment agar ke depannya bisa sejalan dengan kondisi konstruksi pengamanan pantai,” kata Gede Lanang.

Bendesa Adat Tanjung Benoa Made Wijaya, menyampaikan terima kasih kepada seluruh komponen, khususnya BWS Bali-Penida atas perjuangannya membuat penataan bisa direalisasikan. Sebab penanganan abrasi sudah sejak lama dinanti-nanti masyarakat. “Kami tidak banyak neko-neko, yang penting abrasi di pesisir timur ini bisa cepat ditanggulangi. Kami akan dukung pelaksanaannya, semakin cepat semakin bagus. Apalagi abrasi sudah terjadi dari sekian tahun lalu,” katanya. *dar

Komentar