nusabali

Inisiasi Refleksi Diri Para Guru untuk Perbaikan Pembelajaran

Luh Sami Asih Raih Penghargaan Kasek Inspiratif Tingkat Nasional 2022

  • www.nusabali.com-inisiasi-refleksi-diri-para-guru-untuk-perbaikan-pembelajaran

Semua guru di SMAS Candimas, Pancasari, Sukasada, Buleleng, di akhir pembelajaran akan melakukan refleksi diri. Bahan refleksi diri didapatkan dari siswa setelah mengisi form.

SINGARAJA, NusaBali

Kepala Sekolah Menengah Atas Swasta (SMAS) Candimas, Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Luh Sami Asih SPd, MPd, baru saja mendapatkan penghargaan sebagai Kepala Sekolah Inspiratif tingkat nasional tahun 2022. Penghargaan itu diberikan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) serangkaian Hari Guru Nasional (HGN), 29 November.

Ditemui di ruang kerjanya, Sabtu (3/12), Sami Asih mengatakan dirinya memberanikan diri mengikuti seleksi pemilihan Kasek Inspiratif ini. Dia memilih salah satu program yang telah diterapkan di sekolahnya, kemudian dijadikan bahan makalah dan presentasi di hadapan dewan juri.

Dalam ajang bergengsi ini, khusus untuk kategori Kasek SMA, diikuti oleh 400 lebih peserta dari seluruh Indonesia. Dari ratusan peserta, disaring menjadi 30 orang peserta yang kemudian lanjut mengikuti tes wawancara secara daring. Dari 30 peserta ini kemudian dipilih 20 orang peserta terbaik dan diundang langsung ke Jakarta pada 22–27 November lalu, untuk memaparkan program kepemimpinan di sekolahnya.

“Saya baru pertama kali ikut seleksi seperti ini. Saya memberanikan diri untuk memberikan teladan dan motivasi kepada guru-guru saya di sini (di SMAS Candimas, Red). Ini juga sebuah pembuktian, walaupun sekolah kami lokasinya di pegunungan dengan keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dan sarana prasarana (sarpras), tetapi kami juga bisa berprestasi,” ucap perempuan berusia 34 tahun ini.

Perempuan kelahiran Desa Panji, Kecamatan Sukasada, 30 Agustus 1988, ini mengatakan dalam seleksi Kasek Inspiratif tingkat nasional, seluruh peserta diwajibkan untuk membuat makalah terkait praktik kepemimpinan di sekolahnya. Ibu tiga anak ini pun mengusung judul ‘Siperi’ untuk optimalisasi pembelajaran berdiferensiasi di SMAS Candimas, Pancasari.

Dalam inovasi program sekolah yang berlokasi di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng, ini Siperi yang dimaksudkan adalah Refleksi Perbaikan Diri. Siperi berlaku untuk seluruh guru di SMAS Candimas. Mereka setiap hari di akhir pembelajaran akan melakukan refleksi diri dari proses pembelajarannya di dalam kelas. Bahan refleksi diri didapatkan dari siswa setelah mengisi form.

“Pengisian form refleksi diri ini anak-anak akan memberikan data dan masukan berdasarkan 4P, yakni, peristiwa yang dialami, perasaan selama mengikuti pembelajaran, pembelajaran baik yang didapatkan, dan penerapan perbaikan diri ke depannya. Dari data pada form ini yang menjadi bahan refleksi diri guru,” ucap alumni SMAN 2 Singaraja, ini.

Lalu setelah mendapatkan bahan dan data refleksi, guru yang bersangkutan akan membuat pemetaan hal baik yang sudah dilakukan dan hal yang belum terlaksana hingga kendala yang dihadapi. Seluruh hasil refleksi ini kemudian akan dibahas bersama dalam diskusi kelompok Forum Komunitas Praktisi di sekolah untuk mencarikan solusi dan strategi perbaikan.

“Diskusi kelompok ini dilaksanakan setiap pekan, waktunya sesuai kesepakatan bersama. Dari data refleksi ini akan dicarikan solusi dan perbaikan hal yang belum optimal. Sehingga ke depannya kebutuhan belajar akan bisa lebih maksimal. Kesejahteraan psikologis anak juga akan terbentuk. Mereka belajar dengan nyaman, tentu akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar,” ungkap anak sulung pasutri Nyoman Suka dengan Ketut Taman.

Penerapan Siperi ini disebutnya sudah sangat efektif, terbukti dengan sejumlah prestasi membanggakan yang disumbangkan anak didiknya di tingkat kabupaten dan provinsi.

Sementara itu, atas penghargaan yang didapatnya, dia berharap dapat memotivasi 23 orang guru di sekolah yang dipimpinnya.

Sami Asih mengatakan, guru-guru di SMAS Candimas, Pancasari, didominasi oleh guru-guru muda yang masih belum berpengalaman. Namun dia berbangga karena guru-guru muda lebih energik dan mampu menguasai IT dengan cepat. Hal ini sangat membantu dalam pemberlakuan Kurikulum Merdeka yang serba digital.

“Meskipun usia rata-rata guru di sini masih muda-muda dan minim pengalaman, sarpras juga terbatas, tetapi jika semua guru melakukan kewajiban dengan baik, benar-benar melayani kebutuhan anak didik sepenuh hati, saya yakin selalu ada jalan untuk kemajuan dan keberhasilan,” tegas istri Kadek Agus Apriawan Putra. *k23

Komentar