nusabali

Jelang Nataru Stok Beras di Bali Aman

  • www.nusabali.com-jelang-nataru-stok-beras-di-bali-aman

DENPASAR,NusaBali
Masyarakat Bali boleh bernafas lega, karena di saat ketersediaan atau stok cadangan beras pemerintah (CDP) di Pusat mulai menipis hingga diputuskan impor, stok di Bali aman termasuk untuk memenuhi kebutuhan libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Kadis PKP) I Wayan Sunada menegaskan, hingga pengecekan per  1 Desember 2022  persediaan beras di Bali masih aman. Dalam arti ketersediaan mencukupi. Pengecekan yang dilakukan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan,  1 Desember Kamis kemarin, tersedia 82 ribu ton.

“Tadi staf kami bersama Bulog melakukan pengecekan ke lapangan,”  ucap Sunada. Stok beras yang ada, diikatakan Sunada juga dengan kualitas bagus.

Karena itulah Sunada yakin persediaan beras, termasuk jelang Nataru 2022 ini mencukupi . Apalagi ada tambahan beras dari  panen pada November seluas 13 ribu hektare dan Desember seluas 12 ribu hektare.

“Jadi  aman, termasuk dalam rangka Nataru,” tandas pejabat asal Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan. Dengan kondisi seperti itu, apa perlu impor beras? “Bagaimana impor,  beras kita masih ada,” jawabnya.

Sunada juga menyampaikan  kemarin juga ada dilakukan  MoU antara Bulog dengan kalangan  penggilingan. Berdasarkan  MoU atau kerjasama tersebut, Bulog membeli beras produksi penggilingan seharga Rp 10.200  perkilogram.

“ Itu kesepakatannya. Kalau harganya di bawah itu (Rp 10.200) rugi petani kita,”  ujarnya. Hal itu karena komponen produksi berupa sarana dan prasarana (saprodi) naik. Karena kenaikkan harga saprodi itulah, harga gabah di lapangan juga meningkat. Untuk saat ini harga gabah  kering giling Rp 5.500 perkilogram.

Akibat kenaikkan harga saprodi dan transportasi, Sunada mengatakan wajar harga beras juga ikut meningkat. “Yang tidak wajar, harga meningkat, barangnya (beras) tidak ada. Itu baru langka,” jelasnya.

Disampaikan Sunada, pemantauan dan pengecekan lapangan terus dilakukan untuk memastikan ketersediaan. Setelah, Kamis kemarin  di Tabanan dan Jembrana, Jumat (2/12)- hari akan dilanjutkan ke Kabupaten Buleleng.

Sementara kalangan petani dan pelaku usaha penggilingan berharap tidak ada impor beras. Alasannnya pasokan beras dinilai mencukup karena masih terus ada panen. Dengan demikian   ketersediaan gabah untuk beras dinilai masih mencukupi.

 “Sekarang saja saya ini sedang mengambil gabah panen ini ” ujar I Made Suka Arta, seorang petani dan pemilik penggilingan dari Penebel, Tabanan.

Dari penambahan stok, impor beras memang bagus. Namun di pihak lain pasti akan berpengaruh pada harga gabah petani.  Harga gabah kemungkinan akan turun, demikian juga beras. Sementara biaya saprodi dan transportasi naik.

“Kan kasihan petaninya,” kata Suka Arta yang juga Sekretaris Perpadi (Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan  Beras Indonesia) Kabupaten Tabanan.

Di kalangan Perpadi ada WA grup, dimana yang tergabung di dalamnya ‘melaporkan’ stok gabah maupun beras yang tersedia pada tiap-tiap anggota.  Harga gabah kering panen sekarang ini, menurut Suka Arta berkisar sampai Rp 5.400 kilogram.  Itulah yang berpengaruh, sehingga  harga beras produksi penggilingan Rp 10.200 perkilogram.  *K17.

Komentar