nusabali

Pedagang akan Direlokasi ke Pelataran Parkir

Pasca Kebakaran Pasar Mengwi, Hari Ini Digelar Upacara Guru Piduka

  • www.nusabali.com-pedagang-akan-direlokasi-ke-pelataran-parkir

Stimulan dari Pemkab Badung nantinya pedagang dapat menggunakannya sebagai modal awal untuk kembali membuka usahanya di tempat relokasi.

MANGUPURA, NusaBali

Pasca terbakar hebat pada, Selasa (29/11) malam, kini seluruh kios di lantai 2 Pasar Desa Adat Mengwi, Kecamatan Mengwi, Badung ditutup untuk sementara mulai, Rabu (30/11). Pihak Desa Adat Mengwi sebagai pengelola pasar berencana merelokasi pedagang korban kebakaran ke pelataran parkir di sebelah barat pasar. Sementara Pemkab Badung melalui Sekda I Wayan Adi Arnawa mengatakan akan ada bantuan stimulus bagi pedagang yang terdampak.

Pantauan di lapangan, dari tangga hingga pintu masuk ke lantai 2 dipasangi police line. Pasca kebakaran, rencananya akan digelar Upacara Guru Piduka dan Pecaruan pada Wraspati Umanis Gumbreg, Kamis (1/12) hari ini. Kios lantai 2 yang mengalami kebakaran berada di belakang Pura Melanting pasar setempat. Ditemui di lokasi pasar terbakar, Rabu kemarin salah satu saksi mata, Ketut Gede Mahana,52 menceritakan, dia yang memiliki kios di depan Pura Melanting awalnya sedang ngobrol dengan rekannya di depan kios. Saat ngobrol, tiba-tiba tercium bau menyengat. Mahana dan rekannya tak menaruh curiga sama sekali. Bahkan sempat berpikir bahwa bau menyengat itu adalah bau bangkai tikus.

“Awalnya saya mengira itu bangkai tikus, baunya menyengat sekali. Tapi ternyata setelah saya lihat ke atas, ada kilatan api di lantai dua. Tidak sampai beberapa menit api langsung membesar, saat itu kira-kira pukul 20.30 Wita,” tutur pedagang makanan ringan ini. Sontak pedagang di lantai satu menjadi panik berhamburan setelah api membesar. Warga asal Banjar Delod Bale Agung, Desa Mengwi ini langsung mencari pertolongan. Beruntungnya Pengelola Pasar bertindak cepat untuk memanggil Dinas Kebakaran dan Penyelamatan (Diskramat) Badung. Tak butuh waktu lama, petugas Dinas Kebakaran dari Pos Mengwi langsung datang dan sigap memadamkan api. Karena situasinya sudah seperti itu, akhirnya dia pun langsung bergegas menutup kios.

Beruntung, kios Bu Krisna miliknya tak menjadi amukan si jago merah. Karena posisi kiosnya di lantai satu dan agak jauh dari sumber kebakaran. Namun malang, salah satu kios milik temannya luluh lantak karena dilalap api. Mahana mengatakan, temannya harus kehilangan barang dagangannya senilai ratusan juta. Temannya pun syok saat melihat api membesar di lantai 2 dan hanya bisa pasrah.

“Yang kena (kiosnya terbakar) itu ada teman satu banjar dengan saya. Dia menjual baju adat ke pura, kain songket dan lainnya. Dia sangat syok begitu tahu kiosnya kena juga. Mungkin karena kebanyakan menjual baju adat, kamen, sandal dan lainnya jadi cepat membesar apinya,” ceritanya. Informasi mengenai jumlah kios yang terbakar sebelumnya sempat simpang siur. Namun berdasarkan data resmi yang dirilis oleh Pengelola Pasar Desa Adat Mengwi, jumlah kios yang terbakar mencapai 56 kios dari total 86 kios di lantai 2 yang dikhususkan untuk pedagang kain, busana, emas, dan tukang jahit.

Dari 56 kios tersebut, dimiliki oleh sebanyak 16 pedagang. Adapun total kerugian mencapai Rp 3,8 miliar. Sejumlah pedagang yang memiliki kios lebih dari dua mengalami kerugian hingga ratusan juta. Bahkan ada yang sampai menderita kerugian hingga Rp 700 juta. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam musibah ini.

Pengelola Pasar Desa Adat Mengwi, Made Rai Merta Suteja mengungkapkan, saat ini pihaknya sedang menunggu pemeriksaan dari tim forensik kepolisian untuk menyelidiki penyebab kebakaran. Karena itu, seluruh kios di lantai 2 ditutup. Bahkan pada pintu masuk di lantai dua sudah dipasangi police line. “Kami sedang menunggu pemeriksaan tim forensik dari kepolisian yang rencananya datang hari ini (kemarin, red),” ujarnya. Disinggung mengenai relokasi pedagang yang terdampak, Merta Suteja mengaku hal tersebut masih harus dirembugkan dengan Desa Adat. Sehingga dirinya belum bisa memastikan di mana para pedagang akan direlokasi.

“Kita masih akan bicarakan di desa terkait relokasi mereka di mana. Saya belum berani memastikan, karena tempat kita belum punya. Kita urun rembug dulu dengan bendesa, sabha desa, kertha desa,” katanya sembari menyebut pedagang yang masih utuh dagangannya meminta untuk bisa berjualan di bawah.

Sementara itu, Bendesa Adat Mengwi, Anak Agung Gelgel mengatakan untuk relokasi pedagang pihaknya akan menyiapkan tempat khusus agar para pedagang terdampak bisa beraktivitas kembali. Tempat yang akan digunakan yakni memanfaatkan pelataran parkir di sebelah barat pasar. "Kami akan alokasikan 16 pedagang di depan parkir sebelah barat. Mudah-mudah mereka bisa beraktivitas kembali,” jelasnya.

AA Gelgel melanjutkan, untuk saat ini pihaknya juga akan menggelar Upacara Guru Piduka dan Pecaruan untuk menetralisir lokasi kejadian. Sehingga kejadian serupa tidak terulang kembali. Jika melihat dari sejarah, Pasar Desa Adat Mengwi juga pernah terbakar sebelumnya pada tahun 2017. Kebakaran pada waktu itu terjadi saat Ngembak Gni Nyepi dan mengakibatkan kerugian puluhan juta rupiah.

“Kami sudah meminta petunjuk kepada Sulinggih untuk menggelar Upacara Guru Piduka, Bendu Piduka, dan pecaruan. Rencananya besok pagi (hari ini, red) akan dilaksanakan di Pura Melanting Pasar Desa Adat Mengwi,” bebernya.

Sedangkan terkait pembangunan kembali kios-kios dan bantuan bagi para pedagang yang terdampak, pihaknya mengaku telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Badung dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk penanganan pascakebakaran. Mengingat pentingnya perbaikan fisik demi keberlanjutan usaha dari para pedagang, perbaikan diupayakan akan dilakukan segera.

“Untuk perbaikan akan dilakukan segera paling tidak awal 2023 sudah bisa, tentunya dengan dukungan pemerintah. Saya sudah bersurat kepada BPBD dan bapak Bupati Badung akan dapat membantu masyarakat kami dan membuat kembali pasar tradisional ini," tandasnya. Sementara itu pada sore hari kemarin, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Badung I Wayan Adi Arnawa meninjau langsung lokasi kebakaran Pasar Desa Adat Mengwi. Turut mendampingi Camat Mengwi I Nyoman Suhartana, Bendesa Adat Mengwi AA Gelgel, Perbekel Mengwi I Nyoman Suarjana, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Badung I Ketut Murdika, Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi AA Ariawan beserta pejabat terkait di lingkungan Pemkab Badung.

Adi Arnawa usai pemantauan menyampaikan bahwa pihaknya mewakili Bupati Badung untuk hadir di tengah masyarakat yang sedang terdampak musibah, mengecek secara langsung lokasi kebakaran Pasar Mengwi. Kata dia, saat ini Pemerintah Kabupaten Badung sudah membuat regulasi yang memungkinkan memberikan stimulus kepada masyarakat yang terkena bencana. Pihaknya mengajak masyarakat khususnya pedagang yang terdampak untuk tetap tenang, jangan panik, dan menegaskan pemerintah hadir di tengah masyarakat.

“Mudah-mudahan dengan regulasi baru ini, bantuan bisa secepatnya dilakukan. Yang paling penting, stimulan ini saat nanti dilakukan relokasi kios, para pedagang dapat menggunakannya sebagai modal awal untuk kembali membuka usahanya di tempat yang akan disiapkan oleh Desa Adat. Saya mewakili Bupati Badung bersama tim akan secepatnya mengambil langkah-langkah dalam rangka pemulihan pasar ini,” kata Adi Arnawa. *ind

Komentar