nusabali

Pamangku dan Serati Banten Dukuh Penaban Diberi Pelatihan

  • www.nusabali.com-pamangku-dan-serati-banten-dukuh-penaban-diberi-pelatihan

AMLAPURA, NusaBali
Sejumlah pamangku dan serati banten se-Desa Adat Dukuh Penaban diberi pelatihan peningkatan kapasitas di Wantilan Singarsa Gosana, Museum Pustaka Lontar, Banjar Dukuh Bukit Ngandang, Desa Adat Dukuh Penaban, Kelurahan/kecamatan Karangasem, Minggu (27/11).

Pelatihan digelar Desa Adat Dukuh Penaban, diikuti 13 pamangku dan 21 serati. Kegiatan dibawah koordinasi Penyarikan Desa Adat Dukuh Penaban I Nengah Sudana. Turut mendampingi, Kelian Paiketan Pamangku Desa Adat Dukuh Penaban Jro Mangku Made Natih, dan Kelian Serati Banten Ni Komang Sukendri.

Panitia mengundang Jro Gede Kompyang dari Lingkungan Galiran Kaler, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem, sebagai narasumber. Dia memaparkan tata cara sebagai pamangku dan menata banten.

Penyarikan I Nengah Sudana mengatakan, pelatihan pamangku dan serati banten, dalam upaya meningkatkan kemampuan bidang kepamangkuan dan sebagai tukang banten, untuk menambah wawasan dan menyamakan persepsi dalam menjalankan swadarma masing-masing.

Sebab antar pamangku terkadang cara mengantarkan upacara berbeda-beda, begitu juga prosesi upacaranya, termasuk serati. "Syukurnya ada paiketan pamangku dan paiketen serati banten, sehingga bisa disepakati  dalam hal menata banten yang baik dan benar, begitu juga prosesinya, sesuai adat, dan dresta," katanya.

Jro Gede Kompyang mengajak segenap pamangku dan serati banten, belajar bersama. "Saya siap memfasilitasi belajar sebagai pamangku dan serati banten. Saya punya buku, asal mau belajar dapat buku dan saya jadi senang," jelasnya.

Semakin banyak umat sedharma katanya belajar tentang kepamangkuan dan serati banten, semakin mudah melayani umat sedharma. "Selama ini saya sudah lakukan, dan memberikan pelatihan tata cara menata banten dan esensinya. Sehingga tidak ada kesan, asal mampu menata, tidak tahu makna dan tujuannya," tambahnya.

Lanjut Jro Gede Kompyang, dalam hal prosesi upacara, di setiap desa berbeda-beda, begitu juga di setiap sulinggih yang hendak muput upacara petunjuknya berbeda-beda. "Inilah pentingnya ada paiketan pamangku dan serati banten, terpenting ada kesepakatan agar teknis pelaksanaannya sama," lanjut tukang banten tersebut.

Untuk pelatihan menata banten, peserta wajib membawa materi pelatihan. "Setelah pelatihan berakhir, hasil dari pelatihan, saya beli. Sebab, saya tukang banten. Jadi peserta dapat ilmu, dan hasil pelatihannya saya beli, jadi kan tidak rugi," lanjutnya.*k16

Komentar