nusabali

Jatuh ke Jurang, Wisman asal AS Meninggal Dunia

Saat Turun dari Pendakian ke Puncak Gunung Agung

  • www.nusabali.com-jatuh-ke-jurang-wisman-asal-as-meninggal-dunia

AMLLAPURA, NusaBali
Wisatawan mancanegara (Wisman) asal Texas, Amerika Serikat (AS) bernama Kevin Len Henderson,51, jatuh ke jurang sedalam 25 meter saat menuruni Gunung Agung di ketinggian sekitar 2.600 meter dari permukaan laut.

Korban dikabarkan meninggal dunia dalam perjalanan saat dievakuasi petugas gabungan. Informasi yang dihimpun, petugas gabungan di bawah pimpinan Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Karangasem I Gusti Ngurah Eka melakukan evakuasi melalui jalur pendakian Pura Pengubengan Besakih, Banjar Batumadeg, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Jumat (18/11) malam.

Evakuasi menyusuri jalur gelap, jalan licin, diguyur hujan. Selain itu tubuh korban cukup berat ditandu. Petugas yang terlibat dibagi tiga regu. Sulitnya medan di tengah cuaca ekstrem menyebabkan pergerakan melakukan evakuasi sangat lambat.

Informasi di lapangan menyebutkan, korban Kevin Len Henderson mulai mendaki pada, Kamis (17/11) pukul 23.00 Wita, didampingi pemandu I Gede Riasa. Setelah enam jam perjalanan tiba di puncak, Jumat (18/11) pukul 05.00 Wita dengan tujuan agar mendapatkan sunrise atau matahari terbit untuk selfie di puncak berlatar belakangan matahari dengan sinar masih merah.

Selanjutnya menuruni puncak Gunung Agung dari ketinggian 3.142 meter dari permukaan laut pukul 06.00 Wita. Setiba di ketinggian 2.600 meter dari permukaan laut, wisman Amerika tersebut terpeleset karena jalan licin, sehingga jatuh ke jurang sedalam sekitar 25 meter. Hal ini mengakibatkan korban patah kaki kanan, sakit di pinggang dan lutut. Juga menderita luka di leher dan kepala belakang. Luka-luka itulah menyebabkan korban tidak bisa melanjutkan perjalanan menuruni gunung.

Maka pemandu I Gede Raisa, meminta bantuan ke Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem. Selanjutnya datang petugas dari Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem, dibantu BPBD Karangasem, Polsek Rendang, Koramil Rendang, relawan dan pemandu lokal. Rombongan petugas dibagi tiga tim mulai mendaki menjemput korban. Tim I naik pukul 06.30 Wita, hanya beranggotakan pemandu lokal, Tim II naik pukul 10.00 Wita, beranggotakan relawan dan Tim III naik pukul 10.30 Wita beranggotan Pos Pencairan dan Pertolongan, BPBD, anggota Polsek Rendang, anggota Koramil Rendang dan pemandu lokal. Petugas baru menemukan korban di jurang pukul 16.30 Wita, selanjutnya memberikan bantuan dengan menutupi di bagian luka terutama di lutut gunakan perban agar darah tidak terus mengucur.

Selanjutnya evakuasi dari jurang dinaikkan menuju ke jalur pendakian memerlukan waktu sekitar 2 jam. Sedangkan mulai menuruni Gunung Agung 18.30 Wita. Ternyata di perjalanan, korban Henderson, dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 20.30 Wita. Kepastian wisman itu meninggal karena saat mengevakuasi melibatkan petugas medis, kemudian perkembangannya diinformasikan melalui HT (handy talky). Hingga berita ini diturunkan, evakuasi masih berlangsung di ketinggian 1.500 meter dari permukaan laut. Sulitnya evakuasi, karena jalan sempit, licin dan gelap, di samping korban cukup besar dan berat.

Sedangkan istri korban Stephanie menunggu di jaba Pura Pengubengan Besakih, sesaat setelah kejadian. Stephanie mengaku sempat berkomunikasi dengan sang suami. "Suami saya masih sadar sesaat setelah nyemplung ke jurang, mengaku kaki kanan patah, luka di leher, punggung dan lutut, selanjutnya tidak bisa dihubungi," ujar Stephanie melalui penerjemah.  

Hadir pula memantau evakuasi, Kapolsek Rendang Kompol I Made Punia, Kepala Pelaksana BPBD Ida Bagus Ketut Arimbawa, Sekretaris PMI Karangasem I Wayan Suara, bersama segenap relawan. Di bagian lain, terkait pendaki meninggal nyemplung ke jurang di Gunung Agung, Bendesa Adat Besakih Jro Mangku Widiartha dihubungi ada nada sambung hanya tidak memberikan respons. Sedangkan Pamangku di Pura Ida Bhatara Ratu Pande Besakih, yakni Jro Mangku Gede Sudarta mengatakan adanya korban jiwa di Gunung Agung, otomatis jalur pendakian tersebut leteh (cuntaka).

"Kalau ada pendaki meninggal wajib digelar upacara Rsi Gana di Pura Pengubengan Besakih, dan di lokasi terjadi bencana, agar bersih dari pengaruh cuntaka," jelas Jro Gede Sudarta, Pamangku asal Banjar Bangun Sakti, Desa Besakih, Kecamatan Rendang. Sebab, selama ini, upacara itu dilakukan agar kawasan suci Pura Besakih beserta gunung Agung tidak cuntaka. Meski demikian, masih menunggu paruman Desa Adat Besakih. "Sebaiknya mengenai hal itu tanyakan saja ke Bendesa Adat Besakih," pintanya.

Henderson merupakan korban tewas keempat saat mendaki di Gunung Agung melalui jalur Pura Pengubengan Besakih sejak tahun 2008. Korban sebelumnya Muhammad Iqbal, 21, mahasiswa Universitas Widyatama Bandung, asal Lenteng Agung, Jakarta, tewas terpental Senin (7 Januari 2008), korban kedua Monieb Setiabudi, 24, dari Jalan Gembong IV/17 Kelurahan Kapasar, Kecamatan Simokerto RT/RW 02/04 Surabaya, juga tewas terpental ke jurang Kamis (7 Mei 2009), dan wisman Prancis Dominique Marle, 73, tewas Jumat (3 Desember 2021), dan terakhir wisatawan Amerika Henderson. *k16

Komentar