nusabali

Kiat Pemkab Badung Kendalikan Hama Tikus

Kurangi Bahan Kimia, Manfaatkan Burung Hantu

  • www.nusabali.com-kiat-pemkab-badung-kendalikan-hama-tikus

2021 lalu hama tikus menyerang sekitar 90,5 hektar tanaman padi. Bahkan di Subak Cangi hampir 12 hektar lahan sawah mengalami gagal panen.

MANGUPURA, NusaBali

Hama tikus salah satu hama yang paling sering menyerang lahan persawahan milik petani. Namun dalam membasminya, seringkali menggunakan bahan kimia dan zat beracun, sehingga menjadi tak ramah lingkungan. Pemkab Badung pun berupaya mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia dan zat beracun dalam membasmi hama tikus, dengan mencoba memanfaatkan burung hantu.

Kadis Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung I Wayan Wijana menyerahkan enam ekor burung hantu (Tyto Alba) kepada petani di beberapa subak yang mengalami serangan hama tikus cukup luas. Salah satunya, diserahkan sepasang burung hantu kepada Subak Cangi, Desa Kuwum, Kecamatan Mengwi, Rabu (16/11) lalu. Selain di Subak Cangi, bantuan burung hantu dan rumah burung hantu juga diserahkan kepada Subak Karang Dalem, Desa Bongkasa Pertiwi, Kecamatan Abiansemal, serta Subak Cemagi Let, Desa Cemagi, Kecamatan Mengwi.

Menurut Wijana, semakin berkembangnya pemukiman penduduk dan hilangnya musuh alami seperti ular dan burung hantu, menyebabkan populasi tikus berkembang dengan cepat. “Tahun 2021 lalu hama tikus menyerang sekitar 90,5 hektar tanaman padi. Bahkan di Subak Cangi hampir 12 hektar lahan sawah mengalami gagal panen,” ujarnya, Kamis (17/11).

Wijana melanjutkan, selama ini petani selain melakukan upaya niskala, seringkali masih menggunakan racun tikus dan asap beracun untuk membasmi tikus. Cara ini tentu tidak ramah lingkungan dan sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Pemanfaatan burung hantu ini diharapkan bisa membantu permasalahan membasmi hama tikus. “Burung hantu merupakan musuh alami bagi tikus. Burung hantu memiliki kemampuan memangsa beberapa ekor tikus dalam semalam. Penggunaan musuh alami ini tergolong aman bagi lingkungan, sehingga akan mengurangi residu racun tikus yang dapat merusak lingkungan persawahan,” kata mantan Kabag Organisasi dan Tata Laksana Setda Badung ini.

“Untuk itu kami mencoba mengajak petani mengendalikan hama tikus dengan memanfaatkan burung hantu yang memang sudah dilatih khusus untuk berburu tikus sebagai mangsanya. Kami mengimbau kepada masyarakat untuk ikut menjaga dan mengawasi agar burung hantu yang dilepaskan agar tidak ditangkap dan ditembak oleh pemburu,” harap Wijana.

Untuk diketahui, pada semester pertama (Januari-Juni) tahun 2022, Dinas Pertanian dan Pangan Badung, mencatat surplus produksi beras. Berdasarkan hasil perhitungan produksi gabah pada enam bulan pertama 2022 mencapai 44.554,38 ton, setara dengan beras 25.332,33 ton. Dengan perhitungan jumlah penduduk 549.528 jiwa, artinya di Badung masih surplus beras 1.087,04 ton. *ind, asa

Komentar