nusabali

Bendesa Adat Renon Sesalkan Insiden Unjuk Rasa, Nyatakan Welcome terhadap Pendatang di Wilayahnya

  • www.nusabali.com-bendesa-adat-renon-sesalkan-insiden-unjuk-rasa-nyatakan-welcome-terhadap-pendatang-di-wilayahnya

DENPASAR, NusaBali.com - Upaya mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Bali menggelar unjuk rasa di Konsulat Amerika Serikat di Denpasar pada Rabu (16/11/2022) digagalkan oleh perangkat Desa Adat Renon, Denpasar Timur.

Hal ini berkaitan dengan upaya menjaga kondusivitas dan sebagai partisipasi dukungan terhadap gelaran KTT G20 yang dilangsungkan di Nusa Dua, Kabupaten Badung, 15-16 November 2022.

Kepada wartawan, Jero Bendesa Desa Adat Renon I Wayan Suarta menegaskan telah melakukan upaya mediasi guna meminimalisir aksi.  Namun kendati telah mengedepankan upaya mediasi, Wayan Suarta mengaku pihaknya tak dapat membendung sepenuhnya aksi mahasiswa tersebut.

“Kami mencoba tadi untuk memediasi, agar adik-adik kita mahasiswa tidak melakukan aksinya,” kata Wayan Suarta dalam pernyataan yang diterima NusaBali.com, Rabu (16/11/2022) malam.

Alhasil sempat terjadi insiden di kawasan Jalan Tukad Yeh Aya Denpasar dimana lokasi asrama mahasiswa berada. Kericuhan itu pun sempat viral di berbagai platform media sosial.
“Tapi karena ada sesuatu hal, mungkin ada terpancing emosinya, akhirnya terjadi pula insiden tadi,” sesal Wayan Suarta.

Wayan Suarta mengaku ia sebenarnya juga terkena lemparan batu di bagian kepala serta pukulan di bagian pipi kiri.

Kendati turut menjadi korban, Wayan Suarta mengatakan, pihaknya tak ingin memperpanjang masalah dan menyerahkan segala bentuk penyelesaian masalah kepada aparat yang berwenang.

“Kami juga kena, menjadi korban juga, berdarah, kena batu lemparan, dan di pipi juga kena pukul. Kami tidak lagi akan memperpanjang masalah itu,” katanya.

Ia pun mengatakan sudah komitmen untuk menyerahkan semuanya ke pihak berwenang.

Lebih lanjut, Wayan Suarta menjelaskan, situasi keamanan dan ketertiban di wilayahnya telah kondusif. Ia menambahkan, masyarakat yang berada di wilayahnya terjamin keamanannya.

Di sisi lain Wayan Suarta selaku Jero Bendesa Desa Adat Renon, beserta stakeholder terkait, menegaskan senantiasa menerima masyarakat yang masuk ke wilayahnya. Namun, hal tersebut tentunya harus memperhatikan budaya dan aturan yang diterapkan di masing-masing wilayah.

“Kami selaku pucuk pimpinan memastikan, bahwa keadaan sekarang ini sudah aman, nyaman, kondusif dan terkendali. Oleh karena itu, kami juga bertanggung jawab dan memastikan bahwa saudara-saudara kita pasti aman,” kata Wayan Suarta.

“Kami di sini welcome, terbuka, kepada siapapun yang datang di wilayah kami,” tegas Wayan Suarta.

Sebelumnya dalam pernyataan sikapnya, Aliansi Mahasiswa Papua menentang penyelenggaraan KTT G20, karena Group of Twenty ini dinilai bagian dari jalannya eksploitasi, ekspansi dan eksplorasi terhadap wilayah-wilayah yang sedang berkembang dan terutama wilayah yang sedang berjuang ' hak menentukan nasib sendiri' seperti di Papua Barat.


Komentar