nusabali

Warga Swadaya Perbaiki Jalan Putus di Jembatan Penyaringan

Bersifat Darurat, Hanya Bisa Dilalui Sepeda Motor

  • www.nusabali.com-warga-swadaya-perbaiki-jalan-putus-di-jembatan-penyaringan

NEGARA, NusaBali
Putusnya jalan di ujung barat Jembatan Penyaringan, penghubung Banjar Anyar Kaja dengan Banjar Penyaringan, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, yang disapu banjir bandang Sungai Biluk Poh, Minggu (16/10) lalu, belakangan sudah kembali tersambung.

Hal ini menyusul adanya perbaikan darurat secara swadaya yang dialaksanakan warga desa setempat. Perbekel Penyaringan I Made Dresta, Senin (14/11), mengatakan, perbaikan darurat jalan putus itu, telah dikerjakan selama tiga hari dan baru saja rampung dikerjakan pada Minggu (13/10) sore. Perbaikan darurat diakukan dengan mengurug jalan yang putus dengan material tanah dan krokol di sungai setempat.

Untuk mengurug jalan itu, menggunakan ekskavator bantuan dari salah satu perusahaan swasta. Namun untuk keperluan opersional alat berat itu, didanai melalui swadaya warga. "Kita perbaiki swadaya. Kebetulan ada bantuan alat berat. Cuman kita yang membelikan bensin (BBM)," ujar Dresta.

Meski sudah diurug sesuai dengan lebar jalan sebelumnya, Dresta mengaku, jalan tersebut hanya bisa dilalui sepeda motor. Sementara mobil tidak tidak dizinkan lewat karena khawatir urugan jalan tersebut akan ambrol. "Mobil tidak bisa. Walaupun sudah dipadatkan, tetapi kalau dilalui mobil nanti malah ambrol. Karena itu hanya darurat dan tidak ada senderannya. Dan kita pun meminta agar warga yang lewat bawa motor di sana tetap berhati-hati," ucap Dresta.

Menurut Dresta, perbaikan darurat jalan yang putus itu, paling tidak bisa kembali mempermudah akses anak-anak sekolah. Di samping itu, juga memperlancar kegiatan adat masyarakat Desa Penyaringan. Mengingat di sisi barat jembatan itu, adalah pusat tempat Pura Kahyangan Tiga dan terdapat Setra (atau tempat pengabenan).

"Ini kita perbaiki darurat, agar bisa dialui motor saja dulu. Terutama memudahkan anak-anak sekolah dan keperluan upacara adat. Karena kalau lewat Jembatan Biluk Poh (di Jalur Umum Denpasar-Gilimanuk), jauh memutar," kata Dresta.

Selain memutus jalan di Jembatan Penyaringan, banjir bandang Sungai Biluk Poh yang terjadi bulan Oktober lalu, juga memutus jembatan gantung yang ada di utara Jembatan Penyaringan tersebut. Terkait hal itu, kata Dresta, juga sudah berusaha mengajukan permohonan perbaikan ke Pemkab.

Terutama untuk perbaikan terhadap jalan yang putus di Jembatan Penyaringan yang juga menjadi salah satu akses vital warga Penyaringan dan sekitarnya. "Mudah-mudahan nanti bisa segera. Karena perbiakan itu juga hanya perbiakan darurat. Mudah-mudahan bisa bertahan sampai nantinya ada perbaikan dari pemerintah," pungkas Dresta. *ode

Komentar