nusabali

Perang Dua Kelompok Buruh asal Sumba di Kuta Utara

Satu Luka Tusuk, Bedeng Dibakar

  • www.nusabali.com-perang-dua-kelompok-buruh-asal-sumba-di-kuta-utara

MANGUPURA, NusaBali
Dua kelompok buruh asal Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) terlibat aksi saling serang dengan menggunakan senjata tajam di kawasan Canggu, Kuta Utara, Badung pada Sabtu (13/11) pukul 23.00 Wita.

Satu korban mengalami luka tusuk di bagian punggung. Tak hanya itu, bedeng salah satu kelompok buruh ikut dibakar. Peristiwa yang menegangkan itu terjadi di dua lokasi TKP. Awalnya terjadi di bedeng proyek di Jalan Short Cut, Desa Canggu Canggu dan Desa Tibuneneng. Perkelahian di bedeng itu meluas ke Lapangan Umum Brawa, Jalan Pantai Brawa, Banjar Tegal Gundul, Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, Badung.

Menerima informasi terkait peristiwa berdarah itu, aparat Polsek Kuta Utara lamgsung gerak cepat melakukan penyeljdikan. Sebanyak 17 orang diamankan ke Polsek Kuta Utara. Dari 17 orang tersebut, 7 orang ditetapkan sebagai tersangka. Satu orang berperan sebagai penusuk punggung korban, sementara sisanya membawa sajam saat terjadi penyerangan.

Kasi Humas Polres Badung, Inti Ketut Sudana dalam keterangan persnya, Senin (14/11) membeberkan tujuh orang yang ditetapkan sebagai tersangka adalah, Anselinus (penusuk punggung korban), Dominggus Duka Mete, Rafael Ramone, Kornelis Dughu, Tinus Kaliyo, Frans Bokol, dan Marten Ole. Mereka dijerat Pasal 351 KUHP, tentang Pengeroyokan, dengan ancaman hukuman maksimal 9 tahun penjara.

"Barang bukti yang diamankan berupa 6 bilah pisau dan sebilah sabit. Tersangka dan barang bukti sudah diamankan di Mapolsek Kuta Utara. Sementara korban masih dirawat intensif di TSD Mangusada, Kelurahan Kapal, Kecamatan Mengwi, Badung," beber Iptu Ketut Sudana.

Baik kelompok korban maupun kelompok dari pelaku sebenarnya sama-sama buruh proyek dan tinggal di satu bedeng. Pada malam kejadian, kedua kelompok ini terlihat perselisihan hingga berujung saling serang. Bedeng tempat mereka tinggal dibakar dan perkelahian meluas ke Lapangan Umum Brawa.

"Peristiwa itu terjadi hanya karena salah paham di antara kedua kelompok yang merupakan sesama buruh proyek. Perselisihan yang tidak menemukan jalan keluarnya itu berujung saling serang," tandasnya. *pol

Komentar