nusabali

Limbah Shortcut Resahkan Warga Gitgit

Pemdes Minta Pelaksana Proyek Segera Lakukan Mitigasi

  • www.nusabali.com-limbah-shortcut-resahkan-warga-gitgit

Lumpur yang tanah galian yang dibawa air hujan tidak hanya meluap ke jalan raya, tetapi juga menutupi lahan perkebunan hingga tertutupnya sumber mata air.

SINGARAJA, NusaBali

Dampak proyek shortcut titik 7-8 di Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng, kembali dikeluhkan warga setempat. Sejak beberapa bulan terakhir, warga setempat mendapatkan dampak limpahan limbah proyek, karena tidak dimitigasi dengan baik.

Keluhan warga Desa Gitgit sebenarnya sudah beberapa kali disampaikan. Baik kepada Pemerintah Desa, Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Kabupaten Buleleng dan juga langsung ke pelaksana proyek PT Sinar Bali Bina Karya. Pelaksana proyek pun sebelumnya sudah menjanjikan akan memberikan kompensasi terhadap dampak limpahan limbah shortcut. Hanya saja hingga kini belum ada realisasi.

Menurut data Pemdes Desa Gitgit yang sudah mengumpulkan informasi dari warganya, lahan perkebunan seluas 50 are tertutup lumpur shortcut dan menjadi tidak produktif. Lumpur dampak pembangunan shortcut pun menutup mata air yang selama ini dimanfaatkan oleh 50 KK di Banjar Dinas Pererenan Bunut, Desa Gitgit.

Seorang warga Gitgit I Nyoman Adiana, menyebutkan kekhawatiran warga baru muncul setelah hujan turun. Galian dari pemangkasan bukit-bukit di antara perkebunan warga menjadi musibah bagi mereka. Terlebih beberapa material galian dibawa ke jurang-jurang tempat aliran air dan juga kebun warga.

“Dampak lumpur ini sudah kami rasakan sejak bulan Agustus. Ini menjadi parah saat musim hujan turun, bahkan kini ketinggian lumpur di kebun kami itu sekitar 3 meter, kalau di jurang-jurang sampai 6 meteran. Tentu tanaman yang ada di kebun kami seperti kopi, pisang, cengkih terganggu produktivitasnya,” ucap Adiana.

Dia pun mengatakan bahwa warga yang terdampak saat ini yang terpenting hanya meminta penanggulangan limbah proyek dengan baik oleh pelaksana proyek. Serta diberikan jalan keluar untuk mengembalikan produktivitas lahan mereka.

Perbekel Gitgit I Putu Arcana mengatakan, Pemdes Gitgit sudah beberapa kali mendatangi pelaksana proyek. Harapannya agar pelaksana melakukan langkah mitigasi dan penanganan dampak limbah lumpur. Bencana pun beberapa kali dirasakan warga mulai dari luapan lumpur di jalan utama termasuk menggenangi rumah warga. Pelaksana pun disebutnya sudah sempat melakukan penanganan, namun belum efektif, melihat dampak masih terjadi hingga saat ini.

“Kami minta agar dicarikan solusi dan penanganan terbaiklah. Misalnya aliran lumpur dipecah jangan terpusat hanya satu titik. Kami juga mohonkan warga kami yang terkena dampak segera dapat ditanggulangi,” ucap Arcana.

Sementara itu di tempat yang sama pelaksana proyek yang dihadiri Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (K3) Proyek Shortcut 7-8 Amik, menolak menjawab aspirasi warga. Dia mengaku akan menyampaikan hasil pertemuan tadi kepada pimpinannya yang saat ini sedang ada di luar kota.

“Kalau saya jawab, saya takut salah. Karena soal aspirasi warga itu bukan kapasitas saya. Yang jelas pekerjaan ini akan diselesaikan step by step, ini belum selesai,” paparnya.

Dalam pertemuan tersebut Pemdes Gitgit juga menghadirkan Camat Sukasada, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng. Mereka pun bersama-sama mengecek lokasi lahan warga yang terdampak limpahan lumpur. *k23

Komentar