nusabali

Pujawali di Pura Pasar Agung Terhalang Kabut

  • www.nusabali.com-pujawali-di-pura-pasar-agung-terhalang-kabut

AMLAPURA, NusaBali
Hujan mengguyur selama berlangsung prosesi Pujawali di Pura Pasar Agung, Banjar Sogra, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem, Purnama Kalima, Anggara Pon Ukir, Selasa (8/11), pukul 10.00 Wita.

Di samping itu, juga turun kabut tebal hingga jarak pandang pamedek atau umat, terhalang. Tiga sulinggih muput Pujawali, yakni Ida Pedanda Gede Suyasa dari Geria Manuaba, Banjar Bencingah, Desa Duda, Kecamatan Selat, Ida Pedanda Gede Wayan Demung dari Geria Demung, Banjar Tilem, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, dan Ida Pandita Mpu Acarya Weda Nanda dari Geria Taman Gana Pati, Banjar Pemuhunan, Desa Muncan, Kecamatan Selat.

Prosesi Pujawali ini bersamaan dengan upacara Mulang Pakelem di puncak Gunung Agung. Sebelumnya, rombongan mendaki Gunung Agung membawa sarana pakelem dan banten, berangkat pukul 01.00 Wita, dan tiba di puncak pukul 09.00 Wita. Rombongan membawa kurban seekor ayam dan bebek hitam.

Prosesi Pujawali diawali upacara Melis (pembersihan) di mandala pura dengan memercikkan tirta ke seluruh palinggih dan areal pura. Kegiatan ini dikoordinasikan Jro Mangku Gede Ketut Sigra, pamangku di Pura Pasar Agung, bersama segenap pamangku pangayah lainnya. Selanjutnya, para pamangku nedunang 33 tirtha, yakni Ida Bhatara Tirtha Amerta Jati Saking Tri Lingga Giri Bali Pulina.

Seluruh Ida Bhatara Tirtha itu dipersatukan, kemudian digunakan pamangku untuk tirtha Panglukatan dan tirtha Wangsuh buat umat sedharma. Ida Bhatara Tirtha itu juga dimohon bendesa adat sajebag Bali, untuk dibagikan kepada krama di 190 desa adat.

Selama prosesi upacara dipentaskan tari Rejang Dewa, Tari Topeng Sidha Karya, dan wayang kulit. Dalang wayang kulit Ida Bagus Darma Wibawa Putra dari Geria Taman, Banjar Pegubugan, Desa Duda, Kecamatan Selat.

Hadir dalam acara itu, Wakil Bupati I Wayan Artha Dipa, Penyarikan Agung MDA Provinsi Bali I Ketut Sumarta, Camat Selat I Nengah Danu, Bendesa Alitan MDA Kecamatan Selat I Komang Sujana, dan undangan lainnya.

Penyarikan Agung MDA Provinsi Bali I Ketut Sumarta mengingatkan, sedapat mungkin seluruh bendesa adat mohon 33 tirtha tersebut yang berasal dari tiga pura pucak, yakni Pura Pucak Sad Kahyangan Lempuyang, Pura Pucak Sad Kahyangan Batur, dan Pura Pucak Gunung Sari. Di samping itu, tirtha tersebut berasal dari catur danu, catur segara, dan mata air, sehingga jumlahnya 33 jenis. "Berharap agar umat sedharma dapat memohon tirtha itu, yang datangnya dari Pura Pasar Agung, sebagai pusat anugerah perekonomian," jelas I Ketut Sumarta.

Terlebih lagi, kata I Ketut Sumarta, usai Pujawali, dilanjutkan piodalan pada Buda Wage Ukir, yang merupakan hari kesejahteraan untuk umat sedharma.

Acara ini merupakan pujawali kelima, sejak tahun 2018. Sebelumnya, hanya digelar sehari usai menggelar persembahyangan puncak Pujawali, langsung Nyineb. Karena saat itu terjadi erupsi Gunung Agung dan wabah Covid-19.

"Kali ini, Ida Bhatara nyejer 11 hari, nyineb Saniscara Wage Kulantir, Sabtu (19/11)," tambah Jro Mangku Gede Ketut Sigra, pamangku pura setempat.

Selama Ida Bhatara nyejer, katanya, dilaksanakan upacara Panganyar dari masing-masing kabupaten/kota di Bali. "Selama 11 hari pula, dilaksanakan acara makemit (bermalam di pura)," jelas Humas Pangempon Pura Pasar Agung I Wayan Suara. *k16

Komentar