nusabali

Dugaan Malpraktik, Warga Padangan Datangi Polres Tabanan

  • www.nusabali.com-dugaan-malpraktik-warga-padangan-datangi-polres-tabanan

TABANAN, NusaBali
Perwakilan Desa Padangan, Kecamatan Pupuan datangi Polres Tabanan pada Senin (7/11).

Maksud kedatangan mereka adalah untuk mengadu dan berkonsultasi pasca salah satu warganya meninggal dunia usai melaksanakan bedah minor di praktik swasta.  Rombongan datang sekitar pukul 10.00 Wita dipimpin Perbekel Padangan I Wayan Wardhita, Wakil Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Kelian Dinas, Bendesa Adat, serta didampingi anggota DPRD Tabanan asal Pupuan I Gede Purnawan dan Kapolsek Pupuan AKP I Made Budiarta.

Wayan Wardhita mengatakan, kedatangan ke Polres Tabanan ingin mencari alternatif atas masalah warganya yang meninggal usai jalani bedah miror di praktik swasta di Pupuan. Sebab kematian warganya ini dinilai banyak menimbulkan pertanyaan di kalangan masyarakat. "Meskipun sudah dilaksanakan rapat dengan DPRD Tabanan, Dinas Kesehatan, dan IDI sudah turun menjelaskan, namun warganya belum mendapat jawaban memuaskan dan dirasa masih sepihak," jelasnya.

Menurutnya pertanyaan yang muncul di kalangan masyarakat dan masih berpolemik  itu antara lain, sebelum menjalani operasi warganya ini sehat dan masih bisa beraktivitas. Selain itu saat sosialisasi di Padangan beberapa waktu lalu, pihaknya pun sudah mengejar dan meminta informasi gamblang, namun belum diberikan.

“Istrinya yang meninggal dunia ini (saat operasi) kan harus ada surat persetujuan dilakukannya tindakan. Harusnya ditandatangani, bukan hanya cap jempol. Dan Suaminya sendiri selaku keluarga terdekat tidak ada persetujuan operasi. Jadi hal lain ada lima poin yang coba kami sampaikan ke Polres Tabanan ini,” tegasnya.

Dengan kondisi itu dia berharap agar tak menimbulkan polemik dan pihak desa bisa memberikan jawaban gamblang ke masyarakat dalam kasus ini segera menemukan kebenaran. "Intinya kami konsultasi hukum, langkah apa yang harus kami tempuh dan mencari informasi, sehingga bisa memberikan informasi dan edukasi ke masyarakat," akunya.

Hal senada disampaikan oleh Wakil Ketua BPD (Badan Permusyawaratan Desa) Padangan, I Putu Pramana Husada. Tujuannya ke Polres untuk mencari kebenaran. Sebab warganya yang meninggal usai bedah minor di kepala masih menimbulkan kejanggalan dan memunculkan riuh atau situasi yang tak kondusif di masyarakat. "Meskipun sudah dilakukan rapat dengan instansi terkait DPR, IDI, Dinas Kesehatan belum ada tindak lanjut atau belum bisa memberikan jawaban penyebab kematian," jelasnya.

Dalam kasus ini, lanjut Husada, masyarakat masih menduga adanya tindakan tak sesuai prosedur sehingga menyebabkan warganya meninggal dunia. Kemudian diduga dokter yang bersangkutan ini menggunakan ambulans Puskesmas tidak meminta izin ke instansi terkait. "Kami berharap bisa ditindaklanjuti dan bisa menjembatani jika seandainya kasus bisa dibuka sebenar-benarnya," pinta Husada.

Terkait hal itu Kapolres Tabanan AKBP Ranefli Dian Candra mengatakan pihaknya akan mendalami aspirasi masyarakat ini. Dan segera akan menurunkan tim untuk mengetahui penyebab dan fakta terkait bukti permasalahan. "Kita akan turunkan tim dan melakukan penyelidikan serta menggali informasi untuk mengumpulkan data-data," janjinya.

Kapolres pun menegaskan secara rinci aspirasi yang disampaikan masyarakat ini adanya dugaan malpraktik dokter dan upaya penanganan yang dilakukan instansi terkait belum bisa memuaskan masyarakat. "Terkait inilah menimbulkan polemik di masyarakat," tandas AKBP Ranefli Dian Candra. *des

Komentar