nusabali

Panglima TNI Akui Ancaman Serangan Siber

Pimpin Gelar Pasukan Pengamanan VVIP KTT G20

  • www.nusabali.com-panglima-tni-akui-ancaman-serangan-siber

Satgas mengerahkan 13 kapal perang yang sudah dikerahkan untuk melakukan pengamanan. Belasan KRI ini kemarin sudah berada di perairan selatan Bali.

DENPASAR, NusaBali

Panglima TNI, Jenderal TNI Andika Perkasa menilai siber menjadi ancaman terbesar pada agenda KTT G20. Jenderal Andika mengakui ada ancaman siber jelang KTT G20 di Bali. "Saya tidak mau jelaskan secara detail. Yang jelas ancaman itu bisa kita atasi. Serangan siber ini akan membuat kami lebih matang dalam melakukan persiapan dan pengamanan nantinya. Kami tetap meminta kepada masyarakat Indonesia untuk membantu sukseskan event ini. Untuk mengatasi serangan siber ini kami bekerjasama dengan Badan Siber Sandi Negara," kata Jenderal Andika saat menghadiri Gelar Pasukan Operasi Puri Agung di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Denpasar, Senin (7/11) pagi.

Dikatakan meski situasi saat ini kondusif, TNI selaku penanggungjawab pengamanan pertemuan KTT G20 tidak mau lengah. Pola pengamanan tetap dilakukan sesuai dengan standar pengamanan internasional. Bahkan TNI kini sudah siagakan 13 kapal perang. Belasan kapal perang itu kini lego jangkar di perairan selatan Bali, dekat dengan tempat pelaksanaan pertemuan di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. "Kalau diparkir di Pelabuhan Benoa, malah tidak kelihatan. Sekali lagi saya mohon dukungan dari masyarakat Indonesia untuk menyukseskan pertemuan ini," tandasnya.

Apel gelar pasukan dengan sandi Puri Agung kemarin dilakukan secara terpusat dan diikuti oleh tiga Polda, yakni Polda Bali sebagai tempat diselenggarakannya KTT G20 bersama Polda Jawa Timur dan Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai pengamanan penyangga. Dalam apel gelar pasukan kemarin, Polri menurunkan kekuatan penuh dengan melibatkan 9.700 personel dan 3.669 personel cadangan di Mako Korps Brimob dan 11 Sat Brimobda dengan dukungan kemampuan khusus dan teknologi modern yang terintegrasi melalui Command Center. Tak hanya personel, tetapi juga sarana dan prasarana.

Polri dalam pengamanan pertemuan yang akan dihadiri 17 kepala negara tersebut berada di ring III (tiga). Namun demikian, Kapolri meminta seluruh jajarannya untuk melakukan pengamanan semaksimal mungkin. Jangan sampai ada masalah sekecil apapun yang tidak segera teratasi. Dukungan peralatan yang ada harus bisa memaksimalkan pengamanan sehingga tidak terjadi masalah.

"Ring III adalah lapisan terluar yang berinteraksi langsung dengan masyarakat umum. Polri dituntut untuk menampilkan sosok pengamanan yang humanis, dan ramah, namun tetap tegas ketika dibutuhkan sehingga mampu mereduksi potensi ancaman yang menganggu jalannya KTT G20," ungkap Kapolri Jenderal Listyo Sigit.

Sementara pada Senin sore kemarin Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa memimpin Apel Gelar Pasukan Pengamanan VVIP pada puncak Konferensi Tingkat Tinggi Group of Twenty (KTT G20) di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Denpasar. Jumlah personel yang masuk dalam komando gabungan terpadu pengamanan puncak perhelatan KTT G20 sudah terkonfirmasi dengan pasti berjumlah 18.030 personel.

"Di situ ada unsur Polri, ada unsur dari instansi lain juga. Dari Polri ini kami BKO-kan sekitar 262 personel dan semua itu masuk ke Satgas Pengamanan VVIP. Jadi, kami punya 12 satgas, salah satunya adalah Satgas Pengamanan VVIP yang diketuai oleh Komandan Paspampres," katanya.

Panglima TNI bertindak sebagai Dansatgas Komando Gabungan Terpadu Pengamanan KTT G20 didampingi Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo sebagai wakilnya. Selain itu hadir juga Menteri Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Dalam apel gelar pasukan kemarin yang dihadiri oleh semua Satgas dan Subsatgas ini, Jenderal Andika menekankan beberapa hal penting, salah satunya adalah mulai, Selasa (8/11) hari ini pukul 07.30 Wita baik Satgas dan Subsatgas bersama seluruh personel yang terlibat sudah berada pada posisi masing-masing.

Setelah berada pada posisi masing-masing, Lakukan pengenalan lingkungan. Untuk melakukan pengenalan lingkungan ini, Jenderal Andika memberikan waktu dua hari. Sebelum mengecek setiap Satgas bersama Kapolri dan Menteri Menko Maritim dan Investasi, Jenderal Andika memberikan arahan kepada setiap Satgas, mulai dari Satgas Pam VVIP yang merupakan personel Paspampres. Personel pada Satgas ini harus memahami titik-titik di dalam hotel. Dari kamar sampai toilet para kepala negara. Apa yang harus dideteksi oleh Subsatgas deteksi, sehingga ada waktu untuk segera memperbaikinya. Begitu juga pola penyelamatan. Setiap venue harus dikenali. Penyelamatan ke mana. Ada 58 Anoa (kendaraan taktis lapis baja) yang tersebar di seluruh venue maupun hotel.

"Ini harus dikenali, sehingga nanti bila terjadi dinamika kita sudah paham. Jadi, subsatgas deteksi, penyelamatan, instalasi yang merupakan pengamanan pribadi harus memahami tugasnya dengan detail," tegas mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat ini. Selanjutnya Satgas Pasukan Khusus memiliki tugas yang berat. Personel Satgas ini harus tahu lika-liku detail dari venue yang menjadi tanggung jawabnya. Apabila terjadi sesuatu, maka tugas dari Satgas Pasukan Khusus ini melakukan penindakan. "Kita harus memahami benar langkah lantai per lantai hotel atau di kawasan hutan mangrove. Kita harus mengenal dengan baik, sehingga tahu ke mana harus bergerak bila terjadi dinamika," tuturnya.

Satgas Pengamanan Wilayah. Satgas ini merupakan personel Kodam IX/Udayana. Satgas ini memiliki Subsatgas. Misalnya Pam Rute, Pam Kegiatan, dan Pam Hotel. Semua subsatgas segera lakukan orientasi. Sehingga bukan hanya titiknya saja yang dipahami, tetapi apabila ada dinamika sudah tahu apa yang harus dilakukan. "Kalau ada yang perlu dievakuasi, harus tahu dibawa ke mana. Itu harus dikuasai oleh Satgas Pam Wilayah. Lakukan survei secara detail," perintah Jenderal Andika.

Selanjutnya, Satgas Hiu atau Satgas Laut yang merupakan personel TNI AL. Satgas ini mengerahkan 13 kapal perang yang sudah dikerahkan untuk melakukan pengamanan. Belasan KRI ini kemarin sudah berada di perairan selatan Bali. "Mulai besok pukul 07.30 Wita (pagi hari ini) segera bergeser untuk menempati posisi yang telah ditentukan. Lakukan survei dari berbagai sektor pengamanan masing-masing KRI," lanjut jenderal lulusan Akmil 1987 ini.

Kemudian untuk Satgas Udara mengoperasikan 9 Fixed-wing. Saat ini sudah menghadirkan 4 Fixed-wing di Lanud Ngurah Rai. Selain itu 15 helikopter. Para personel dipersilahkan untuk melakukan survei dan uji coba sesuai dengan tugas masing-masing sehingga benar-benar menguasai. Selain itu Satgas Pengamanan Bandara dan Pelabuhan melakukan pertahanan udara yang dilakukan di masing-masing titik. Nanti ada 5 Bandara selain Bandara Ngurah Rai yang akan menjadi tempat parkir pesawat pendamping pesawat VVIP.

"Lakukan survei dan tidak mengganggu aktivitas penerbangan komersial. Di pelabuhan juga demikian. Siapkan semua sarana dan prasarana yang ada," tegasnya. Selain itu ada juga Satgas Medis. Satgas ini mengoperasikan 20 ambulans. Ada tiga RS yang jadi rujukan, yakni RSUP Prof IGNG Ngoerah Denpasar, RS Siloam di Nusa Dua, Kuta Selatan, dan RS Siloam di Sunset Road. Para personel pada Satgas ini diminta agar pergerakan ambulansnya sesuai sektornya.

Terakhir Satgas Komunikasi dan Elektronika. Personel dalam Satgas ini diminta untuk melakukan survei dan testing jaringan pada titik-titik yang ditentukan agar komunikasi berjalan lancar. "Besok saya hanya ingin mendengar semua personel sudah masuk ke posisi masing-masing. Saya kasih waktu dua hari untuk setiap Satgas melakukan survei. Paling lambat tanggal 10 November pagi saya akan datangi semua titik untuk melakukan pengecekan," tegas Jenderal Andika.

Sementara Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan sesuai arahan dan perintah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pelaksanaan KTT G20 ini tidak boleh melakukan kesalahan sekecil apapun. Dikatakannya, KTT G20 ini sangat penting untuk Indonesia, karena pertemuan ini akan kembali digelar di Indonesia 20 tahun lagi. Oleh karena itu, presiden perintahkan seluruh kekuatan TNI dan Polri harus satu padu dalam mengamankan kegiatan ini.

"Ini bukan pekerjaan mudah, tetapi bukan juga pekerjaan yang tidak bisa dilakukan. TNI dan Polri sudah punya pengalaman banyak dalam melakukan pengamanan," ungkap Luhut. Selain itu, kegiatan ini dinilai penting, karena perang Rusia dan Ukraina menjadi topik hangat yang membuat perekonomian dunia tidak baik. "Kita beruntung, kita termasuk dari sedikit negara di dunia yang mampu mengatasi keadaan ini. Ekonomi kita masih bisa tumbuh dengan baik, yaitu 5,72 persen. Suatu angka yang sulit dibayangkan," lanjitnya.

Luhut juga mengatakan, Indonesia menjadi primadona dunia sebagai sweet spot untuk investasi. "Kita harus bersatu padu. Tidak boleh ada yang merasa lebih hebat dari yang lain. Ini adalah pekerjaan teamwork. Negara kita ini adalah negara hebat. Pengamanan ini harus all out. Tidak boleh ada celah melakukan kesalahan," tandasnya. *pol

Komentar