nusabali

Lukisan Jadi Media Kampanye Jaga Bumi

  • www.nusabali.com-lukisan-jadi-media-kampanye-jaga-bumi

DENPASAR, NusaBali.com - Berpartisipasi menjaga kehidupan di bumi dari krisis iklim yang mengancam bisa dituangkan dalam ide-ide kreatif seperti lukisan.

Hal itu terlihat saat Komunitas 350.id Indonesia menyelenggarakan diskusi dan talk show bertema 'Seriuskah Dunia Melakukan Transisi Energi Untuk Meredam Krisis Iklim' bertempat di Amaris Hotel, Jalan Teuku Umar, Denpasar, Minggu (6/11/2022) malam.

Kegiatan dihadiri puluhan mahasiswa yang terdiri dari berbagai kampus di Denpasar. Mereka tampak antusias mendengarkan pemaparan dari seniman lukis asal Bali Made Muliana Bayak.

Pada kesempatan ini, sang seniman mengajak  melukis pada media kanvas yang sudah disiapkan untuk menyampaikan aspirasi terkait krisis iklim. 

"Silakan melukis atau mencoret-coret kanvas yang sudah tersedia ini, sebagai partisipasi kalian sebagai orang muda Bali untuk menuangkan ide-ide kreatif kalian terhadap krisis iklim yang melanda dunia," seru seniman yang  dikenal juga sebagai seniman Plasticology karena mengolah sampah-sampah menjadi instalasi seni.

Tampak puluhan peserta keseluruhan sangat antusias mengikuti instruksi itu, dan mereka bergegas menuangkan aspirasinya dengan melukis.

Berbagai macam hasil tercipta dari goresan-goresan kuas secara dadakan para peserta, seperti ada yang melukis ekskavator sebagai simbol eksploitasi alam, lalu ada yang menggambar simbol perlawanan terhadap perampasan lahan oleh oligarki, hingga hanya menuliskan ajakan untuk menjaga bumi saja.

"Karena melalui media lukisan, kita bisa tuangkan apapun inspirasi kita dan hal itu menjadi media kreatif sebagai bentuk  protes terhadap isu kerusakan lingkungan yang kerap terjadi saat ini," terang seniman lulusan ISI Denpasar.

Sementara itu Digital Organizer 350.id Indonesia Dian Paramita mengatakan pihaknya selaku penyelenggara kegiatan akan terus melakukan diskusi ataupun kegiatan kreatif lainnya terkait krisis iklim serta langkah-langkah apa yang harus dilakukan. 

"Ke depannya semakin sering kami adakan, maka makin banyak pula masyarakat yang terlibat," ujar Dian.

Lebih lanjut Dian menjelaskan bahwa transisi energi menurutnya salah satu cara agar meredam dampak dari krisis iklim ini.

"Transisi energi itu perlu disegerakan dan bukan hanya sebatas wacana semata, sebab dengan transisi itu tidak lagi membakar energi kotor fosil yang menyebabkan polusi atau emisi ke udara, tetapi beralih ke energi matahari atau angin dan energi bersih yang terbarukan," tuturnya.

Selain itu menurut aktivis lingkungan I Gede Robi Supriyanto alias Robi Navicula berpandangan bahwa krisis iklim bisa ditekan lajunya atau terselesaikan secara perlahan apabila pemerintah terkhususnya di Bali, bisa benar-benar mengimplementasikan arah suatu pembangunan berlandaskan pada filosofi lokal yaitu Tri Hita Karana.  

Ia pun mengatakan ketika melakukan suatu pembangunan ekonomi atau pembangunan apapun turut membawa konsep Tri Hita Karana di dalamnya, maka program itu akan disebut paling selaras. 

"Karena memperhatikan hubungan manusia dengan Tuhannya, hubungan manusia dengan sesama manusianya dan manusia dengan alam lingkungan,  jadi apapun yang kita lakukan baik itu individu secara pribadi maupun pemerintah harus memperhatikan tiga unsur yang termuat dalam konsep tersebut," tandas Robi, vokalis band rock terkenal asal Bali Navicula.*aps

Komentar