nusabali

Keris Jadi Media Pertajam Pikiran

  • www.nusabali.com-keris-jadi-media-pertajam-pikiran

DENPASAR, NusaBali
Saniscara Kliwon Landep, Sabtu (5/10), umat Hindu di Bali merayakan rahinan Tumpek Landep.

Pada hari ini umumnya umat Hindu mengupacarai peralatan terbuat dari besi dan sejenisnya, untuk memohon keselamatan kepada Sang Hyang Pasupati. Pun, di Prapen Wesi Aji, Banjar Tegal Kuwalon, Desa Sumerta Kaja, Denpasar Timur, puluhan keris diupacarai, dimaknai sebagai media penajam pikiran.

Keris-keris yang diupacarai tersebut umumnya dibuat di Prapen Wesi Aji, oleh Sang Pande Keris I Made Gede Suardika (Pande Made Suardika), 49. Lima bilah keris bahkan baru saja selesai dibuat. Seluruhnya dipasupati untuk mendapatkan anugerah dari Sang Hyang Pasupati. "Senjata (keris) itu menjadi tuntunan hidup, untuk diri kita dan keturunan nanti," ujar Pande Suardika, di sela kegiatan upacara.

Keris, kata Pande Suardika, merupakan simbol penyatuan tiga unsur, Brahma, Wisnu, Iswara. Selain itu Eka Aksara sampai Dasa Aksara yang merupakan simbol penguasa alam, juga ada di dalam makna sebuah keris.

Dalam pandangan masyarakat Bali, lanjut Pande Suardika, keris merupakan sebuah arca lingga. Keris merupakan salah satu media yang membuat umat Hindu di Bali menjadi satu, pikiran tajam terhubung dengan apa yang mereka yakini bersama.

Dia menyebut kemahakuasaan Tuhan tidak mungkin bisa dibayangkan oleh pikiran manusia yang sangat terbatas. Karenanya manusia memerlukan media seperti halnya arca lingga, untuk bisa mendekati Tuhan. "Sama seperti barong dan lainnya, merupakan sebuah arca lingga," tambah Pande Suardika yang tahun ini mendapat gelar kehormatan 'Ampu Suarna Laut Pulo' dari Kerajaan Pulau Laut, Kalimantan Selatan berkat kegigihannya melestarikan tradisi leluhur.

Sementara itu salah satu pemilik keris yang mengikuti upacara Tumpek Landep di Prapen Wesi Aji, Fernando R Srivanto, mengakui banyak pemaknaan Tumpek Landep yang masih kurang tepat sekarang ini. Seperti misalnya Tumpek Landep disebut upacara untuk sepeda motor atau mobil. Menurutnya Tumpek Landep adalah hari raya senjata.

Akademisi asal Jakarta ini mengatakan pada rahinan Tumpek Landep senjata dibicarakan dalam konteks pikiran. Pikiran ditajamkan kembali sebagaimana layaknya senjata.

"Tujuannya meneguhkan hati saya. Dalam dunia yang serba tidak pasti ini saya secara simbolik meneguhkan hati bahwa ke depan saya harus bisa lebih kuat dari kemarin," tandas pria yang sudah menulis puluhan buku berbagai genre ini. *cr78

Komentar