nusabali

Harga Cabai Merosot, Biaya Produksi Naik

Petani Terancam Rugi

  • www.nusabali.com-harga-cabai-merosot-biaya-produksi-naik

JAKARTA, NusaBali
Harga semua jenis cabai di pasar mengalami penurunan. Hal ini berdampak buruk bagi petani yang khawatir akan mengalami kerugian karena biaya produksi yang meningkat.

Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Abdul Hamid mengatakan saat ini penurunan harga cabai karena seiring dengan panen raya. Namun, di sisi lain biaya produksi petani meningkat karena harga pupuk dan obat-obatan untuk tanaman tinggi.

"Harga cabai relatif turun, karena memang ini panen raya. Pengertian kami kan harga normal itu Rp 40.000/kg sampai Rp 60.000/kg, kalau di atas itu tinggi, kalau di bawah Rp 40.000/kg rendah, nah sekarang rendah," katanya seperti dilansir detikcom, Senin (31/10).

"Biaya produksi tinggi, pupuk kan mahal, pengobatan itu obat-obatan juga mahal," lanjutnya. Hamid khawatir turunnya harga cabai diprediksi akan terus terjadi hingga akhir November ini. Saat ini diakui belum ada kerugian dari pihak pertani, namun jika kondisinya terus menurun ditakutkan akan mengalami kerugian.

"Kalau sekarang sih belum rugi, karena kan sudah menikmati, tapi kalau begini terus ya rugi juga akhirnya," ungkapnya.
Hamid mengatakan, petani cabai di Jawa ini memang tidak mengandalkan pupuk subsidi. Menurutnya pupuk subsidi tidak bagus hasilnya untuk pertanian cabai.

"Wah kita di Jawa nggak ngomong pupuk subsidi, pupuk subsidi ini kurang bagus, tanahnya nggak ngangkat buat cabai," pungkasnya.

Sebagai informasi, berdasarkan data Informasi Pangan Jakarta per 31 Oktober, harga cabai keriting turun Rp 2.796/kg menjadi rata-rata Rp 48.312/kg, harga cabai merah besar (TW) turun Rp 1.278/kg menjadi rata-rata Rp 50.419/kg, cabai rawit merah turun Rp 3.813/kg menjadi Rp 46.968/kg, dan cabai rawit hijau turun Rp 11.913/kg menjadi rata-rata Rp 34.000/kg. *

Komentar