nusabali

Gede Marayana Sandang Gelar Master Pendidikan di Usia 74 Tahun

Pencipta Pengalantaka Kalender Bali, Lulus Pascasarjana STAHN Mpu Kuturan

  • www.nusabali.com-gede-marayana-sandang-gelar-master-pendidikan-di-usia-74-tahun

SINGARAJA, NusaBali
Tokoh dan praktisi wariga asal Buleleng I Gede Marayana berhasil menuntaskan studi Pasca Sarjananya di Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan Singaraja dalam waktu dua tahun.

Pencipta pengalantaka sistem kalender Bali ini diwisuda bersama 182 orang wisudawan lainnya di Wisuda ke V STAHN Mpu Kuturan, Senin (31/10) pagi kemarin di Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja.

Ditemui usai wisuda Marayana mengaku semangat melanjutkan pendidikan dan mengambil jurusan S2 Pendidikan Agama Hindu berkat dorongan tokoh-tokoh Hindu. Awalnya dia pesimis bisa menyelesaikan pendidikan di usia yang sudah tidak muda lagi. Namun usahanya selama dua tahun penuh memberikan hasil yang memuaskan dan lulus dengan predikat sangat memuaskan dengan IPK 3,63.

“Tadinya saya menolak untuk melanjutkan karena berpikir untuk apa sih lagi mengejar gelar. Tetapi saya dapat dorongan dari pemerhati dan tokoh Hindu, setelah dijalani saya mendapat banyak ilmu,” ucap tokoh asal Banjar Dinas Galuran, Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng ini. Pria kelahiran tahun 1948 ini mengatakan dengan keberhasilan menuntaskan pendidikan S2, dia ingin menjadi orang tua yang bermanfaat dan menyampaikan ilmu kepada generasi muda dan masyarakat. Selama dua tahun terakhir Marayana mengaku berjuang sangat keras. Terutama dalam memahami dan memanfaatkan teknologi kekinian untuk mengikuti perkuliahan.

“Memang saya lemahnya di tulis menulis, sekarang kan semua pakai laptop, tetapi setelah dipelajari semuanya jadi lebih mudah,” imbuh Matayana yang juga praktisi ilmu wariga (astronomi) ini. Dia mengaku sangat bersyukur dapat menuntaskan pendidikan pasca sarjananya. Magister Pendidikan Agama Hindu disandangnya sangat sesuai dengan ilmu wariga yang dimiliki. Sebab wariga sangat erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat Bali.

Sementara itu dalam acara wisuda V STAHN Mpu Kuturan kemarin wisudawan total berjumlah 183 orang. Ratusan wisudawan tersebut berasal dari Program Strata I (S1) sebanyak 160 wisudawan dan Strata II (S2) sebanyak 23 wisudawan. Khusus untuk S1 dengan rincian Jurusan Dharma Acarya sebanyak 83 wisudawan, Dharma Duta sebanyak 49 wisudawan, Brahma Widya 23 Wisudawan, Dharma Sastra sebanyak 5 wisudawan. Ketua STAHN Mpu Kuturan, Dr Gede Suwindia SAg MA menyampaikan jika tahun 2022 menjadi tahun yang luar biasa bagi civitas akademika STAHN Mpu Kuturan Singaraja.

Bagaimana tidak, ada banyak capaian kinerja yang positif baik sisi pembangunan sarana prasarana maupun bidang akademik. Capaian akademik, STAHN Mpu Kuturan berhasil menuntaskan akreditasi institusi dengan predikat Baik Sekali. Di tahun yang sama STAHN Mpu Kuturan kembali menambah jumlah Prodi, baik pada jenjang Pasca Sarjana (S2) dan juga Strata Satu (S1).

Pada jenjang S2, menambah dua prodi yakni Prodi Magister PGSD dan Magister Ilmu Agama dan Budaya. Sementara pada jenjang S1 STAHN Mpu Kuturan menambah 3 prodi diantaranya Prodi Manajemen Hindu, Prodi Pendidikan Seni Keagamaan Hindu dan Prodi Hukum Adat. Dengan demikian total Prodi S1 sebanyak 12 prodi dan jenjang S2 sebanyak 3 prodi. Hingga kini STAHN Mpu Kuturan memiliki tenaga pendidik berkualifikasi Guru Besar sebanyak 1 orang, Doktor sebanyak 16 Orang dan S2  sebanyak 109 Orang. Sejumlah dosen juga sedang menempuh studi doktor di berbagai Universitas baik yang ada di Bali maupun di Jawa.

Capaian fisik, STAHN Mpu Kuturan Singaraja telah menuntaskan pembangunan gedung kelas, lab praktik keagamaan Pura Agung Mpu Kuturan. Suwindia berpesan agar lulusan tetap menjaga nama baik almamater dimanapun berada dan bertugas. Menurutnya, lulusan STAHN Mpu Kuturan tidak hanya diberikan ijazah beserta surat keterangan pendamping ijazah (SKPI), namun memiliki nilai lebih dibandingkan yang lulusan lainnya.

“Nilai plus kuliah di STAHN Mpu Kuturan Singaraja adalah tidak hanya ditekankan dari sisi Intelligence Quotient (IQ), tetapi juga Emotional Quotient (EQ) dan Spiritual Quotient (SQ). dan ini menjadi pembeda,” paparnya.

Sementara itu, Dirjen Bimas Hindu Kemenag RI, Prof Dr I Nengah Duija, MSi berharap agar lulusan tetap meneladani nilai-nilai karakter Mpu Kuturan, yaitu humanis, religius dan berbudaya. “Ini sebagai cerminan lulusan STAHN Mpu Kuturan agar tetap berdaya saing di berbagai bidang,” kata Duija. *k23

Komentar