nusabali

Terungkap Rahasia Klinik Pijat di Sanur Ini Disukai Turis

  • www.nusabali.com-terungkap-rahasia-klinik-pijat-di-sanur-ini-disukai-turis

DENPASAR, NusaBali.com – Berbekal tekad, klinik pijat terapis empat tahun silam, ‘Bali Mahasadu Massage Handmade’ di bilangan Sanur Denpasar Selatan yang diluncurkan empat tahun silam, eksis hingga saat ini.

Bukan hanya pengunjung lokal yang memanfaatkan layanan jasa ‘penyegaran’ badan ini, melainkan juga para wisatawan mancanegara. 

Dalam sehari, 5 hingga 8 pelanggan  dilayani di sini. Jumlah ini memang sedikit merosot dibandingkan sebelum pandemi Covid-19, saat Pulau Dewata banjir wisatawan.

Jika dirata-rata, jumlah pelanggan yang dilayani selama empat tahun mencapai 12.000 orang. 

“Jumlah ini saya kalkulasikan sederhana selama 4 tahun dan belakangan ini sudah kembali ramai,” ujar Ida Bagus Aditya Putra Pidada, Founder Bali Mahasadu Massage & Handmade,  Rabu (26/10/2022).

Pria yang menyandang disabilitas netra ini membuka usaha di Jalan Pantai Sindhu 5 Sanur sejak 28 September 2018.  Hal ini setelah ia menuntaskan program peningkatan SDM Professional Blind Therapist yang diinisiasi Dinas Sosial Provinsi Bali.  

Sebelumnya keterampilan dasar sudah diperolehnya saat bersekolah di SLB Negeri 1 Denpasar. 

Usaha klinik ini juga dimaksudkan membuka lapangan pekerjaan bagi para tunanetra yang dikenal memiliki ketrampilan baik dalam hal jasa pijat atau massage.  

Jumlah terapis yang ia ajak tiap harinya tidak menentu karena berstatus freelance. Hal ini ia disebabkan karena beberapa rekan kerja terapisnya juga memiliki pekerjaan di tempat lain. 

“Untuk terapis muda tunanetra  tiap harinya sampai saat ini masih freelance jadi tidak setiap hari berjaga. Namun klinik pijat biasanya dijaga oleh ibu atau adik jika saya sedang bekerja. Apabila ada yang ingin datang ketika saya tidak di rumah, terapis tunanetra muda profesional akan siap sedia setidaknya satu sampai dua jam setelah datang untuk membuat janji,” ujar penyiar di Radio Publik Kota Denpasar 92,6 FM ini.

Bali Mahasadu berkonsep massage house bergaya Bali dan klasik. Menggunakan ruang pijat berukuran 3 x 6 meter yang dilengkapi dengan 2 kasur pijat dan juga air conditioner (AC). 

Berbagai macam treatment juga disediakan seperti refleksologi, balinese traditional dan sport massage khas Bali Mahasadu. 

Pelanggan juga dapat memilih pengambilan tipe treatment yakni half body (setengah badan) atau full body (seluruh badan) untuk dipijat. 

Harganya pun terjangkau, dengan waktu treatment 30 menit sampai 2 jam, pelanggan klinik yang buka setiap hari pukul 09.00-22.00 WITA ini dikenai biaya Rp 75.000 sampai Rp 200.000.

Layanan yang baik berujung pada rating bagus  bintang 5 yang diberikan para pelanggannya di Google. 

“Dominan mereka mengetahui informasi kami dari Google Maps yang merekomendasikan tempat pijat terbaik di dekatnya ataupun mendapat rekomendasi dari tetangga dan masyarakat asli Sindhu, Sanur,” paparnya.

Untuk wisatawan mancanegara disebutkan dominan berasal dari Jerman, Korea Selatan, dan Australia.  

“Mereka mengatakan bahwa pelayanan pijat dan produk kami sangat berkualitas. Karena mereka juga dapat berdiskusi dengan terapis tunanetra di dalamnya,” papar juara I Digital Public Relation dalam Kompetisi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Nasional 2022 ini.

Selain menawarkan jasa pijat terapi, Gus Adit juga menyediakan produk dupa herbal aromaterapi, buku kumpulan puisi dan cerpen bernuansa sastra serta motivasi, baju berdesain menarik yang semuanya merupakan karya-karya para pemuda penyandang disabilitas Bali.

Ke depan, Gus Adit bercita-cita ingin segera bekerjasama dengan target maksimal bersama sejumlah hotel, vila, homestay dan komunitas di wilayah Sanur dan Denpasar Selatan, khususnya untuk memberdayakan SDM professional blind therapist pada pelanggan domestik dan mancanegara secara lebih luas. 

“Semoga Bali Mahasadu dapat menjadi usaha yang lebih besar dan profesional, senantiasa bermanfaat dan ada di hati masyarakat sehingga lebih dapat membantu sesama serta mampu dikenal luas di lintas negara,” harap alumnus Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar ini. *ris





Komentar