nusabali

Jalan Raya Marga-Apuan Jebol, Warga Galang Dana Bangun Jembatan Sementara

  • www.nusabali.com-jalan-raya-marga-apuan-jebol-warga-galang-dana-bangun-jembatan-sementara
  • www.nusabali.com-jalan-raya-marga-apuan-jebol-warga-galang-dana-bangun-jembatan-sementara
  • www.nusabali.com-jalan-raya-marga-apuan-jebol-warga-galang-dana-bangun-jembatan-sementara
  • www.nusabali.com-jalan-raya-marga-apuan-jebol-warga-galang-dana-bangun-jembatan-sementara

TABANAN, NusaBali.com – Ruas Jalan Raya Marga-Apuan yang terletak di Banjar Cau, Desa Tua, Kecamatan Marga, Tabanan jebol akibat gelombang air bah Tukad Yeh Kajang.

Terputusnya akses utama warga Desa Tua menuju wilayah Kecamatan Marga, Kecamatan Tabanan, dan kawasan wisata Bedugul, juga desa-desa lainnya di pusat perputaran ekonomi Kabupaten Tabanan ini terjadi pada Senin (17/10/2022) pukul 08.15 Wita.

Menurut keterangan Perbekel Desa Tua, I Wayan Budi Arta Putra, 52, hujan lebat sudah terjadi sejak pukul 21.30 Wita pada Minggu (16/10/2022) dan berterusan hingga Senin pagi. Cuaca ekstrem ini mengakibatkan saluran gorong jembatan Jalan Raya Marga-Apuan tidak mampu menampung debit air Tukad Yeh Kajang.

Selain itu, angin kencang pun mengakibatkan bambu di sepanjang bantaran Tukad Yeh Kajang roboh dan ikut terseret arus sungai. Melihat kejadian terburuk sangat memungkinkan terjadi, Perbekel Budiarta mengaku sudah bersiaga di dekat jembatan yang terletak di sebelah barat Griya Kemenuh Bukit Sari ini pada pukul 06.30 Wita, Senin pagi.


Dan benar saja pada pukul 07.30 Wita, air sungai mulai meninggi mendekati bibir jembatan dan debit air membesar sembari membawa batang bambu yang terseret arus. Kondisi ini pun mulai menggerus tanah dan senderan beton di bawah jembatan dan bantaran sungai dekat pemukiman warga.

Pada pukul 08.15 Wita, 15 meter dari akses jalan tersebut jebol dan terbawa arus Tukad Yeh Kajang. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, hanya saja kerugian material yang dialami belum dapat dipastikan.

“Kerugian ekonomi sudah pasti karena ini penghubung utama Kecamatan Marga, Baturiti, dan Penebel pun bisa. Aktivitas ekonomi jelas terganggu,” terang Perbekel Budi Arta ketika ditemui, Senin pagi.

Jembatan penunjang ekonomi warga tersebut, lanjut Budi Arta, merupakan infrastruktur tua yang ia sendiri tidak tahu kapan dibangun. Menurutnya, jembatan itu sudah ada sejak ia masih belia. Kemungkinan, kata Budi Arta, jembatan tersebut merupakan warisan zaman Jepang.

“Pembangunan kembali akses jembatan ini levelnya skala urgen. Satu-satunya jalan, dan harus bisa dilewati oleh mobil, harus itu, kalau tidak, masyarakat kami harus berputar puluhan kilometer,” tegas Budi Arta setelah berkomunikasi dengan Pemerintah Kabupaten Tabanan khususnya Dinas PUPRPKP.

Sementara itu, sebagian warga desa tidak mau berpangku tangan menunggu proyek dari pemerintah. Pantauan NusaBali.com di lokasi jembatan putus, beberapa warga terlihat berkumpul dan menggalang dana untuk membangun akses jalan sementara.

Menurut seorang warga yang memotori gerakan tersebut, I Ketut Dingkrik, 50, ia menggerakkan warga untuk menggalang dana darurat agar akses jalan yang terputus tersebut dapat segera dilalui kendaraan. Namun, Dingkrik tidak mau dicap sebagai orang yang melanggar hukum lantaran bergerak lebih dulu dari tindakan Pemkab Tabanan.

“Nanti saya pasang donatur sambil menunggu proyeknya dari pemerintah. Kalau diizinkan. Nanti, tiang bekerja sudah untuk kebaikan umum, susah payah, warga mengeluarkan dana, terus disalahkan, saya juga tidak mau,” cetus Dingkrik.

Akses sementara yang digagas tersebut, kata Dingkrik, akan dibuat dari bambu terlebih dahulu sembari menunggu dana dari donatur yang masuk. Ia bahkan menyerukan untuk dibuatkan papan besar berisi nama-nama donatur yang sudah mengeluarkan dana bagi pengembalian akses vital warga Desa Tua ini.

“Makanya tiang sekarang menggalang dana dan bergerak bersama warga yang demen belog ajum lah. Intinya tiang bekerja supaya bisa lewat dengan aman, dengan mudah, dengan nyaman,” ujar warga Banjar Cau, Desa Tua ini.

Ketika ditanya berapa dana yang dibutuhkan untuk dapat membangun akses sementara tersebut, Dingkrik enggan memperinci. Ia hanya menyerukan warga agar bergerak saja dulu dan gunakan dana yang sudah terkumpul.

Sampai NusaBali.com meninggalkan lokasi pada pukul 13.00 Wita, sudah sedikitnya Rp 1 juta dana berhasil digalang oleh warga desa dengan objek wisata Pohon Kayu Putih ini. *rat

Komentar