nusabali

IMF Prediksi 2023 Inflasi RI Meningkat

  • www.nusabali.com-imf-prediksi-2023-inflasi-ri-meningkat

JAKARTA, NusaBali
International Monetary Fund (IMF) atau Dana Moneter Internasional memprediksi inflasi Indonesia akan meningkat di 2023.

"Kebijakan yang tidak cukup ketat berisiko membuat inflasi menjadi mengakar, kebijakan yang lebih hawkish (longgar) pada suku bunga memerlukan biaya yang signifikan. Di sisi lain, kebijakan yang sangat ketat berisiko membuat ekonomi jatuh ke dalam resesi yang berkepanjangan. Mengingat proyeksi yang tidak pasti, beberapa bulan mendatang kemungkinan akan menguji keberanian bank sentral dalam meredam inflasi," tulis keterangan IMF.

IMF memperkirakaan angka inflasi Indonesia di kisaran 5,5 persen pada 2023. Sedangkan untuk 2022, IMF memperkirakan inflasi Indonesia mencapai 4,6 persen.

Hal itu tertuang dalam laporan terbaru IMF bertema World Economic Outlook: Countering the Cost-of-Living Crisis, dikutip liputan6.com, Kamis (13/10).

Angka inflasi Indonesia di tahun ini dan tahun depan dinilai lebih terkendali dibanding inflasi global yang diramal lebih tinggi yakni 8,8 persen di 2022. Sedangkan tahun depan, IMF memperkirakan inflasi global diproyeksi menurun di kisaran 6,5 persen.

Tak hanya Indonesia, IMF juga meramal laju inflasi di negara berkembang akan terus meningkat di kisaran 9,9 persen pada 2022, dan 8,3 persen di tahun 2023.

"Untuk pasar negara berkembang dan ekonomi berkembang, inflasi diperkirakan meningkat dari 5,9 persen pada 2021 menjadi 9,9 persen pada 2022," tulis laporan IMF.

Ternyata tak hanya negara berkembang yang diramal inflasinya, IMF juga memproyeksi terjadi lonjakan inflasi di negara-negara maju di kisaran 7,2 persen pada 2022 dan 4,4 persen di tahun 2023. Proyeksi tersebut naik sebesar 0,6 poin persentase dan 1,1 poin persentase pada 2022 dan 2023 dari proyeksi awal Juli 2022.

Misalnya, IMF memperkirakan inflasi Amerika Serikat mencapai 8,1 persen dan Zona Euro sebesar 8,3 persen pada 2022. Namun, IMF menilai laju inflasi di negara berkembang lebih tinggi dari global, hal ritu disebebkan perlambatan ekonomi di China, maka membuat pasokan pangan terbatas.

Di sisi lain, adanya berbagai kebijakan moneter negara maju turut mempengaruhi melonjaknya inflasi tahun ini. Maka dari itu, IMF menyarankan agar bank Sentral khususnya di negara berkembang lebih berhati-hati dalam menangani inflasi.

Disarankan, kebijakan moneter dalam hal suku bunga jangan terlalu ketat atau terlalu longgar. Jika ada kesalahan sedikit saja terhadap kebijakan moneter, mampu mendorong laju inflasi menjadi sulit dikendalikan. *

Komentar