Tunggu Harga Normal, Peternak Tunda Jual Babi

Para peternak pun menunda jual babi dan menunggu hingga harga normal. Seperti diketahui, pengiriman babi ke luar Bali sempat terhenti karena merebak kasus penyakit mulut dan kuku (PMK). Salah satu peternak serta pengepul babi di Bangli, Ida Bagus Putu Sinarbawa mengatakan harga babi ke luar Bali terus anjlok. Kran pengiriman ke luar Bali sebetulnya dibuka sekitar tiga pekan lalu, tapi sejak sepekan terakhir harga babi anjlok.

"Jika normalnya harga babi untuk dikirim ke luar Bali Rp 40.000-an/kg. Sekarang kisaran Rp 38.000/kg. Sedangkan harga di pasar lokal kisaran Rp 36.000/kg," ungkapnya Kamis (13/10).

Dia memperkirakan anjlok harga babi akibat stok di peternak melimpah. Mengingat sebelumnya kran pengiriman babi ke luar Bali sempat tutup beberapa bulan.

Peternak asal Banjar Sama Geriya, Desa Jehem, Kecamatan Tembuku, Bangli ini mengaku dirinya mengirim babi sepekan sekali. "Sekali pengiriman jumlah babi kisaran 80 ekor," ujarnya.

Melihat kondisi harga yang anjlok, pihaknya memilih untuk menahan pengiriman. Pihak berharap harga babi bisa kembali normal. "Terpaksa menahan babinya sementara. Saya tunggu dulu sampai harganya normal," akunya.

Di sisi lain, Humas Satgas PMK Bangli I Wayan Dirgayusa mengatakan viksinasi hewan ternak terus digencarkan. Setidaknya ada 21 tim tenaga vaksinator yang dilibatkan.

Tercatat, sampai saat ini capaian vaksin PMK di Bangli sebanyak 92 persen. Ini merupakan capaian vaksin dosis I untuk sapi. "Dari total populasi 42.800 ekor, dosis I untuk sapi sudah mencapai 39.644 ekor, atau 92 persen. Sedangkan dosis II capaiannya 18.914 ekor atau 42 persen.

Capaian vaksinasi babi saat ini 14.436 ekor dari total populasi 49.452 ekor. "Vaksinasi mencangkup seluruh kecamatan. Setidaknya ada 39 desa yang sudah divaksin babi. Diantaranya Kintamani 15 desa, Tembuku 6 desa, Susut 9 desa, dan Bangli 9 desa," jelasnya. *esa