nusabali

Perahu Mati Mesin, Nelayan ke Darat Pakai Dayung

  • www.nusabali.com-perahu-mati-mesin-nelayan-ke-darat-pakai-dayung

AMLAPURA, NusaBali
Perahu milik nelayan I Nengah Srinten,60, dari Banjar Tindih, Desa Datah, Kecamatan Abang, Karangasem, mengalami mati mesin saat menangkap ikan di tengah laut.

Di tengah cuaca memburuk, dia berupaya menyelamatkan diri hingga tiba di darat dengan menggunakan dayung. Srinten melaut, Rabu (5/10) pukul 15.00 Wita, tiba di Pantai Banjar Tegallanglangan, Desa Datah, Kecamatan Abang, Kamis (6/10) pukul 03.00 Wita. Informasi di lapangan menyebutkan, mulanya nelayan Srinten melaut pukul 15.00 Wita, setelah berlayar sejauh 3 mil dari pantai, perahunya mati mesin. Dia berupaya menghidupkan mesinnya, tetapi tidak berhasil. Maka, dia berupaya menyelamatkan diri dengan singgah di sebuah rumpon milik kelompok nelayan untuk berpegangan. Dengan berusaha tenang, Srinten melanjutkan perjalanan ke darat dengan mendayung dan singgah lagi di rumpon lainnya untuk istirahat. Dengan sisa-sisa tenaganya, dia berupaya mencapai daratan hingga sampai di Pantai Banjar Tegallanglangan, Desa Datah, pukul 03.00 Wita.

Biasanya nelayan tersebut kembali pukul 18.00 Wita, selama itu muncul di daratan, maka pihak keluarga korban menghubungi Perbekel Datah I Gede Suberata, selanjutnya Perbekel Datah I Gede Suberata mengontak Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Karangasem I Putu Eka Putra Tirtana, lanjut dilaporkan ke Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem. Namun, sebelum petugas Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem, dikoordinasikan I Gusti Ngurah Eka, bersama Balawista Desa Tulamben, Kecamatan Kubu,  melakukan pencarian, korban telah tiba di darat bertemu keluarganya.

"Saya melaporkan kasus itu, setelah Perbekel Datah melaporkan terkait salah satunya warganya belum kembali dari melaut," jelas I Putu Eka Putra Tirtana.

Selanjutnya petugas Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem mengorek keterangan dari nelayan I Nengah Srinten. "Secara fisik nelayan baik-baik saja, walau sempat terapung sekitar 12 jam, pukul 16.00 Wita-03.00 Wita," kata I Gusti Ngurah Eka.*k16

Komentar